Cahaya Aceh

Melihat Makam Teungku Chik Pante Kulu, Sang Ulama Kharismatik Aceh Pengarang Hikayat Prang Sabi

Di kelilingi pepohonan rindang dan pagar hitam, makam ulama kharismatik Aceh, Teungku Chik Pante Kulu masih terjaga hingga kini. 

Editor: Agus Ramadhan
Melihat Makam Teungku Chik Pante Kulu, Sang Ulama Kharismatik Aceh Pengarang Hikayat Prang Sabi - Makam-Teungku-Chik-Pante-Kulu-di-Desa-Lam-Leuot.jpg
SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK
Makam Teungku Chik Pante Kulu di Desa Lam Leuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar
Melihat Makam Teungku Chik Pante Kulu, Sang Ulama Kharismatik Aceh Pengarang Hikayat Prang Sabi - Penjelasan-sejarah-pada-Makam-Teungku-Chik-Pante-Kulu-di-Desa-Lam-Leuot.jpg
SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK
Penjelasan sejarah pada Makam Teungku Chik Pante Kulu di Desa Lam Leuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar

Laporan Sri Anggun Oktaviana

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Di kelilingi pepohonan rindang dan pagar hitam, makam ulama kharismatik Aceh, Teungku Chik Pante Kulu masih terjaga hingga kini. 

Terletak di Desa Lam Leuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, makam ini tampak teduh dengan pepohonan yang menaungi pusara berlapis keramik hitam. 

Nama sang ulama tertulis dengan aksara Arab di bagian kepala makam, meski kini coretan tersebut mulai memudar.

Ulama tersohor yang dikenal sebagai pengarang Hikayat Prang Sabi ini bernama lengkap Teungku Chik Muhammad Pante Kulu.

Ia lahir pada 1251 Hijriah atau 1836 Masehi di Gampong Pante Kulu, Kecamatan Titeue, Kabupaten Pidie, Aceh. 

Ia terlahir dalam keluarga yang sangat religius, keluarganya berasal dari kalangan ulama yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok ulama Tiro.

Sejak kecil, Teungku Chik Pante Kulu sangat gemar belajar Al-Quran dan ilmu agama berbahasa melayu dengan aksara Arab (Arab Jawi).

Lalu ia menimba ilmu di Dayah Tiro yang diasuh oleh Teungku Chik di Tiro Muhammad Amin Dayah Cut.

Setelah beberapa tahun menuntut ilmu, ia mendapat gelar Teungku di Rangkang atau asisten guru. 

Penjelasan sejarah pada Makam Teungku Chik Pante Kulu di Desa Lam Leuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar
Penjelasan sejarah pada Makam Teungku Chik Pante Kulu di Desa Lam Leuot, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar (SERAMBINEWS.COM/HENDRI ABIK)

Kemudian melanjutkan menimba ilmu ke Makkah sembari menunaikan ibadah haji.

Setelah empat tahun di Mekkah, ia menjadi ulama besar dan mendapat gelar Syekh atau Teungku Chik. 

Dan ketika Belanda menyatakan perang terhadap Kesultanan Aceh Darussalam di tahun 1873 Masehi, dirinya masih berada di Mekkah. 

Hingga ketika ia mengetahui peperangan tersebut, ia berniat pulang dan niatnya semakin menggebu ketika mengetahui Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman sahabatnya dalam medan perang dan mengemban jabatan sebagai Panglima Perang Kesultanan Aceh Darussalam.

Lalu di tahun 1881 Masehi Teungku Chik Pante Kulu pulang ke Aceh dengan kapal.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved