Cahaya Aceh

Menikmati Kuliner Indatu di Lamphoih Saka Pidie, Ada Apam Aceh hingga Canggruk

Selain menjadi kudapan kuliner khas warisan nenek moyang, Apam Aceh ini menjadi menu khas disajikan di bulan Rajab.

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Agus Ramadhan
Menikmati Kuliner Indatu di Lamphoih Saka Pidie, Ada Apam Aceh hingga Canggruk - seorang-anak-sekolah-sedang-menikmati-sajian-Apam-Aceh.jpg
SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI
seorang anak sekolah sedang menikmati sajian Apam Aceh di Lamphoih Saka, Pidie yang dijual seharga Rp 10.000 per porsi plus kuah santan.
Menikmati Kuliner Indatu di Lamphoih Saka Pidie, Ada Apam Aceh hingga Canggruk - Apam-Aceh-yang-dijual-di-Lamphoih-Saka-Pidie.jpg
SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI
Apam Aceh yang dijual di Lamphoih Saka, Pidie

Untuk di Pidie, warung disajikan Apam Aceh hanya ada satu-satunya di Lamphoih Saka

Kudapan tradisional ini semakin jarang ditemui, bahkan kian memudar dalam sajian sehari-hari.

Mukhlis, pemilik usaha Apam Aceh di Lamphoih Saka, mengatakan, awalnya ia mempunyai ide melestarikan kuliner warisan leluhur atau yang dalam bahasa lokal disebut makanan indatu karena makanan ini jarang ditemui.

Sehingga usaha dirintis hingga kini membuahkan hasil hingga sudah belasan tahun.

seorang anak sekolah sedang menikmati sajian Apam Aceh di Lamphoih Saka, Pidie yang dijual seharga Rp 10.000 per porsi plus kuah santan.
seorang anak sekolah sedang menikmati sajian Apam Aceh di Lamphoih Saka, Pidie yang dijual seharga Rp 10.000 per porsi plus kuah santan. (SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI)

Sehingga tempat ini menyuguhkan Apam sebagai makanan khas tradisional Aceh yang terbuat dari tepung dan santan sebagai bahan utama.

Makanan sejenis serabi ini disantap bersama kuah santan berisi potongan nangka dan pisang.

Rasanya maknyus saat apam yang berbahan dasar tepung beras diguyur dengan kuah santan dan disantap hangat-hangat.

Apam juga sering disajikan pada acara istimewa adat Aceh seperti di kenduri pesta pernikahan dan menyambut tamu lainnya.

Bahkan di Aceh, apam atau serabi biasanya disuguhkan kepada tamu yang melayat saat takziah atau tempat orang meninggal dunia.

Selain apam adalagi bu payeh yang berbahan utama tepung ketan. Bu payeh merupakan penganan sejenis lupis.

Bedanya jika lupis disantap bersama air gula merah, maka bu payeh disantap bersama kuah santan.

Ada juga canggruk yang teksturnya diolah dari sagu (beurenee, Bahasa Aceh) kudapan ini sama seperti apam disajikan dengan kuah santan.

Dengan santan sebagai pelengkap kudapan.

Bisa dibayangkan kan lezatnya? Warung Pusaka Indatu Kuliner di Lamphoin Saka ini buka sejak pukul 08.00 WIB hingga sore.

Begitulah sekilas cerita apam aceh warisan indatu. (*)

CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved