Cahaya Aceh

Berwisata ke Kapal di Atas Rumah Lampulo, Saksi Bisu Tragedi Tsunami Aceh 2004

Sebuah kapal kayu nelayan yang terdampar di atas rumah milik seorang warga, yang biasa disebut dengan “kapal diatas rumah”.

Editor: Agus Ramadhan
Berwisata ke Kapal di Atas Rumah Lampulo, Saksi Bisu Tragedi Tsunami Aceh 2004 - Kapal-kayu-di-atas-rumah-lampulo.jpg
SERAMBINEWS.COM/Aisyah Hartin
Kapal kayu yang terdampar diatas rumah milik warga saat bencana tsunami Aceh 2004 di Jalan Tanjung, Gampong Lampulo, Banda Aceh, Kamis (24/10/2024).
Berwisata ke Kapal di Atas Rumah Lampulo, Saksi Bisu Tragedi Tsunami Aceh 2004 - Tampilan-monumen-kapal-diatas-rumah-Lampulo-dari-jarak-dekat.jpg
SERAMBINEWS.COM/Aisyah Hartin
Tampilan monumen kapal diatas rumah Lampulo dari jarak dekat.

Laporan Aisyah Hartin

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004, meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi seluruh masyarakat di Aceh.

Gelombang air yang begitu dahsyat, memporak-porandakan seluruh rumah dan bangunan yang berada di Banda Aceh dan sekitarnya, tetapi juga meninggalkan jejak sejarah yang tidak terlupakan.

Salah satu saksi bisu dari betapa dahsyatnya gelombang air ini adalah sebuah kapal kayu nelayan yang terdampar di atas rumah milik seorang warga, yang biasa disebut dengan “kapal diatas rumah”.

Kapal ini berbobot 20 ton, dengan panjang 25 meter dan lebar 25,5 meter yang berlokasi di Jalan Tanjung, Gampong Lampulo, Banda Aceh.

Berada ditengah permukiman warga yang begitu padat, kapal diatas rumah ini juga menjadi monumen bersejarah dari bencana tsunami yang terjadi pada 2004 silam. 

Sebelum bencana itu terjadi, kapal kayu tersebut berada di pelabuhan ikan sedang dilakukan perbaikan.

Tampilan monumen kapal diatas rumah Lampulo dari jarak dekat.
Tampilan monumen kapal diatas rumah Lampulo dari jarak dekat. (SERAMBINEWS.COM/Aisyah Hartin)

Kemudian, saat air laut menghantam permukiman Gampong Lampulo, kapal tersebut terseret hingga 1 kilometer jauhnya dari tempat awal docking.

Lalu saat air laut surut beberapa menit kemudian, kapal kayu itu tersangkut diatas rumah warga milik ibu Abasyiah.

Nilawati, selaku penjual sekaligus pemandu objek wisata ini, mengatakan kapal kayu ini menjadi penyelamat bagi 59 orang korban bencana tsunami 2004 lalu. 

Kapal tersebut tidak diturunkan hingga saat ini dan dijadikan monumen bersejarah serta menjadi salah satu objek wisata yang menarik, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Monumen ini terdiri dari dua lantai yang dapat diakses oleh pengunjung, dimana pada lantai pertama terdapat puluhan nama warga gampong lampulo yang meninggal dunia pada bencana tsunami ini.

Sementara, pada lantai kedua terdapat beberapa foto penampakan kondisi Aceh setelah dilanda tsunami. 

Salsabila, pengunjung asal Pidie, memberikan pendapatnya setelah melihat objek wisata dan mendengar kisah mengenai kapal kayu tersebut.

"Ketika mendengar cerita wak kolak yang merupakan saksi dari musibah itu, sangat benar-benar terharu dan tidak menyangka kapal atas rumah tersebut dapat menyelamatkan beberapa nyawa," ujarnya.

Kapal kayu yang terdampar diatas rumah milik warga saat bencana tsunami Aceh 2004 di Jalan Tanjung, Gampong Lampulo, Banda Aceh, Kamis (24/10/2024).
Kapal kayu yang terdampar diatas rumah milik warga saat bencana tsunami Aceh 2004 di Jalan Tanjung, Gampong Lampulo, Banda Aceh, Kamis (24/10/2024). (SERAMBINEWS.COM/Aisyah Hartin)
Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved