Cahaya Aceh
Berwisata ke Kapal di Atas Rumah Lampulo, Saksi Bisu Tragedi Tsunami Aceh 2004
Sebuah kapal kayu nelayan yang terdampar di atas rumah milik seorang warga, yang biasa disebut dengan “kapal diatas rumah”.
Amat, pengunjung lain asal Simeulue, juga mengungkapkan rasa kagumnya setelah mendatangi monumen bersejarah itu.
"Saya cukup kagum bagi masyarakat Aceh yang sangat antusias dalam menjaga sebuah kapal sisa bencana Tsunami. Masyarakat di sini sangat mengenang bencana tsunami yang melanda mereka kala itu, bahkan sisa-sisa bekas tsunami mereka jaga dan rawat,"
"Berkunjung kemari merupakan salah satu kesenangan tersendiri bagi saya, di mana saya bisa melihat sendiri sisa-sisa akibat bencana tsunami,"
"Tapi yang paling saya kagum, terhadap masyarakat sekitar yang tetap menjaga kapal ini, padahal kalau di pikir ngapain kapal ini di sini, tidak di kembalikan saja ke tempat asalnya. Salut sama masyarakat di sini, " ungkapnya kepada Serambinews.
Kemudian, jika pengunjung ingin melihat kapal kayu ini dengan lebih dekat, terdapat jalan menanjak yang dapat dilewati menuju ke kapal.
Pada sekitaran monumen ini juga terdapat beberapa kios yang menjual pakaian berbordir motif Aceh, souvenir dan jajanan berkhas kan Aceh, yang dapat dibeli para pengunjung.
Hal ini juga berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar monumen.
Tempat ini ramai dikunjungi setiap hari Selasa, terutama ramai dikunjungi oleh negeri Jiran Malaysia.
Menurut pantauan Serambinews.com, kebersihan objek wisata ini terlihat sangat terjaga, dan terlihat rapi.
Serta kondisi kapal kayu yang tampak sangat terawat.
Monumen ini dijaga dan dirawat warga sekitar serta dikelola bersama Dinas Pariwisata Aceh.
Tempat ini dapat dikunjungi setiap hari pukul 08.00-18.00, objek ini juga tidak di pungut biaya, hanya ada kotak sumbangan untuk perawatan dari objek wisata tersebut.
Pengunjung hanya perlu membayar parkir Rp. 2000 saja.
Kehadiran monumen ini, bukan hanya sebagai pengingat tragedi, tetapi juga sebagai sarana untuk bermuhasabah diri atas bencana alam yang melanda Aceh.
Dengan setiap langkah menuju kapal, pengunjung tidak hanya melihat bangunan, tetapi juga merasakan getaran sejarah yang menyentuh hati, serta semangat juang masyarakat aceh untuk bertahan hidup pada kala itu. (*)
CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.