Cahaya Aceh
Melihat Masjid Rahmatullah Lampuuk yang Menjadi Saksi Bisu Gempa dan Tsunami Aceh 2004
Meskipun terjangan tsunami sangat dahsyat, Masjid Rahmattullah tetap berdiri dengan kokoh meskipun berada di dekat bibir pantai.
Laporan Sri Anggun Oktaviana
SERAMBINEWS.COM - Masjid Rahmatullah Lampuuk menjadi saksi bisu dari dahsyatnya bencana gempa dan tsunami yang meluluh lantakkan Aceh pada 26 Desember 2004 silam.
Gempa yang berkekuatan 9,3 magnitudo mengguncang Aceh yang kemudian gelombang tsunami pun menerjang kota Serambi Mekah itu dengan tinggi gelombang mencapai 30 meter, dengan kecepatan mencapai 360 kilometer per jam atau sekitar 100 meter per detik.
Meskipun terjangan tsunami sangat dahsyat, Masjid Rahmattullah tetap berdiri dengan kokoh meskipun berada di dekat bibir pantai dan sekelilingnya luluh lantak.
Bukan cuma tentang tsunami saja yang tergambar saat melihat masjid ini, tapi ada cerita menakjubkan lainnya yang menjadi sejarah berdirinya rumah ibadah di kawasan Lampuuk ini.
Seperti namanya, Masjid Rahmatullah bisa berdiri megah berkat rahmat dari Allah SWT, melalui hasil dari sarang burung walet.
Masjid Rahmatullah Lampuuk, merupakan sebuah masjid yang berlokasi di kemukiman Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Masjid yang juga dikenal dengan nama "masjid sarang walet" hanya membutuhkan waktu selama lima tahun untuk bisa berdiri megah.
Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1991 dan diresmikan pada tahun 1996.
Untuk dana pembangunannya, hampir 80 persen diperoleh dari hasil penjualan sarang burung walet.
Sisanya adalah swadaya dari masyarakat Gampong Lampuuk dan sekitarnya.
Diceritakan oleh Hamdan, yang merupakan tokoh masyarakat dan mantan imum masjid, sarang burung walet yang berada di gunung wilayah setempat, pada awalnya hanya memberi hasil panen dalam jumlah yang sangat sedikit, bahkan hampir tidak ada.
Ketika tempat ini dikelola oleh panitia masjid wilayah setempat, yang selanjutnya merencanakan hasil panennya untuk pembangunan masjid, mendadak sarang burung walet ini jadi melimpah ruah.
Dari yang awalnya hanya memberi hasil sedikit, setelah diniatkan untuk membangun masjid bisa menghasilkan hingga 200 kilogram sarang walet.
Menakjubkan lagi, usai masjid dibangun setelah lima tahun kemudian, kondisi sarang burung walet ini kembali seperti semula, yakni hampir tak memberikan hasil.
Atas cerita inilah, masjid yang berada di kawasan Gampong Lampuuk ini oleh masyarakat diberi nama Masjid Rahmatullah, karena pembangunannya benar-benar suatu rahmat dari Allah Swt, melalui hasil panen sarang burung walet.
Masjid Rahmatullah adalah satu-satunya bangunan di Lampuuk yang selamat dari bencana dahsyat tsunami Aceh tahun 2004.
Disampaikan oleh Hamdan selaku eks Imum Mukim dan salah satu penduduk Lampuuk yang berhasil selamat dari amukan tsunami, ketinggian air pada waktu itu hanya memperlihatkan bagian kubah masjid saja.
Namun pada awalnya ketinggian gelombang tsunami sempat menenggelamkan seluruh bangunan masjid, termasuk kubah, dan akhirnya baru pecah di bagian depan bangunan.
Saat bangunan lain disekitar rata disapu oleh tsunami, Masjid Rahmatullah hanya mengalami kerusakan kecil.
Hamdan memperkirakan ada sekitar 32 persen bangunan masjid yang mengalami kerusakan akibat tsunami.
Setelah bencana alam dahsyat tersebut, bangunan ini kemudian direnovasi atas bantuan dana dari Bulan Sabit Merah Turki.
Namun ada bagian bangunan yang memang sengaja ditinggalkan sebagai bukti sejarah bagi generasi ke depan.
Yaitu bagian dinding belakang masjid yang rusak karena dihantam oleh gelombang tsunami.
Meski sudah direnovasi, ada juga beberapa bagian lain yang tidak diubah.
Yaitu marmer lantai dan juga plafon masjid yang tidak diganti, atau dengan kata lain masih menggunakan desain awal saat masjid ini pertama dibangun.
Saat ini, masjid Rahmatullah menjadi objek wisata religi di Aceh yang banyak di kunjungi wisatawan untuk melihat sejarah tsunami 17 tahun silam.

Dengan bangunan masjid berwarna putih bersih dengan kubah berwarna hitam yang gagah ini menjadi saksi bisu tsunami yang pernah menerjang Aceh, kini masjid ini masih berdiri megah dan aktif di gunakan Masyarakat untuk menunaikan ibadah shalat 5 waktu.
Imum Mukim Lampuuk, Muntaran H Abdullah juga membenarkan cerita tersebut.
"Iya benar, ceritanya seperti itu," ujarnya.
Sementara itu, Gina Zahrina salah satu pengunjung masjid mengungkapkan bahwa ia ingin melihat bagaimana kondisi masjid saat di terjang tsunami di tahun 2004 silam.
“Aku sendiri kesini karna ingin melihat secara langsung gimana kondisi masjid Rahmatullah sekarang dan ingin melihat masjid ini saat tsunami dulu karena ada museumnya juga kan disini,” ungkapnya pada Serambinews.com, (22/10/2024). (*)
CEK ARTIKEL LAINNYA TENTANG WISATA ACEH DI SINI
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Aceh Optimalkan Wisman Malaysia |
![]() |
---|
Dalam 4 Bulan, Sudah 7,3 Juta Wisatawan Kunjungi Aceh |
![]() |
---|
Kunjungan Wisatawan ke Aceh Meningkat Tajam, Capai 7,3 Juta pada Awal 2025 |
![]() |
---|
Dari Jamuan Malam ke Arah Masa Depan: Wagub Aceh Ajak Dunia Tengok Keindahan Aceh |
![]() |
---|
Aceh Travel Mart 4.0, Gubernur Tegaskan Komitmen Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.