Konflik Palestina vs Israel

Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Normalisasi Hubungan dengan Israel Tanpa Pembentukan Negara Palestina

Pangeran Faisal pun kembali menegaskan posisi Riyadh, bahwa tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel tanpa adanya negara Palestina.

Editor: Faisal Zamzami
Middle East Monitor
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mendesak negara Barat segera menjatuhkan sanksi terhadap Israel dan para pejabatnya. Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud pada Kamis (26/9/2024), mengumumkan dibentuknya koalisi global untuk mendirikan negara Palestina. 

Saat ini, Arab Saudi tengah menginisiasi pertemuan pertama Aliansi Global untuk Implementasi Solusi Dua Negara.

Tujuannya adalah untuk memberikan tekanan bagi pembentukan negara Palestina, menurut media resmi.

Mengutip Middle East Monitor, Pangeran Faisal mengumumkan aliansi tersebut di Sidang Umum PBB pada bulan September, dengan menunjukkan aliansi tersebut mencakup negara-negara Arab, Islam, dan Eropa.

Dalam pidatonya saat pembukaan sidang, Pangeran Faisal menegaskan bahwa meningkatnya kekerasan dan pelanggaran Israel di Palestina dan Lebanon, mengharuskan masyarakat internasional mengambil sikap tegas.

Sikap yang diminta Pangeran Faisal untuk dunia adalah mengakhiri pelanggaran yang merusak peluang solusi dua negara dan mendorong ketidakstabilan yang lebih parah.

Ia juga menekankan perlunya gencatan senjata segera dan diakhirinya kebijakan impunitas, sembari menegaskan dukungan Kerajaan terhadap UNRWA dan peran pentingnya dalam menyediakan bantuan kemanusiaan, mengingat tantangan yang dihadapinya di wilayah Palestina yang diduduki.

Baca juga: VIDEO Hizbullah Ratakan Israel! 655 Roket Targetkan Fasilitas Militer IDF di Perbatasan Lebanon

 

Saudi meluncurkan inisiatif baru bulan lalu yang bertujuan menerapkan solusi dua negara untuk memungkinkan rakyat Palestina menerima hak-hak mereka untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Israel terus menolak untuk mengakui negara Palestina atau mendiskusikan langkah-langkah yang diperlukan agal hal itu terwujud. 

Pangeran Faisal menyebut komentar terbaru Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang tidak menyebut Palestina atau kebutuhan mengakhiri perang Gaza sangat memprihatinkan.

"Itu menunjukkan kepada saya bahwa terdapat kurangnya pemahaman terhadap realitas strategis. Kita berada di kawasan ini, kita terjebak di wilayah ini, kita semuanya, rakyat Palestina dan semua orang. Dan kita harus mencari cara untuk hidup berdampingan," ujarnya.


Jika hal tersebut tidak bisa diwujudkan, Pangeran Faisal mengatakan bahwa: "Kita akan terus mengalami siklus kekerasan yang tidak menguntungkan siapa pun kecuali para ekstremis."

Meskipun beberapa langkah perlu diambil untuk mengakui negara Palestina yang merdeka, Pangeran Faisal mengatakan bahwa hal tersebut tidak bergantung pada apakah Israel menerimanya atau tidak.

"Itu terkait dengan prinsip-prinsip hukum internasional. Dan menurut saya, resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengarah pada pembentukan negara Israel jelas juga mempertimbangkan negara Palestina. Jadi kita perlu mewujudkannya," tegasnya.

Israel Terus-terusan Bunuh Warga Gaza

Sebanyak 47 warga Palestina di Gaza tewas terbunuh dalam pemboman Israel pada Kamis (31/10/2024) malam waktu setempat.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved