Pemilu Amerika Serikat
Donald Trump: Lawan Saya Bukan Kamala Harris, Tapi Sistem Demokrat yang Rusak
"Saya tidak melawan Kamala Harris. Saya melawan sistem Demokrat yang rusak. Mereka bukan hanya lawan politik, tapi orang-orang jahat," ujarnya.
Penulis: Gina Zahrina | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Dalam rapat umum menjelang pemilu, mantan Presiden Donald Trump memberikan pidato berapi-api di hadapan ribuan pendukungnya di Grand Rapids, Michigan, Senin (4/11/2024).
Di malam penuh semangat itu, Trump menyatakan bahwa lawannya bukanlah Wakil Presiden Kamala Harris, tetapi sistem Demokrat yang ia sebut rusak dan telah mencemari Washington.
Trump membuka pidatonya dengan mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem korup di Washington, yang menurutnya merupakan ancaman bagi kemakmuran dan kebebasan rakyat.
"Saya tidak melawan Kamala Harris. Saya melawan sistem Demokrat yang rusak. Mereka bukan hanya lawan politik, tapi orang-orang jahat," ujarnya di depan pendukung yang memenuhi lokasi hingga tengah malam.
Dalam pidato tersebut, Trump menegaskan perjuangannya untuk membebaskan rakyat Amerika dari cengkeraman sistem yang ia pandang korup, mengklaim bahwa sistem ini menghancurkan nilai-nilai Amerika dan memaksakan agenda yang merugikan banyak orang.
Ia juga menyebut bahwa dirinya dan para pendukungnya adalah korban kebijakan dan tindakan yang ia anggap tidak adil. "Mayoritas diam kini bangkit. Besok, kalian harus datang dan memilih," katanya dengan penuh semangat, mengingatkan pentingnya pemungutan suara kali ini.
Trump juga menekankan bahwa masa depan Amerika dipertaruhkan. Bagi
Trump, pemilu kali ini bukan sekadar memilih presiden, melainkan kesempatan untuk melawan kejahatan yang ia sebut ada dalam pemerintahan.
"Ini adalah perjalanan luar biasa. Dan meskipun terasa menyedihkan karena banyaknya tantangan, kita ada di sini untuk menang. Besok, kita bisa menang jika kalian semua hadir," tambahnya, mendorong pendukungnya untuk berpartisipasi di TPS.
Pidato di Grand Rapids ini bukan hanya tentang melawan kandidat Demokrat, tapi juga sebagai simbol perlawanan terhadap sistem yang ia anggap telah mengecewakan rakyat Amerika.
Trump menggugah emosi para pendukungnya, menyebut kampanyenya sebagai perjalanan penuh tantangan yang belum selesai, dengan harapan mereka berpartisipasi untuk membawa perubahan.
Retorika Trump malam itu mempertegas keyakinannya bahwa pemilu ini bukan sekadar memilih presiden, melainkan referendum arah Amerika Serikat ke depan. Kritik tajam terhadap Demokrat dan sistem politik, serta dorongan bagi pemilih yang kecewa, diharapkan mampu memperkuat dukungan dan simpati bagi kampanyenya.
Di akhir pidato, Trump tak hanya bicara soal kebijakan, tetapi mengedepankan dirinya sebagai sosok pejuang yang melawan kekuatan yang ia anggap mengancam masa depan bangsa, mendorong pemilih untuk hadir dan membawa perubahan.
Siapapun yang nantinya terpilih sebagai presiden, pertempuran untuk mempertahankan prinsip dan nilai Amerika akan terus berlanjut.(*)
Jika Donald Kalah Pilpres Amerika tapi Menolak Meninggalkan Gedung Putih, Bisakah Ia Didakwa? |
![]() |
---|
Trump Ungguli Biden Dalam 'Jajak Pendapat Kue' yang Digelar Toko Roti di Pennsylvania |
![]() |
---|
Joe Biden Sapu Bersih Lima Suara Pertama Pilpres AS 2020, Ini Jadwal, Pengumuman, dan Pelantikan |
![]() |
---|
Pemilu AS Dimulai, Simpatisan 'Partai Republik Seumur Hidup' Nyatakan Pilih Joe Biden |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.