Berita Lhokseumawe

Warga Tolak Tampung Rohingya

Ada  sejumlah alasan lainnya. Intinya, kami menolak Rohingya di tempatkan di gampong kami. Mustamam, Warga Gampong Alue Lim 

|
Editor: mufti
SERAMBI/SAIFUL BAHRI
DEMO TOLAK ROHINGYA- Puluhan warga berdemo memprotes Pemko Lhokseumawe yang mewacanakan pemindahan 200-an warga etnis Rohingya ke desa mereka, di Gampong Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Rabu (6/11/2024). 

Ada  sejumlah alasan lainnya. Intinya, kami menolak Rohingya di tempatkan di gampong kami. Mustamam, Warga Gampong Alue Lim 

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Puluhan warga berdemo memprotes rencana Pemerintah Kota (Pemko) Lhokseumawe yang mewacanakan pemindahan 200-an warga etnis Rohingya ke desa mereka. Warga menggelar demonstrasi penolakan itu di dua lokasi, yakni Gampong Blang Panyang dan Alue Lim, Rabu (6/11/2024). Mereka pun langsung menghadang Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Lhokseumawe, T Adnan, beserta jajaranya, yang mengecek lokasi-lokasi sementara yang direncanakan sebagai tempat penampungan Rohingya pada Rabu (6/11/2024). 

Sebagaimana diketahui, saat ini ada sekitar 200 warga Rohingya yang ditampung di eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, kawasan Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe. Namun karena pada bulan ini kantor tersebut akan direhab, pemerintah pusat pun meminta Pemko Lhokseumawe  untuk mencari lokasi lain sementara untuk menampung warga Rohingya tersebut.

Itu sebab pada Rabu kemarin pejabat Pemko Lhokseumawe mengecek tiga lokasi, yakni di Desa Alue Lim, Desa Jeulikat, dalam wilayah Kecamatan Blang Mangat  dan Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu. Namun warga di tiga lokasi tersebut menolak daerah mereka dijadikan lokasi penampungan Rohingya.

Bahkan warga di Desa Alue Lim dan Blang Panyang, sempat membuat aksi demo dengan membawa spanduk dan sejumlah poster yang bertuliskan tentang penolakan mereka untuk menampung Rohingya.

Mustamam, warga Gampong Alue Lim menyatakan, mereka sepakat menolak Rohingya di tampung di daerah mereka karena sejumlah faktor. "Namun faktor utama dikarenakan takut akan timbul kecemburuan sosial sebagian warga setempat," katanya.

Selama ini memang pengungsi Rohingya mendapatkan perhatian dan bantuan berbagai fasilitas dari UNHCR dan IOM sesuai dengan standar internasional. Sedangkan masyarakat sekitar, menurut Mustamam, yang hidup di bawah garis kemiskinan tidak mendapatkan bantuan apa pun. "Ada  sejumlah alasan lainnya. Intinya, kami menolak Rohingya di tempatkan di gampong kami," pungkas Mustamam.

Sekdako Lhokseumawe, T Adnan, menjelaskan, pengecekan yang dilakukan pihaknya sesuai dengan  surat Pj Gubernur Aceh perihal dukungan penetapan tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya dan surat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemananan Republik Indonesia perihal permohonan pemindahan pengungsi etnis Rohingya dari eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe dan penempatan ke lokasi baru untuk sementara.

Dikatakan T Adnan, pengecekan yang dilakukan merupakan lokasi yang dinilai cocok bagi para pengungsi Rohingya agar dapat hidup dengan aman tanpa mengganggu kenyamanan warga lokal.  "Sudah kita cek di beberapa lokasi. Namun pada saat melakukan pengecekan ke lokasi tersebut, warga setempat menolak wacana Pemko yang akan menampung para pengungsi Rohingya," katanya.

Melihat kondisi ini, tambah T Adnan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Pemko Lhokseumawe juga harus mendengar aspirasi dari warga setempat agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. "Kami telah mendengar aspirasi warga setempat dan akan kami sampaikan ke tingkat yang lebih tinggi," pungkasnya.(bah)

 

Sulitnya Mencari Tempat Penampungan

Mencari tempat penampungan untuk imigran Rohingya di Aceh sepertinya tidaklah mudah. Warga sudah punya persepsi tersendiri terhadap para imigran tersebut. Hingga pukul 23.00 WIB tadi malam, puluhan pengungsi Rohingya masih berada di dalam 3 truk di Alun-Alun Tapaktuan, depan Kantor Bupati Aceh Selatan. Namun, puluhan lainnya terlihat masih duduk-duduk. Belum ada truk yang datang mengangkut mereka. Total jumlah mereka 152 orang, yang sebelumnya ditampung di Terminal Type C Labuhan Haji.

Tidak jelas mau dibawa ke mana para pengungsi itu. Petugas yang ditanyai Serambi hendak dibawa kemana para pengungsi itu, enggan menjawab. Namun, ada warga setempat yang menyebut akan dipindah ke luar Aceh Selatan. Hal ini karena warga setempat juga menolak menampung di desa mereka. “Mungkin dibawa ke Banda Aceh,” kata seorang tokoh masyarakat setempat kepada Serambi.   

Sebagaimana diketahui, 152 pengungsi Rohingnya yang selama ini ditampung sementara di Terminal Type C Labuhan Haji  sejak Kamis (24/10/2024) lalu, tadi sore dipindahkan oleh masyarakat  ke Alun-Alun Tapaktuan depan Kantor Bupati Aceh Selatan. Hal itu karena warga memberikan deadline 7 hari berada di Terminal Type C Labuhan Haji. Namun, hingga melewati batas waktu, pemerintah tampak tak peduli. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved