Opini
Mengatasi Obesitas dengan Personalized Nutrition
Data Riskesdas menunjukkan bahwa sebanyak 40,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan berlemak, 53,1% makanan manis, dan lebih dari 90% kurang meng
Oleh: Maulana Alhamdi Stivani dan Dr dr Zulkarnain MSc AIFO-K*)
OBESITAS bukan hanya persoalan penampilan, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan. Lebih dari 1,4 miliar orang dewasa di dunia mengalami kelebihan berat badan, dan lebih dari 500 juta di antaranya menderita obesitas.
Di Indonesia, prevalensi obesitas pada orang dewasa meningkat dari 11,7 persen pada tahun 2010 menjadi 15,4 % pada tahun 2013. Obesitas ini berperan sebagai faktor risiko utama bagi berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
Penyebab obesitas bersifat kompleks, dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, serta pola makan yang tidak seimbang.
Data Riskesdas menunjukkan bahwa sebanyak 40,7 % masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan berlemak, 53,1 % makanan manis, dan lebih dari 90 % kurang mengonsumsi sayur dan buah.
Kondisi ini menciptakan urgensi untuk pendekatan baru dalam menangani obesitas, termasuk penerapan nutrisi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan individu. Di sinilah pentingnya peran personalized nutrition.
Apa itu Personalized nutrition?
Personalized nutrition, atau personalisasi nutrisi, membawa konsep diet ke tingkat yang lebih tinggi dan spesifik, karena tidak ada satu pola makan yang cocok untuk semua orang. Untuk itu, penting bagi setiap individu memahami kebutuhan tubuhnya sendiri.
Pendekatan ini mempertimbangkan faktor genetik, respons metabolik, dan preferensi makanan untuk menciptakan solusi yang lebih efektif dalam mencapai berat badan ideal dan kesehatan yang optimal.
Dengan meningkatnya kasus obesitas di Indonesia, personalized nutrition menjadi metode baru yang dapat membantu individu mencapai berat badan ideal sekaligus menjaga keseimbangan nutrisi.
Sebagai contoh, seseorang dengan kecenderungan genetik terhadap obesitas mungkin akan lebih terbantu dengan rencana makan tinggi protein dan serat serta rendah karbohidrat olahan. Dengan pola makan yang disesuaikan dengan kebutuhan pribadi, metode ini dapat diterapkan secara berkelanjutan.
Perlu diingat, diet yang terlalu ketat sering kali tidak berhasil dan bahkan bisa berdampak buruk. Personalized nutrition mempertimbangkan informasi genetik dan biomarker individu sehingga pola makan yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Misalnya, beberapa orang mungkin memiliki respons yang lebih baik terhadap diet rendah karbohidrat, sementara lainnya lebih cocok dengan pola makan tinggi serat atau protein untuk mendukung metabolisme mereka.
Pendekatan ini juga memperhitungkan kebutuhan mikro dan makronutrien secara akurat, sehingga menjadikan asupan nutrisi lebih sesuai dengan kondisi tubuh individu.
Bagi penderita obesitas yang juga memiliki masalah kesehatan lain, seperti resistensi insulin atau peradangan kronis, personalized nutrition dapat membantu mengatur kadar gula darah dan mengurangi peradangan dengan memilih makanan yang mendukung penyembuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.