Perang Gaza

Tiap Hari Ada Pasien Meninggal, Rumah Sakit Gaza Utara yang Terkepung Memohon Belas Kasihan

Ada 24 pasien dialisis di Rumah Sakit Kamal Adwan, tetapi setelah pasukan Israel terus menyerang rumah sakit, 20 di antaranya pergi dan sekarang hanya

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/instagram
Sejumlah orang terluka tiba di Rumah Sakit Kamal Adwan menyusul penargetan sekelompok warga sipil di setelah gencatan senjata sementara berakhir. 

SERAMBINEWS.COM - Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, yang telah dikepung selama lebih dari sebulan sekarang.

Seorang pasien dialisis mengatakan bahwa orang-orang di rumah sakit tidak memiliki makanan atau air.

“Ada 24 pasien dialisis di Rumah Sakit Kamal Adwan, tetapi setelah pasukan Israel terus menyerang rumah sakit, 20 di antaranya pergi dan sekarang hanya kami berempat,” kata Fihmy Al Mabhoh.

Warga Palestina yang terluka dikelilingi oleh keluarga dan staf medis yang dirawat di lantai koridor karena kurangnya kapasitas kamar di Rumah Sakit Kamal Adwan yang terkepung di Gaza pada 6 Desember 2023.
Warga Palestina yang terluka dikelilingi oleh keluarga dan staf medis yang dirawat di lantai koridor karena kurangnya kapasitas kamar di Rumah Sakit Kamal Adwan yang terkepung di Gaza pada 6 Desember 2023. (SERAMBINEWS.COM/MEDSOS X)

“Kami tidak memiliki air minum atau makanan, bahkan sepotong roti pun tidak. Kami butuh belas kasihanmu. Kami adalah warga sipil yang damai dan tidak berdaya. Kami tidak ingin perang. Kita perlu hidup damai dan stabil.”

Baca juga: Jet Tempur Israel Bom RS Kamal Adwan di Gaza Melukai Bayi Baru Lahir, Staf Medis, dan Pasien

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hussam Abu Safia, telah menyerukan intervensi global yang mendesak karena kondisi di rumah sakit memburuk. 

Pasukan Israel menyerbu fasilitas tersebut pada bulan Oktober, menahan puluhan staf dan hanya menyisakan segelintir orang untuk merawat puluhan orang yang terluka dan sakit.

“Orang yang terluka meninggal setiap hari karena kami tidak dapat memberikan mereka operasi penyelamatan jiwa yang mereka perlukan,” kata Abu Safiya sebelumnya, dalam panggilan darurat lainnya dari rumah sakit. 

“Kami telah mendesak dunia untuk membantu kami tetapi tidak ada yang membantu kami. Penembakan Israel belum berhenti.”

Qatar Menarik Diri sebagai Mediator Utama Perundingan Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

Qatar akan menarik diri sebagai mediator utama untuk perundingan Gaza kecuali Israel dan Hamas berkomitmen penuh terhadap upaya gencatan senjata, kata sumber diplomatik kepada AFP, yang merupakan kemunduran terbesar dalam upaya mencapai gencatan senjata sejak perang dimulai lebih dari setahun yang lalu.

"Orang Qatar memberi tahu keduanya Israel dan Hamas bahwa selama ada penolakan untuk menegosiasikan kesepakatan dengan itikad baik, mereka tidak dapat terus melakukan mediasi," kata sumber tersebut tanpa menyebut nama.

"Sebagai konsekuensinya, kantor politik Hamas tidak lagi memenuhi tujuannya." 

Qatar, dengan Amerika Serikat dan Mesir, telah terlibat dalam negosiasi berbulan-bulan yang sia-sia untuk mengamankan kesepakatan yang akan mengakhiri perang di Gaza dan membebaskan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas.

Sumber itu mengatakan Qatar sudah memberi tahu kedua belah pihak, Israel dan Hamas serta pemerintah AS tentang keputusannya.

"Qatar menyampaikan kepada pemerintah AS bahwa mereka akan siap untuk kembali terlibat dalam mediasi ketika kedua belah pihak menunjukkan keinginan yang tulus untuk kembali ke meja perundingan," sumber tersebut menambahkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved