Kesaksian Warga Deliserdang: 3 Kali Diserang Puluhan Prajurit TNI, Ditodong Pistol, Diseret, Dipukul

Saat itu, sekitar 30 prajurit Armed memukuli pemuda di sekitar Dusun IV dan III secara membabi buta.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/GOKLAS WISELY
Sri Ulina Perangin-angin (35) saat diwawancarai di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, pada Selasa (12/11/2024). 

Reaksi Panglima TNI

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan kronologi insiden di Deliserdang beberapa waktu lalu.

Agus mengungkapkan insiden tersebut diawali dengan adanya anak-anak muda yang kebut-kebutan menggunakan sepeda motor.

 Anggota TNI, kata dia, kemudian menegur karena mengganggu dan meresahkan masyarakat khususnya terkait ketertiban di jalan.

 
"Terjadi adu mulut, perkelahian, kemudian maka terjadilah perkelahian massal," ungkap Agus kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Senin (11/11/2024).

"Karena kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu lah harus ditertibkan karena kan meresahkan masyarakat, mengganggu juga jalan-jalan umum," sambungnya.

Atas insiden tersebut, kata Agus, Pangdam I Bukit Barisan telah mengambil sejumlah langkah.

Langkah tersebut di antaranya menemui keluarga korban yang meninggal dunia dan mengobati warga yang menderita luka-luka.

 "Anggota pun sekarang sedang kita proses ya, di BAP," kata Agus. 
 
Perihal kemungkinan mereka yang terbukti terlibat akan dipecat, Agus mengajak untuk menunggu proses hukum selesai.

Menurutnya, jumlah para oknum terduga pelaku yang terlibat bisa bertambah atau berkurang sesuai dengan proses hukum yang berlaku.

"Ya nanti dari hasil pengembangan BAP itu akan bisa bertambah bisa berkurang," kata Agus.

 

Secara terpisah, Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan, Kolonel Dody Yudha, mengungkapkan bahwa proses hukum terhadap anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan tersebut sudah berjalan.

 "Oknum yang terkonfirmasi ikut dalam penyerangan ada 33 orang. Mereka sedang diperiksa oleh Polisi Militer Kodam I BB," kata Dody.

Dody juga menyebutkan bahwa Pangdam I Bukit Barisan telah melaksanakan jam komandan di Armed-2 untuk memberikan arahan kepada seluruh prajurit.

 Selain itu, Pangdam I Bukit Barisan memimpin mediasi langsung dengan warga Desa Selamat.

"Intinya, kami memastikan kejadian serupa tidak akan terulang, dan diharapkan suasana di sana segera kondusif," tambahnya. 

 Saat ditanya mengenai penyebab penyerangan, Dody menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung.

Dugaan sementara, penyerangan terjadi setelah terjadi perkelahian antara anggota TNI dan beberapa pemuda warga Desa Selamat pada Jumat sore.

Perkelahian tersebut bermula dari cekcok antara anggota TNI dan warga yang melintas di jalan. 

Proses Hukum Akan Dijalankan

 Panglima Kodam I Bukit Barisan, Letnan Jenderal Mohamad Hasan, yang hadir dalam acara pemakaman, menyampaikan permintaan maaf atas tindakan anggota TNI yang terlibat.

"Saya sudah bertemu dengan pihak keluarga Bapak Raden Barus, termasuk beberapa yang keluarganya masih dirawat. Kami menyampaikan permohonan maaf dan memastikan bahwa peristiwa ini tidak akan terulang lagi," kata Hasan saat menyampaikan belasungkawa.

Ia juga berjanji akan memproses hukum semua anggota Armed-2 yang terlibat dalam penyerangan tersebut. 

Hasan menambahkan bahwa delapan korban luka berat kini sedang dirawat di Rumah Sakit Putri Hijau milik Kodam I Bukit Barisan.

"Kami memastikan anak-anak kita yang masih dalam perawatan kami tangani sebaik-baiknya," ujar Hasan.

Namun, Hasan enggan memberikan keterangan lebih lanjut ketika wartawan mencoba mewawancarainya mengenai peristiwa penyerangan tersebut.

 

Baca juga: HRD Minta Semua Saksi Mu’Min Catat, Rekam dan Laporkan Semua Dugaan Pelanggaran Pilkada

Baca juga: Jubir KPA Pusat, Azhari Cage: Intruksi KPA Pusat Untuk Dukung Mualem - Dek Fadh dan Paslon dari PA

Baca juga: Emas Antam Merosot Tajam di Sesi Perdagangan Per 12 November 2024, Cek Rincian Lengkapnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved