Penampakan Gorong-gorong Tempat Kaburnya Gembong Narkoba asal Aceh Murtala Ilyas dari Rutan Salemba

Selain menjebol teralis kamar sel, tujuh narapidana kasus narkoba juga menggunakan jalur gorong-gorong saat kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat

Editor: Faisal Zamzami
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Saluran air atau gorong-gorong yang menjadi pintu keluar tujuh narapidana kasus narkoba, Murtala Ilyas cs, saat kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat, pada Jumat (15/11/2024). 

"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," kata Tony saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa lalu.


Investigasi yang dilakukan meliputi pemeriksaan internal terhadap para petugas Rutan Salemba yang bertugas ketika ketujuh tahanan melarikan diri dari dalam sel.

Diharapkan dalam waktu dekat tujuh tahanan Rutan Salemba yang melarikan diri tersebut dapat segera diamankan petugas gabungan dari Ditjenpas dan aparat kepolisian.

"Rutan Jakarta Pusat bersama Ditjenpas juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat. Mohon dukungan masyarakat," kata Tony. 

Baca juga: Rekam Jejak Gembong Narkoba asal Aceh Murtala Ilyas, Bandar Sabu Internasional yang Terjerat TPPU

Kesaksian Penjaga Keamanan 

Effendi (61 tahun), salah seorang penjaga keamanan RW 04 menceritakan kronologi yang diketahuinya terkait kaburnya ketujuh narapidan dari Rutan Salemba.

Effendi mengatakan, pada Senin (11/11/2024) malam itu, kondisi di jalan Percetakan Negara IX atau sisi kiri Rutan Salemba terbilang sepi dan sunyi.

Sebab, pada sore hingga malam, hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Dia juga sempat mendengar para petugas Sipir Rutan Salemba tengah menggelar apel malam pada pukul 20.00 WIB. 

Hal itu diketahuinya karena memutuskan berangkat tugas berjaga lebih awal lantaran rawan terjadi tindak kejahatan di daerah tersebut selepas hujan.

Padahal, dia biasa betugas berjaga mulai pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB esok harinya.

Pada Senin malam itu, Effendi menyebut tidak ada aktivitas ataupun orang-orang yang berkumpul dekat gorong-gorong, tempat para narapidana kabur.

Dia berjaga bersama dua orang rekannya. Sesekali, mereka berbagi tugas untuk berpatroli atau berkeliling di kawasan RW 04 Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

“Saya di sini jaga bertiga, enggak liat ada kegiatan orang dekat sini. Hanya warga sekitar yang keluar masuk, kalau warga saya pasti kenal kan. Habis hujan juga, jadi sepi di daerah sini,” kata Effendi menceritakan peristiwa malam itu.

Tak terasa, azan salat subuh berkumandang di sekitar Jalan Percetakan Negara IX. Effendi pun memutuskn untuk izin kepada rekannya untuk menunaikan salat subuh dan pulang ke rumah. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved