Pasangan SAH Janji Wujudkan Aceh Timur Pro Rakyat Lewat Program Inovatif

Dengan pendekatan yang inovatif, mereka optimis mampu membawa perubahan nyata bagi masyarakat Aceh Timur, khususnya kalangan kurang mampu.

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur Nomor Urut 1, H Sulaiman Tole dan Abdul Hamid, tampil mencuri perhatian publik dengan serangkaian program yang mereka tawarkan.

Dengan pendekatan yang inovatif, mereka optimis mampu membawa perubahan nyata bagi masyarakat Aceh Timur, khususnya kalangan kurang mampu.

Program unggulan: realistis dan berdampak langsung.

Saat debat publik pada Selasa (12/11), dua program unggulan pasangan ini, yakni “Peng Jajan Aneuk Sikula” dan “Santunan Adek Bayek”, menjadi sorotan.

Meski sempat diragukan oleh pasangan calon lain karena keterbatasan anggaran daerah yang hanya Rp1,9 triliun, Sulaiman Tole yakin program-program tersebut bisa diwujudkan.

“Kami sudah melakukan perhitungan matang. Program ini bukan sekadar janji, tetapi solusi nyata untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” tegas H Sulaiman Tole.

Baca juga: Sulaiman Tole-Abdul Hamid Janjikan Transformasi Sistem Kesehatan Aceh Timur, Ini Program Unggulannya

Santunan untuk bayi baru lahir

Melalui program “Santunan Adek Bayek”, setiap bayi yang lahir akan menerima bantuan sebesar Rp1 juta.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Aceh Timur mencatat sekitar 6.000 kelahiran per tahun. Dengan demikian, anggaran yang diperlukan hanya sekitar Rp 6 miliar.

“Saat ini, anggaran daerah sering tidak tepat sasaran. Misalnya, dana untuk pencegahan stunting kerap habis untuk kegiatan seremonial. Kami akan mengalihkannya langsung ke bayi, memastikan 1.000 hari pertama mereka mendapatkan nutrisi yang cukup,” jelasnya.

Baca juga: Pemuda Pancasila Aceh Timur Deklarasi Dukungan untuk Sulaiman Tole-Abdul Hamid

Dukungan untuk pendidikan anak sekolah

Program “Peng Jajan Aneuk Sikula” bertujuan menghapus hambatan ekonomi bagi anak-anak untuk bersekolah.

Bantuan ini menyasar sekitar 14.000 siswa dari keluarga miskin yang belum menerima bantuan lain, seperti PKH atau KIP.