Berita Abdya
Ulama Abdya Abu Salam Suak Meninggal, Berikut Tentang Guru Tarikat yang Rutin Gelar Suluk Itu
Abu Salam meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Peukan (RSUD-TP) Abdya, Senin (18/11/2024) sekira pukul 15.00 WIB.
Penulis: Taufik Zass | Editor: Mursal Ismail
Abu Salam meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Peukan (RSUD-TP) Abdya, Senin (18/11/2024) sekira pukul 15.00 WIB.
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Innalillahi wainna ilaihi rajiun.
Ulama kharismatik asal Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Abuya Syeikh H Abdussalam Al-Ghaliby atau yang lebih dikenal Abu Salam Suak, berpulah ke Rahmatullah.
Abu Salam meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Peukan (RSUD-TP) Abdya, Senin (18/11/2024) sekira pukul 15.00 WIB.
Informasi meninggalnya Abu Salam Suak, yang merupakan Pimpinan Dayah Darul Ulumuddiniyah, Desa Rambong, Kecamatan Setia, Kabupaten Abdya ini begitu cepat tersebar luas di kanal WhatsApp.
"Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Abuya Syeikh H Abdussalam Al- Ghaliby (Abu salam Suak), Pimpinan Dayah Darul Ulumuddiniyah, Suak, Kecamatan Setia Kabupaten Abdya," demikian isi pesan berantai dalam Group WhatsApp, Senin (81/11/2024).
Seperti diketahui, Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby, merupakan salah seorang tokoh ulama berpengaruh di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Baca juga: VIDEO Lebih 700 Situs Penting Israel Hancur dan 29 Jet Tempur Ditembak Jatuh hanya dalam 2 Bulan
Ulama kelahiran Panton Labu, Jamboe Aye, Aceh Utara, 28 Agustus 1943 ini, memimpin Dayah Darul Ulumuddiniyah, sebuah pesantren berlokasi di Desa Rambong, Kecamatan Setia, Abdya, sekitar 8 kilometer sebelah timur Kota Blangpidie.
Salah satu dayah terkenal di Abdya itu didirikan almarhum Syeikh H Muhammad Yatim bin Marby Al-Khalidy pada 21 Januari 1952 (15 Dulkaedah 1372 Hijriah), orangtua dari Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby.
Anak-anak dari almarhum Syeikh H Muhammad Yatim yang masih hidup sekarang ini, selain Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby, juga Drs Tgk H Asnawi MY, Tgk Abdul Majid MY, Tgk Tarjuddin MY, dan Laila.
Abuya, memimpin Dayah Ulumuddiniyah sejak tahun 1989 hingga sekarang (2020), setelah menamatkan pendidikan di Akademi Dakwah dan Bahasa di Jakarta tahun 1988.
Seperti dayah umumnya di Aceh, Pesantren Darul Ulumunidiyah, mengajarkan santriwan-santriwati membaca beragam kitab dan pendidikan rohani bagi jamaah Tarikat Naqsyabandiyah Mu’tabarah.
Dayah ini telah mencetak ratusan alumni pendidikan agama, dan sebagian besar di antara mereka saat ini menjadi pimpinan dayah di sejumlah tempat di Aceh.
Baca juga: VIDEO Sirene Meraung di Haifa usai Dihujani Roket Hizbullah! Wali Kota: Kami Tak Diberi Ampun
Ada juga beberapa orang berkarir menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Para alumni tergabung dalam sebuah organisasi dinamakan Rabitah Ikhwani Alumni Dayah Darul Ulumuddiniyah (RIAD) dan Abuya Abdussalam Ghaliby, dipercaya menjabat Ketua Umum RIAD Provinsi Aceh sejak 2010 sampai sekarang.
Selain sebagai tempat santri belajar membaca berbagai kitab, Dayah Darul Ulumuddiniyah juga menjadi pusat pendidikan rohani para jamaah Tarikat Naqsyabandiyah Mu’tabarah, dan Abuya Abdussalam Ghaliby merupakan mursyid atau guru utama tarikat.
Tingkatan guru di bawah mursyid adalah Sa’dul khulafah dan Dewan Khalifah.
Implementasi pendidikan rohani terhadap para jamaah tarikat, di Dayah Darul Ulumuddiniyah, Desa Rambong, Setia, Abdya, setiap tahun digelar kegiatan ibadah yang sangat kental nuansa islami, dinamakan ibadah suluk atau sulok.
Dalam setahun, sedikitnya tiga kali dilaksanakan ibadah suluk, masing-masing 10 hari pada bulan Rabiul Awal, 30 hari pada bulan Syakban (Ramadhan) dan 10 hari pada bulan Zulhijjah.
Baca juga: Kabar Baik, Peserta Tak Lolos Hasil SKD di TWK dan TKP Boleh Ikut SKB, Ini Syaratnya
Sebagai mursyid utama ibadah suluk adalah Abuya Abdussalam, dibantu Sa’dul khulafah dan Dewan Khalifah. Kegiatan ibadah suluk dikelola sebuah panitia yang khusus dibentuk untuk itu.
Saban tahun, terutama pada bulan Ramadhan, tidak kurang 500 jamaah suluk dari sejumlah kabupaten/kota di Aceh tumpah ke Dayah Darul Ulumuddiniyah Abdya.
Suluk (sulok) atau kaluet merupakan ibadah yang menyerahkan atau mendekatkan diri secara total kepada Allah SWT.
Jamaah suluk berusaha melepaskan diri dari semua urusan duniawi.
Selama menjalankan ibadah suluk, jamaah tidak mengonsumsi makanan yang mengadung darah, tidak boleh mengonsumsi makanan melezatkan, hanya makan sayuran-sayuran, dan porsi makanan pun dikurangi.
Abuya Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby kepada SerambiWIKI, Kamis (10/12/2020) menjelaskan, pantangan bagi jamaah suluk memakan makanan mengandung darah untuk mengekang hawa nafsu.
Baca juga: Putin: Penggunaan Rudal Jarak Jauh AS oleh Ukraina, Berarti NATO Berperang Lawan Rusia
Karena selama melaksanakan ibadah suluk, jamaah hanya semata-mata melaksanakan amal kebijakan (takhalli dan tahalli), dan meninggalkan semua urusan duniawi. (*)
Reses di Gunong Cut, Warga Minta Jembatan hingga Mediasi Batas Gampong ke Ketua DPRK Abdya |
![]() |
---|
Ditemukan di Box ATM, Anak Telantar Asal Babahrot Dapat Pendampingan Dinsos |
![]() |
---|
Aneuk Syuhada Minta Pemkab Abdya Evaluasi Tambang, HGU Sawit, dan Aset Daerah |
![]() |
---|
ODGJ Mengamuk dan Tendang Meja di Depan Masjid Agung Abdya, Begini Nasibnya |
![]() |
---|
Paten! RSUD-TP Abdya Beri Edukasi Kesehatan THT bagi Pasien Rawat Jalan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.