Pidie
Kekerasan di Pesantren Nomor Dua Setelah Perguruan Tinggi, Ini Penjelasan Kadis Pendidikan Dayah
Dikatakan, saat ini, semua dayah di kabupaten/kota telah membentuk tim pengawas di dayah, seiring terjadi aksi kekerasan dan bullying...
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Eddy Fitriadi
Saat ini, Aceh menjadi sorotan dari luar terhadap kekerasan di dayah, mengingat Aceh dipayungi Syariat Islam.
"Syariat Islam itu kan harus aman dan nyaman, konon lagi di lembaga pendidikan. Sehingga jadi fokus dan sentral perhatian dari luar," jelasnya.
Kata Dr Munawar, dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan dayah di Aceh, dirinya mengultimatum terhadap guru yang terlibat kekerasan dikeluarkan saja.
Guru tersebut harus diblacklist, sehingga tidak ada kesempatan mengajar di dayah lain. Tapi, yang terjadi selama ini, bahwa guru tersebut dikeluarkan di pesantren A justru diterima di pesantren B.
Jika guru tersebut adanya kelainan seksual, maka guru itu akan ditularkan kepada satri lain di pesantren berbeda. Bukti itu berdasarkan hasil kajian dilakukan mahasiswa. Guru diterima mengajar di pesantren dan dayah itu diuji kopetensi, yang berbeda dengan guru diterima di dayah salafi.
Ia menambahkan, dayah juga harus ada psikiater untuk menangani anak yang trauma dampak kekerasan. Sebab, ada kasus dampak kekerasan, si anak tidak mau jumpa orang tua akibat trauma berat.
Selain itu, ada santri yang memang telah jadi geng sebelum masuk dayah. Sehingga saat masuk dayah, santri itu membawa gaya geng itu ke dalam dayah.
"Ini yang sangat membahayakan, sebab mengusik suasana dayah yang telah baik, yang tiba-tiba rusak dengan hadirnya santri tersebut. Makanya anak terkadang tidak baik bukan faktor lingkungan dayah, tapi faktor dari luar dibawa santri," ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.