Konflik Palestina dan Israel
Perdamaian Antara Israel dan Hizbullah Sudah di Ambang Pencapaian, Ini Kata Utusan AS
Misi diplomatik Hochstein ini menjadi upaya terakhir pemerintahan AS yang akan segera berakhir untuk menengahi gencatan senjata
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM - Konflik yang berkembang antara Israel dan Hizbullah telah memasuki tahap kritis, dengan upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata semakin intensif.
Pada hari Selasa (19/11/2024), Amos Hochstein, utusan Gedung Putih, mengungkapkan bahwa ada "kesempatan nyata" untuk mengakhiri perang ini dan menegaskan bahwa perbedaan di antara pihak-pihak yang bertikai semakin menyempit.
Hochstein, yang mengunjungi Beirut setelah pertemuan dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, mengungkapkan harapannya bahwa dalam beberapa hari ke depan, sebuah keputusan tegas mengenai gencatan senjata akan tercapai.
Misi diplomatik Hochstein ini menjadi upaya terakhir pemerintahan AS yang akan segera berakhir untuk menengahi gencatan senjata antara Lebanon dan Israel.
Pada saat yang sama, posisi Lebanon terkait dengan proposal gencatan senjata AS mulai terlihat lebih jelas. Berri mengungkapkan bahwa "situasi secara prinsip baik", meskipun beberapa rincian dari proposal tersebut, terutama rincian teknis, masih perlu dibahas lebih lanjut.
Konflik ini dimulai pada September lalu ketika Israel memulai ofensif besar-besaran terhadap Lebanon, melancarkan serangan udara yang menghancurkan wilayah luas dan mengirimkan pasukan ke selatan Lebanon.
Serangan tersebut dilancarkan sebagai tanggapan atas serangan lintas perbatasan dari Hezbollah, yang telah memperpanjang permusuhan yang berlangsung hampir setahun.
Hezbollah menyatakan bahwa mereka bertindak dalam solidaritas dengan Hamas setelah serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang Gaza.
Israel, dalam serangannya, bertujuan untuk meruntuhkan kemampuan militer Hezbollah dan mengamankan kembalinya puluhan ribu warga Israel yang telah dievakuasi dari wilayah utara.
Serangan udara Israel baru-baru ini telah menewaskan dua orang di distrik Chiyah di pinggiran selatan Beirut, sementara pada hari Selasa, Hezbollah menembakkan lebih dari 30 proyektil ke Israel, beberapa di antaranya berhasil dicegat.
Di tengah perang yang semakin intensif, 10.000 pasukan penjaga perdamaian PBB, yang tergabung dalam misi UNIFIL, tetap bertugas di selatan Lebanon.
Meskipun beberapa kali menjadi sasaran serangan, UNIFIL terus berusaha menjaga stabilitas di wilayah tersebut. Pada hari Selasa, UNIFIL melaporkan bahwa pasukan penjaga perdamaian dan fasilitas mereka menjadi target dalam tiga insiden terpisah.
Empat penjaga perdamaian asal Ghana terluka akibat serangan roket yang menghantam pangkalan mereka di selatan Lebanon.
Di tengah ketegangan ini, ada perkembangan yang mengkhawatirkan terkait kesatuan pasukan UNIFIL. Juru bicara UNIFIL mengungkapkan bahwa Argentina telah menarik tiga petugas dari pasukannya, meskipun alasan penarikan tersebut tidak dijelaskan.
Lebanon, yang telah menerima proposal gencatan senjata AS, menegaskan bahwa mereka akan mempertahankan sikap tegas mengenai beberapa ketentuan penting.
Israel Serang Rumah Sakit Nasser di Gaza, 15 Orang Tewas Termasuk 4 Jurnalis |
![]() |
---|
Israel Siap Gencatan Senjata Jika Hamas Dibubarkan? Trump Ultimatum Hamas: Terima atau Hancur! |
![]() |
---|
Dubes AS Mike Huckabee Tolak Palestina di Tepi Barat: Kenapa Harus di Tanah yang Sama dengan Israel? |
![]() |
---|
Biadab! Israel Kembali Bantai Puluhan Warga Gaza di Titik Bantuan di Tengah Kelaparan |
![]() |
---|
Misi Kemanusiaan Disergap! Israel Tahan Kapal Bantuan Bersama Greta Thunberg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.