Perang Gaza

BREAKING NEWS - Pengadilan Kriminal Internasional Perintah Tangkap Netanyahu dan Eks Menhan

Sengaja dan sadar merampas hak-hak warga sipil di Gaza atas berbagai hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka, termasuk makanan, air,

|
Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Al Jazeera
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. 

"Satu lagi kebocoran yang salah dan terarah dari pertemuan keamanan sensitif, yang bertujuan agar Israel tunduk pada perintah Hamas," kata Kantor Netanyahu.

 Ia menambahkan, belum ada usulan konkrit dari Barnea dan Alon, sehingga tidak ada yang perlu ditolak.

Barnea memimpin pertemuan dengan Netanyahu, menurut Ynet, mengingat upayanya untuk mencoba menciptakan langkah-langkah Israel untuk memajukan negosiasi tanpa hubungan apa pun dengan negara-negara penengah.

Sejak awal perang, beberapa laporan mengindikasikan bahwa Netanyahu telah menggagalkan berbagai upaya mencapai kesepakatan tersebut.

Sementara Hamas menuntut penarikan penuh tentara pendudukan dari Jalur Gaza dan penghentian perang sepenuhnya.

Dalam sesi yang diadakan Knesset Israel, kerabat para tahanan tiba di podium tamu dan mengangkat foto serta pita kuning yang menyatakan permintaan kembalinya para tahanan.

Baca juga: Pakar Militer Israel Akui Roket Hizbullah Jadi Ancaman Besar: Frekuensinya Semakin Meningkat

Mereka dikeluarkan dari aula Majelis Umum karena protes mereka terhadap hal tersebut tidak mencapai kesepakatan dan interupsi terhadap pidato Netanyahu, yang menganggap Hamas bertanggung jawab.

Knesset menyaksikan suasana gaduh ketika Netanyahu bangkit untuk menyampaikan pidatonya, ketika anggota Knesset dari pihak oposisi meneriakinya, menyela pidatonya, dan beberapa dari mereka dikeluarkan dari aula atas perintah Ketua Knesset, Amir Ohana.

Kemudian, Ohana memerintahkan evakuasi dari platform tempat keluarga-keluarga tersebut berdiri di samping anggota Knesset dari pihak oposisi.

Netanyahu mengatakan dalam pidatonya menegaskan dirinya tak menyerah dalam membebaskan sandera.

"Strateginya adalah kemenangan, dan kemenangan termasuk membebaskan mereka yang diculik dan kami akan mencapainya juga. Kami akan membawa lusinan tahanan lainnya, dan saya berharap hal itu akan terjadi dalam waktu dekat," kata Netanyahu.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.922 jiwa dan 103.898 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (18/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved