Luar Negeri

Gautam Adani Orang Terkaya Asia Digugat Pengadilan AS Buntut Suap Rp4 Triliun, Terancam di Penjara

Adapun penyuapan ini sengaja dilakukan agar perusahaan Adani dapat meraup keuntungan besar mencapai 2 miliar dolar AS selama 20 tahun.

Editor: Faisal Zamzami
Instagram/@gautam.adani
Gautam Adani, orang terkaya di Asia geser Mukesh Ambani (Instagram/@gautam.adani) 

Lebih dari 60 persen pendapatannya berasal dari bisnis yang berhubungan dengan batubara.


Pada tahun 1990-an, Adani terus mendapatkan manfaat dari tren umum dalam kebijakan publik.

Pada tahun 1991 pemerintahan Perdana Menteri PV Narasimha Rao mulai melaksanakan program liberalisasi ekonomi, yang menyebabkan pertumbuhan industri yang pesat di negara tersebut.

Ketika investasi asing mengalir ke India, negara bagian Gujarat memanfaatkan pelabuhannya untuk membantu menarik bisnis, dan pada tahun 1995 negara bagian tersebut mulai menjual proyek pelabuhan kepada perusahaan swasta untuk dikembangkan sebagai usaha patungan.

Adani mendapat kontrak pengembangan pelabuhan di Mundra yang mulai beroperasi pada 1998.

Kesepakatan pelabuhan, yang ketentuannya menghilangkan beberapa perlindungan lingkungan dan sosial ekonomi untuk memungkinkan perkembangan industri pelabuhan yang pesat, menarik banyak perhatian dan bahkan kebencian terhadap Adani.

Saat pelabuhan mulai beroperasi, Adani dan rekan bisnisnya dilaporkan diculik untuk mendapatkan uang tebusan.

Delapan tersangka diadili atas insiden tersebut, enam pada tahun 2005 dan dua pada tahun 2018, namun kedelapan tersangka tersebut dibebaskan karena kurangnya bukti.

Hubungan bisnis antara Adani dan negara bagian Gujarat semakin erat pada tahun 2000-an.


Kontroversi mengenai ketertarikan Adani terhadap proyek infrastruktur meningkat pada tahun 2018, ketika pemerintah serikat pekerja melakukan privatisasi enam bandara.

Adani memenangkan kontrak untuk keenam bandara tersebut.

Keberhasilannya menimbulkan tuduhan kronisme; namun, pemerintah tetap menyatakan bahwa prosesnya transparan dan Adani Group menang secara adil dengan mengajukan penawaran secara agresif.

Pada tahun-tahun berikutnya, Adani Group melakukan serangkaian merger dan akuisisi, menambah konglomerat tersebut dengan perusahaan-perusahaan di bidang semen, agribisnis , teknologi data, dan industri lainnya.

Periode paling ekspansifnya terjadi pada awal tahun 2020-an.

Dari tahun 2020 hingga akhir tahun 2022, sebagai pemegang saham besar di perusahaannya, kekayaan bersih Adani melonjak dari sekitar $10 miliar menjadi $125 miliar.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved