Breaking News

Konflik Israel dan Palestina

Hujan Musim Dingin Perparah Krisis Kesehatan di Gaza, Setengah Juta Warga Terancam Banjir Limbah

Hujan yang membasahi pengungsian Palestina akan menyebabkan penumpukan banjir limbah di area rendah.

Penulis: Gina Zahrina | Editor: Eddy Fitriadi
X @UNRWA
Hujan pertama di musim dingin di Gaza (25/11/2024). 

SERAMBINEWS.COM - Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan datangnya musim dingin, Senin (25/11/2024) waktu setempat.

Louise Wateridge, juru bicara Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menyatakan bahwa sekitar setengah juta warga di wilayah tersebut terancam banjir limbah akibat hujan.

Hujan yang membasahi pengungsian Palestina akan menyebabkan penumpukan banjir limbah di area rendah.

Hal ini dikhawatirkan akan memperburuk kondisi kesehatan masyarakat disana, terutama bagi mereka yang sudah mengalami kekurangan gizi.

"Dengan infrastruktur yang hancur, semua pengungsi menggunakan toilet darurat untuk membuang limbah.

Namun, ini hanya memindahkan masalah, karena limbah menumpuk di jalanan atau dekat tempat tinggal orang lain," ujar Wateridge dalam wawancara dengan Financial Times dikutip dari halaman Aljazeera.

Serangan Israel yang terus berlangsung telah menghancurkan fasilitas dasar di Jalur Gaza, yang  membuat warga harus bertahan hidup dengan cara seadanya.

Tidak adanya sistem pembuangan limbah yang berfungsi membuat limbah manusia menjadi ancaman besar, terutama saat hujan mulai mengguyur kota tersebut.

"Orang-orang yang sudah kekurangan gizi akan menjadi semakin rentan terhadap penyakit, karena semua ini berkontribusi terhadap kondisi kesehatan yang semakin buruk," tambah Wateridge.

UNRWA juga mengungkapkan bahwa bantuan kemanusiaan sulit masuk ke Gaza akibat pembatasan yang diberlakukan oleh tentara Israel.

Sebanyak 33 truk yang membawa kasur telah terparkir di perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza selama enam bulan karena hambatan pengiriman.

"Dengan kecepatan pengiriman saat ini, akan membutuhkan dua tahun untuk memastikan semua warga mendapatkan kebutuhan dasar seperti kasur, selimut, dan tenda tahan air," jelas Wateridge.

UNRWA melalui akun X resminya, @UNRWA, memposting peringatan bahwa hujan pertama musim dingin telah memperburuk situasi di Gaza.

Banjir akibat hujan dan air pasang telah menghancurkan tenda-tenda darurat, membuat banyak pengungsi kehilangan tempat berlindung.

"Setiap tetes hujan, setiap bom, setiap serangan hanya akan memperburuk penderitaan," tulis UNRWA.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved