Breaking News

Berita Korea Selatan

Kedutaan AS Umumkan Keadaan Darurat untuk Warganya di Korea Selatan: Situasi Masih Belum Jelas

"Setelah pengumuman Presiden Yoon untuk mencabut deklarasi darurat militer, situasinya masih belum jelas," kata kedutaan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Dubes AS Umumkan Keadaan Darurat untuk Warganya di Korea Selatan: Situasi Masih Belum Jelas 

Sekarang, ia menghadapi kemungkinan pemakzulan dan bahkan pengusiran dari partainya sendiri.

Bagaimana semua itu terungkap?

Para pengamat mengatakan Yoon telah bertindak seperti presiden yang sedang terkepung.

Dalam pidatonya pada Selasa malam, ia menceritakan upaya oposisi politik untuk melemahkan pemerintahannya sebelum mengatakan bahwa ia mengumumkan darurat militer untuk menghancurkan kekuatan anti-negara yang telah menimbulkan kekacauan.

Keputusannya untuk sementara menempatkan militer sebagai penanggung jawab - dengan pasukan berhelm dan polisi dikerahkan ke gedung parlemen Majelis Nasional tempat helikopter terlihat mendarat di atapnya.

Media lokal juga menunjukkan adegan pasukan bertopeng dan bersenjata memasuki gedung sementara staf mencoba menahan mereka dengan alat pemadam kebakaran.

Sekitar pukul 23:00 waktu setempat pada Selasa, militer mengeluarkan dekrit yang melarang protes dan aktivitas parlemen dan kelompok politik, dan menempatkan media di bawah kendali pemerintah.

Namun, politisi Korea Selatan langsung menyebut pernyataan Yoon itu ilegal dan inkonstitusional.

Pemimpin partainya sendiri, Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif, juga menyebut tindakan Yoon sebagai langkah yang salah.

Sementara itu, pemimpin partai oposisi terbesar negara itu, Lee Jae-myung dari Partai Demokrat liberal, meminta anggota parlemennya untuk berkumpul di parlemen guna menolak deklarasi tersebut.

Ia juga mengajak warga Korea Selatan biasa untuk hadir di parlemen sebagai bentuk protes.

"Tank, pengangkut personel lapis baja, dan tentara bersenjata dan bersenjata pisau akan memerintah negara ini. Saudara-saudara sekalian, silakan datang ke Majelis Nasional,” seruan itu, dikutip dari BBC News.

Ribuan orang mengindahkan seruan itu, bergegas berkumpul di luar gedung parlemen yang kini dijaga ketat. 

Para pengunjuk rasa meneriakkan: "Tidak ada darurat militer!" dan "hancurkan kediktatoran".

Media lokal yang menyiarkan dari lokasi tersebut memperlihatkan beberapa perkelahian antara pengunjuk rasa dan polisi di gerbang. 

Namun, meskipun ada kehadiran militer, ketegangan tidak meningkat menjadi kekerasan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved