Luar Negeri

Sosok Abu Mohammed al-Jawlani, Pimpin Pemberontakan Gulingkan Assad, AS Hargai Kepalanya Rp158 M

Abu Mohammed al-Jawlani, yang dituduh sebagai pelanggar hak asasi manusia, memimpin HTS, yang merupakan jaringan al-Qaeda

|
Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar X
Abu Mohammed al-Jawlani. Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) kini menguasai Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, melalui serangan mendadak yang dipimpin oleh Abu Mohammed al-Jawlani. 

 
Sejumlah pihak memperkirakan penduduk di daerah tersebut bertambah menjadi sekitar empat juta jiwa lantaran arus masuk pengungsi.

Kelompok al-Jawlani menguasai "Pemerintahan Keselamatan" yang bertindak layaknya otoritas lokal di Provinsi Idlib dengan memberikan layanan kesehatan, pendidikan, serta keamanan.

Pada 2021, al-Jawlani berkata media PBS bahwa pihaknya tidak mengikuti strategi jihad global ala al-Qaeda, melainkan fokus pada upaya menjungkalkan Presiden al-Assad.

AS dan negara-negara Barat pun memiliki tujuan yang sama dengan dirinya.

"Wilayah ini tidak merepresentasikan ancaman keamanan kepada Eropa dan Amerika," katanya.

HTS diketahui menegakkan hukum Islam di wilayah kendalinya, tetapi dengan cara yang lebih longgar dibanding kelompok-kelompok jihad lainnya.

Kelompok tersebut juga secara terbuka menjalin hubungan dengan komunitas Kristen dan kelompok non-Muslim lain.

Hal ini membuat HTS sempat dikritik kelompok jihad lain karena dianggap terlalu moderat.

Sementara itu, organisasi HAM menuduh HTS melakukan penindasan terhadap aksi protes dan telah melakukan pelanggaran HAM. Namun al-Jawlani membantah tuduhan ini.

HTS dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, serta Dewan Keamanan PBB.

Baca juga: Pemberontak Suriah Rebut Sistem Radar Rusia yang Mendeteksi Rudal Storm Shadow di Kota Hama

 

Muncul di Media

Al-Jawlani alias Golani pertama kali diwawancarai oleh media pada 2013, namun wajahnya ditutupi syal gelap, dan hanya punggungnya yang terlihat oleh kamera.

Berbicara kepada Al Jazeera, ia menyerukan agar Suriah dijalankan sesuai dengan hukum syariah.

Sekitar delapan tahun kemudian, ia diwawancarai oleh program FRONTLINE dari US Public Broadcasting Service, kali ini menghadap kamera dan mengenakan kemeja serta jaket.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved