Berita Sabang
Protes Pemberlakuan Tiket Online KMP Aceh Hebat, Pengemudi Angkutan Barang di Sabang Mogok Lagi
Ini merupakan lanjutan dari aksi mogok yang sebelumnya berlangsung pada 2 Desember 2024, menuntut penghapusan sistem tiket online untuk jasa angkutan
Penulis: Aulia Prasetya | Editor: Mursal Ismail
Ini merupakan lanjutan dari aksi mogok yang sebelumnya berlangsung pada 2 Desember 2024, menuntut penghapusan sistem tiket online untuk jasa angkutan barang.
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG – Sebanyak 61 pengemudi yang tergabung dalam Persatuan Jasa Angkutan Barang Kota Sabang (Pejantan) kembali menggelar aksi mogok selama tiga hari.
Ini merupakan lanjutan dari aksi mogok yang sebelumnya berlangsung pada 2 Desember 2024, menuntut penghapusan sistem tiket online untuk jasa angkutan barang.
"Kami kembali menghentikan operasional di Pelabuhan Balohan Sabang dan Ulee Lheue Banda Aceh.
Sistem tiket online sangat menyulitkan anggota kami, terutama yang sudah lanjut usia," ujar Ketua Pejantan, Rony Irawan, Senin (9/12/2024).
Rony mengungkapkan, di Pelabuhan Balohan Sabang, para pengemudi masih mendapat bantuan supervisor untuk membeli tiket secara tunai.
Namun, hal serupa tidak terjadi di Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh, di mana pembelian tiket secara online tetap menjadi keharusan tanpa ada solusi alternatif.

Baca juga: Ini Cara Beli Tiket Online Kapal Feri Banda Aceh–Sabang dan Sebaliknya
"Kami meminta ASDP memberikan pengecualian bagi jasa angkutan barang. Kebijakan tiket online ini menghambat pekerjaan kami dan berdampak pada distribusi logistik ke Sabang," tegasnya.
Aksi mogok ini mengakibatkan gangguan pada pasokan sembako di Sabang.
Beberapa pedagang yang mencoba mengirimkan barang dari Banda Aceh melalui kapal mendapat penolakan dari pengemudi sebagai bentuk protes.
"Ini adalah bentuk perjuangan kami agar kebijakan ini segera diubah. Kami tidak ingin masyarakat dirugikan, tetapi kami juga harus memperjuangkan hak kami," tambah Rony.
Pejantan menegaskan, dengan 61 anggotanya, mereka siap melanjutkan aksi mogok hingga ASDP dan Pemerintah merespons tuntutan mereka.
"Jika kebijakan ini tidak segera ditinjau ulang, rantai pasokan logistik di Sabang akan terus terganggu," kata Rony.
Aksi ini menjadi peringatan keras bagi ASDP untuk segera mengambil langkah nyata.
Baca juga: Protes Kebijakan Tiket Online, Sopir Angkutan Sembako Mogok si Pelabuhan Balohan Sabang
Kebijakan tiket online yang diterapkan dianggap tidak realistis dan berdampak negatif, baik bagi pengemudi angkutan barang maupun ekonomi masyarakat Sabang secara keseluruhan.
Protes Tiket Online KMP Aceh Hebat di Sabang Memanas, Sopir Angkutan Barang Tolak Sembako dari Kapal
Sebelumnya, Serambinews.com memberitakan sebanyak 61 pengemudi yang tergabung dalam Persatuan Jasa Angkutan Barang Kota Sabang (Pejantan) kembali melancarkan protes keras.
Mereka menolak barang sembako yang dikirim langsung melalui Kapal Motor Penyeberangan atau KMP Aceh Hebat tanpa menggunakan jasa mereka.
Melainkan dititip di KMP Aceh Hebat dari Pelabuhan Ulee Lheu, Banda Aceh untuk diambil pemiliknya di Pelabuhan Balohan, Sabang.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan tiket online yang terus diberlakukan tanpa solusi nyata.
Ketegangan terjadi di lapangan ketika beberapa pemilik toko sembako mencoba membeli barang kebutuhan pokok secara mandiri dari Banda Aceh dan mengirimkannya langsung menggunakan kapal.
Barang-barang tersebut kemudian diangkut dengan becak sesampainya di Sabang.
"Kami menolak pengiriman ini karena bentuk protes kami terhadap diberlakukan tiket online," ujar salah satu anggota Pejantan yang terlibat dalam aksi tersebut.
Adu mulut antara pengemudi Pejantan dan pemilik sembako pun tak terhindarkan. Aksi protes ini juga dikhawatirkan akan semakin mengganggu distribusi logistik di Sabang.
Pejantan menegaskan akan terus melakukan aksi ini hingga ada kebijakan yang menghapus kewajiban pembelian tiket online bagi jasa angkutan barang.
Situasi di lapangan sempat berlangsung panas, namun kini mendapatkan kesimpulan khusus hari ini semua semua barang yang sudah di angkut di kapal di bolehkan turun.
Seperti diketahui, penyebab Pejantan ini protes atas pemberlakukaan tiket online itu antara lain karena tiket sudah bisa dipesan melalui aplikasi di smartphone beberapa hari sebelum berangkat.
Hal ini sangat mudah bagi pemilik mobil penumpang yang berencana ke Sabang atau dari Sabang ke Banda Aceh, jauh sebelum jadwal berangkat.
Sedangkan mobil barang, secara ekonomi tentu tak bisa semudah itu memesan tiket sebelum mobil terisi penuh, sehingga mereka pasti selalu kalah cepat, jika sistem pemesanan tiket seperti ini.
Oleh karena itu, Pejantan meminta pemberlakuan tiket online untuk mobil ini tak diberlakukan, melainkan tetap seperti dulu, yakni manual.
Artinya siapa yang cepat datang ke pelabuhan, maka dia dapat sesuai jumlah kuota. (*)
Polres Sabang Simulasi Sispam Mako dan Sispam Kota, Antisipasi Perkembangan Kamtibmas Nasional 2025 |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah Digelar di Sabang, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan |
![]() |
---|
Sabang Musnahkan Obat Kedaluwarsa Senilai Rp 2,3 Miliar |
![]() |
---|
Wakil DPRK Sabang: BPKS Harus Jadi Manfaat, Bukan Konflik |
![]() |
---|
Jadwal Kapal Feri Banda Aceh–Sabang Sepekan ke Depan Mulai Besok, 29 Agustus Hingga 3 September 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.