Breaking News

Berita Aceh Besar

Keluarkan Bau Busuk dan Cemari Lingkungan akibat Pembakaran Karbon, Warga Blang Mee Protes PT LSM

Aksi tersebut dilakukan oleh masyarakat lantaran sudah merasa terganggu akibat aktivitas PT LSM yang melakukan pembakaran

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Nur Nihayati
IST
Masyarakat Kemukiman Blang Mee, melakukan aksi protes terhadap PT Lhoong Setia Mining, Senin (9/12/2024) malam. 

 

Aksi tersebut dilakukan oleh masyarakat lantaran sudah merasa terganggu akibat aktivitas PT LSM yang melakukan pembakaran

Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Seratusan lebih warga dari Kemukiman Blang Mee, Kecamatan Lhoong melakukan aksi protes terhadap aktivitas pembakaran batu biji besi menggunakan karbon yang mencemari lingkungan setempat yang dilakukan oleh PT Lhoong Setia Mining (PT LSM), Senin (9/12/2024) malam.

Kemukiman Blang Mee sendiri terdiri dari enam desa diantaranya Desa Teungoh Geunteut, Baroh Geunteut, Umong Siribee, Lamkuta Blang Mee, Teungoh Blang Mee, dan Baroh Blang Mee.

Aksi tersebut dilakukan oleh masyarakat lantaran sudah merasa terganggu akibat aktivitas PT LSM yang melakukan pembakaran batu kandungan mineral dengan karbon sehingga mengeluarkan bau menyengat dan debu (polusi udara).

“Banyak warga terkena ispa dan sesak nafas dan tanaman serta pohon kayu mati diduga akibat polusi udara,” kata Humas Ikatan Masyarakat Blang mee ( IMABA ) Armiadi Abdullah MS saat dikonfirmasi Serambinews.com, Selasa (10/12/2024).

Ia meminta pihak manajemen PT LSM agar menghormati kesepakatan dengan Forum Kemukiman Blang mee yang dilaksanakan pada 2 Desember 2024.

Dimana dalam kesepakatan tersebut pihak PT LSM  untuk tidak dulu melakukan aktivitas pembakaran menggunakan karbon sebelum ada MoU dengan Forum Kemukiman Blang Mee.

“PT LSM harus melakukan pembenahan terhadap pabrik pembakaran batu yang mengandung biji besi dan mineral lainnya.

Karena aktivitas ini sudah mengganggu dan mencemari lingkungan sejak bulan November 2024,” jelasnya.

Dikatakan Armiadi, berdasarkan informasi dari pihak perusahaan, bahwa mereka masih dalam tahap uji  coba shelter dengan melakukan pembakaran batu yang mengandung biji besi dengan menggunakan karbon.  

Namun, aktivitas pembakaran menggunakan karbon tersebut mengeluarkan bau menyengat dan debu, yang membuat banian warga terkena ispa seperti di desa Jantang.

“Uji coba itu sudah dilakukan beberapa kali pada bulan Oktober lalu. Tapi diprotes oleh warga Jantang.

Namun mereka menghidupkan lagi dan semakin meresahkan masyarakat,” ungkapnya. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved