20 Tahun Tsunami Aceh

Ribuan Masyarakat Larut dalam Tafakur, Jepang Puji Mitigasi Bencana di Aceh

Ribuan masyarakat Aceh, termasuk para penyintas dan keluarga korban, larut dalam suasana haru dan khidmat saat mengikuti peringatan 20 tahun gempa dan

|
Editor: mufti
SERAMBINEWS.COM/HARI TEGUH PATRIA
Seorang pengunjung mengamati nama-nama korban tsunami Aceh 26 Desember 2004 yang diabadikan di ruang "Sumur Doa" Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Sabtu (14/5/2017). 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ribuan masyarakat Aceh, termasuk para penyintas dan keluarga korban, larut dalam suasana haru dan khidmat saat mengikuti peringatan 20 tahun gempa dan tsunami Aceh yang dipusatkan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Kamis (26/12/2024).

Acara peringatan itu diisi dengan berbagai kegiatan refleksi, doa bersama, dan bertafakur bersama mengenang para syuhada korban gempa dan tsunami Aceh. Amatan Serambi, masyarakat mulai menduduki halaman Masjid Raya Baiturrahman sejak pukul 07.30 WIB.

Suasana semakin haru saat sirine tsunami atau Tsunami Early Warning System (EWS) dibunyikan sekitar pukul 07.59 WIB. Sebagian masyarakat terlihat larut dalam tangis. Sirine tsunami dibunyikan selama tiga menit di seluruh Aceh untuk merefleksi dan mengenang tragedi bencana 20 tahun silam.

Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan doa bersama serta serangkaian kegiatan lainnya. Pada peringatan dua dekade tsunami ini, Pemerintah Aceh juga memberikan piagam apresiasi kepada sejumlah pihak dan negara-negara yang telah membantu Aceh.

Tak hanya itu, masyarakat juga diajak mendengarkan kisah Delisa, seorang penyintas yang selamat usai dihempas gelombang tsunami. Rangkaian kegiatan yang turut dihadiri oleh para duta besar dan konsulat dari berbagai negara ini ditutup dengan tausiah dari KH Abdullah Gymnastiar atau dikenal dengan AA Gym.

Dalam tausiahnya, AA Gym mengajak masyarakat untuk menjadikan tragedi gempa dan tsunami yang melanda Aceh 20 tahun silam sebagai pelajaran spiritual. “Bencana ini adalah bagian dari takdir Allah. Kita harus tawakal, bersyukur, dan menjadikan ujian ini sebagai jalan mendekatkan diri kepada-Nya,” ujarnya. 

Dalam tausiah itu, Aa Gym juga mengingatkan seluruh jamaah untuk melihat setiap kejadian hidup sebagai ujian dari Allah. Sebab dengan adanya ujian, Allah akan menggugurkan dosa-dosa hambanya. "Tsunami itu ujian. Semua kita yang hadir hari ini sedang menunggu kematian. Mereka yang meninggal dalam musibah tsunami karena memang waktunya telah tiba,” tuturnya. 

Ia menekankan pentingnya bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah, karena setiap takdir yang datang pada dasarnya suatu ketetapan baik dari Sang Khalik. "Boleh jadi kita tidak suka, padahal itu baik menurut Allah. Sebaliknya, boleh jadi kita suka, padahal itu tidak baik. Berbaik sangkalah kepada Allah walaupun yang diberikan tidak sesuai keinginan kita. Di balik setiap kejadian, ada hikmah yang dapat kita ambil, asal kita bersabar," katanya.

Aa Gym juga mengingatkan tentang ciri-ciri orang bertakwa, di mana orang bertakwa adalah mereka yang menahan amarah, saling memaafkan, dan Allah sangat mencintai orang yang melakukan kebaikan. "Bersyukur adalah kunci kebahagiaan. Semua nikmat itu milik Allah dan datang dari-Nya," ungkapnya.

Solidaritas global

Sementara Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA, dalam sambutannya mengajak semua pihak untuk terus memperkuat solidaritas global agar ke depannya bisa lebih siap menghadapi berbagai tantangan besar di masa depan.

“Peringatan 20 tahun tsunami ini menjadi momentum untuk merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, ketangguhan, dan keimanan. Dalam menghadapi bencana yang begitu dahsyat, kita belajar bahwa manusia tidak bisa berdiri sendiri. Kita membutuhkan uluran tangan sesama, doa yang tulus, dan semangat gotong-royong untuk mengatasi segala tantangan,” kata Safrizal.

Safrizal melanjutkan, gempa dan tsunami Aceh 20 tahun silam menjadi peristiwa kelabu dan meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Aceh. Namun, pada saat bersamaan peristiwa tersebut menjadi pengingat akan kebesaran Allah.

Buktinya, ketika berita tentang tsunami Aceh menyebar, berbagai komunitas internasional bergerak dengan kecepatan dan solidaritas yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kemanusiaan modern membantu Aceh yang tengah terpuruk. 

“Lebih dari 60 negara, ratusan organisasi internasional, dan ribuan relawan dari berbagai penjuru dunia datang ke Aceh, membawa bantuan, harapan, dan semangat untuk bangkit kembali. Kita menyaksikan bagaimana dunia bersatu untuk Aceh. Kita menyaksikan bagaimana ribuan relawan internasional bekerja tanpa ke lelah,” ungkapnya. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved