Perang Gaza

Penderitaan Palestina Bertahan Hidup dalam Cuaca Dingin Membeku di Pesisir Gaza, Dihempas Angin Laut

Saya dan ibu mereka menutupi diri kami dengan satu selimut dan kami menutupi mereka (anak-anak) dengan tiga selimut yang kami dapatkan dari tetangga,”

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/AFP
Sebuah keluarga pengungsi di reruntuhan bangunan yang terkena serangan Israel di Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, pada 29 Oktober 2024. 

SERAMBINEWS.COM - Keluarga-keluarga Palestina terlantar yang tinggal di kamp-kamp tenda darurat di sepanjang pantai terpencil di Deir el-Balah, Gaza tengah, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa tidak ada cara untuk tetap hangat saat musim dingin tiba.

Angin dari laut bertiup kencang menembus tempat berlindung dari terpal dan seprai yang robek, disatukan dengan tali dan rangka kayu, hanya memberikan sedikit perlindungan dari hawa dingin.

Muhammad al-Sous, istrinya dan kelima anak mereka tinggal di tenda tepat di pantai, hanya beberapa meter dari ombak, yang jika terjadi gelombang tinggi, dapat menghanyutkan barang-barang mereka.

“Saya dan ibu mereka menutupi diri kami dengan satu selimut dan kami menutupi mereka (anak-anak) dengan tiga selimut yang kami dapatkan dari tetangga,” kata al-Sous kepada AP, seraya menambahkan bahwa anak-anaknya mengumpulkan botol plastik untuk dibakar demi kehangatan di depan tenda mereka.

“Setiap orang tidak memiliki apa pun kecuali apa yang mereka kenakan,” katanya.

Baca juga: Serangan Rudal Houthi Yaman Panikkan Warga Israel yang Sedang Tertidur, Sirene Berbunyi Seluruh Kota

Atta al-Hassoumi, yang juga mengungsi akibat perang Israel, tinggal di sepanjang pantai bersama delapan anggota keluarga.

“Kami menggigil kedinginan dan karena situasi yang kami hadapi. … Saya tidak dapat bekerja atau melakukan apa pun dalam perang, dan saya tidak dapat melakukan apa pun untuk mereka,” katanya.

Rudal Yaman Panikkan Warga Israel yang Sedang Tertidur, Sirene Berbunyi di Seluruh Kota

Sirene berbunyi di seluruh wilayah Israel setelah sebuah rudal diluncurkan dari Yaman.

Militer Israel mengatakan pihaknya menanggapi kemungkinan serangan rudal tersebut.

Serangan dari Yaman malam hari itu dilakukan oleh pejuang Houthi Yaman untuk menyerang target di Israel selatan dan menyusul serangan udara mematikan Israel terhadap ibu kota Yaman, Sanaa, termasuk bandara internasional dan kota-kota pesisir.

Militer Israel mengatakan sistem pertahanan udaranya telah mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman sebelum melintasi wilayah Israel.

Sirene dibunyikan di seluruh wilayah Israel sebelumnya, kejadian terbaru dalam apa yang telah menjadi kejadian malam hari saat pejuang Houthi Yaman terus meluncurkan rudal dan pesawat tak berawak ke Israel dalam kampanye militer untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza yang dilanda perang.

Peluncuran rudal terbaru ini juga terjadi di tengah malam kedua serangan udara di Yaman, yang oleh pihak Houthi digambarkan sebagai agresi AS-Inggris.

Pada hari Kamis, pesawat tempur Israel menyerang sejumlah lokasi di Yaman, termasuk bandara internasional di ibu kota, Sanaa.

Pejuang Houthi mengatakan serangan mereka akan terus berlanjut hingga kampanye militer Israel terhadap Gaza berakhir.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved