Konflik Rusia vs Ukraina

Satu Batalion Tentara Korea Utara yang Bantu Rusia Hancur dalam 2 Hari di Kursk Diserang Ukraina

Zelenskyy menegaskan bahwa Rusia telah kehilangan satu batalion tentara Korea Utara pada dua hari terakhir di sebelah barat Kursk.

Editor: Faisal Zamzami
Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Ilustrasi. Sejumlah personel tentara Korea Utara tampak berlatih di pangkalan pelatihan untuk unit operasi khusus tentara Korea Utara di barat Korea Utara, 2 Oktober 2024. 

SERAMBINEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan, satu batalion tentara Korea Utara yang membantu Rusia di Kursk telah hancur.

Zelenskyy menegaskan bahwa Rusia telah kehilangan satu batalion tentara Korea Utara pada dua hari terakhir di sebelah barat Kursk.

Zelenskyy membuat pernyataan tersebut berdasarkan laporan dari militer Ukraina.


“Pasukan Rusia telah kehilangan hingga satu batalion infanteri tentara Korea dan paramiliter Rusia hari ini dan kemarin,” ujar Zelenskyy, Sabtu (4/1/2025) dikutip dari Yonhap.

Pernyataan Zelenskyy itu muncul setelah badan intelijen Korea Selatan mengonfirmasikan Ukraina telah menangkap prajurit Korea Utara yang kemudian dilaporkan tewas.

Sebelumnya menurut intelijen Amerika Serikat (AS) dan Ukraina, Korea Utara telah mengirimkan 11.000 tentaranya ke Rusia.

Selain itu, ada tanda-tanda persiapan penambahan pengerahan pasukan dan juga peralatan militer.

Baca juga: Nasib Tragis Tentara Korea Utara Bantu Rusia, Terluka saat Perang di Kursk hingga Ditangkap Ukraina

Sebelumnya Zelenskyy mengatakan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara tewas di Kursk.

Sebelumnya, seorang sersan dari pasukan khusus Ukraina mengungkapkan bahwa tentara Korea Utara menggunakan peralatan yang sudah rusak dan senjata yang kuno.

Mereka juga disebut tak membawa ransum atau jatah makanan, dalam pertempuran baru-baru ini di Kursk.

Mykhailo Makaruk dari Resimen Operasi Khusus ke-8 Ukraina mengaku mengetahui hal itu setelah menggeledah pakaian tentara Korea Utara yang terbunuh di Kursk.

“Mereka tak membawa makanan militer di tas perbekalannya. Mereka membawa granat, bahkan itu bukan dari tipe Soviet,” ujar Makaruk, seperti dilansir Radio Free Asia, Selasa (31/12/2024).

“Itu granat bohongan. Mereka juga membawa peralatan medis level rendah,” tambahnya.


Makaruk juga mengatakan para tentara Korea Utara mendapatkan pelatihan dengan standar Uni Soviet, dan semua peralatan tempur mereka, termasuk Kalashnikov AK-47, disiapkan oleh Rusia.

Hal itu  termasuk barang-barang kecil, seperti rokok Rusia, serta beberapa korek api yang mungkin dikumpulkan sebagai suvenir, atau untuk digunakan sebagai mata uang barter.

Selain itu juga ditemukan kartu identitas yang mencantumkan tentara Korea Utara sebagai “tentara non-tempur”, yang melakukan “pendudukan sipil”.

Baca juga: Momen Tentara Ukraina dan Rusia Duel Pakai Belati, Salah Satu yang Tewas Beri Hormat kepada Musuh

Tentara Korea Utara di Rusia Mabuk-mabukan, Moral Pasukan Kim Jong-Un Diyakini Anjlok

 Intelijen Pertahanan Ukraina mengungkapkan tentara Korea Utara yang membantu Rusia di Kursk mabuk-mabukan saat malam Tahun Baru.

Menurut Intelijen Pertahanan Ukraina, moral pasukan Kim Jong-un itu anjlok karena terus mengalami kekalahan.

Akibatnya, tentara Korea Utara mengalami kehilangan personel yang signifikan.

Baca Juga: Kondisi Tentara Korea Utara di Rusia Disebut Mengenaskan, Pakai Senjata Kuno dan Tanpa Ransum


Dikutip dari RBC-Ukraine, Kamis (2/1/2025), Rusia mengerahkan tentara Korea Utara yang baru untuk menggantikan kehilangan mereka dan memperkuat posisinya.

Pada 31 Desember dan 1 Januari, tentara Korea Utara telah dipindahkan ke dekat permukiman di Fanaseevka, Ulanok, dan Cherkasskaya Konopelka.

Menurut intelijen Ukraina tersebut, pada saat yang sama, komandan level bawah telah berbohong mengenai kekalahan sebenarnya di antara tentara Korea Utara.

“Moral tentara Korea Utara telah anjlok. Mereka terus-menerus diperlakukan dengan propaganda militer Rusia mengenai pentingnya keikutsertaan tentara Korea Utara dalam perang melawan Ukraina,” bunyi pernyataan intelijen tersebut.

“Pada Tahun Baru, kasus penyalahgunaan alkohol terekam di antara tentara Korea Utara, termasuk mereka yang terlibat dalam operasi pertempuran,” tambahnya.

Menurut Korea Selatan, sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia.


Beberapa di antara mereka dikirim ke Kursk setelah melakukan pelatihan.

Pada 16 Desember, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan tentara Korea Utara telah ambil bagian dalam pertempuran di Kursk, Rusia.

Sementara itu, Pentagon tak melihat efektivitas dari keikutsertaan tentara Korea Utara di pertempuran, dan melaporkan kehilangan yang signifikan.

Baca juga: Kronologi Bripka Anditya Munartono Meninggal saat Tolong Wisatawan di Pantai Pangandaran Jawa Barat

Baca juga: Akhir Pekan Harga Emas Antam Tetap Tangguh Hari Ini 5 Januari 2025 Berikut Rinciannya

Baca juga: Panglima Mutasi 101 Perwira Tinggi TNI Awal Tahun 2025, Berikut Daftar Lengkapnya

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved