Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Tembus Rp420 Triliun untuk Tahun 2025, Siapa Saja yang Dapat?

Zulhas juga menyatakan ada kemungkinan penambahan anggaran mulai Juli 2025 hingga Desember 2025 untuk memperluas cakupan penerima manfaat

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/Egadia Birru
Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Kota Magelang menata wadah untuk makan bergizi gratis, Kamis (26/12/2024). 

Menurut Badan Gizi Nasional, kebutuhan dana program ini sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun per hari untuk menjangkau seluruh target penerima.

Anggaran awal sebesar Rp 71 triliun dipandang hanya sebagai langkah awal untuk implementasi program hingga Juni 2025.

Zulkifli menekankan pentingnya kerja keras dari semua pihak terkait untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.

“Kalau kita tidak serius mempersiapkan, bagaimana kita memastikan pasokan telur, beras, ikan, dan bahan pokok lain tersedia? Kita harus mengejar ketertinggalan dari negara seperti Thailand dan Vietnam,” kata Zulhas.

Manfaat Ekonomi dari Program

Selain meningkatkan gizi masyarakat, program ini diharapkan memberikan dampak positif pada sektor ekonomi, termasuk koperasi dan petani lokal.

Menurut Kementerian Koperasi, program ini dapat meningkatkan keuntungan koperasi hingga Rp 28 triliun, berkat tingginya permintaan bahan makanan lokal. 

Program makan bergizi gratis diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.

Namun, dengan anggaran yang sangat besar, pertanyaan yang muncul adalah apakah seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan, benar-benar dapat menikmati manfaat dari program ini secara merata.

Pemerintah diharapkan terus mengawasi pelaksanaannya untuk memastikan transparansi dan efisiensi anggaran.  

Bagaimana Program Makan Bergizi Gratis Dilaksanakan?

Program makan bergizi gratis dirancang dengan melibatkan lebih dari 1.900 koperasi dari berbagai sektor, termasuk koperasi telur dan koperasi sayur.

 Desa-desa dengan komoditas unggulan seperti padi, jagung, ikan nila, dan melon juga akan menjadi penyedia bahan baku utama.

"Kami akan menyuplai bahan baku melalui koperasi dan BUMDes, sesuai arahan Bapak Presiden. Dengan cara ini, bahan bakunya benar-benar dari desa," ujar Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto.

Anggaran yang digunakan berasal dari dana desa, dengan 20 persen dari total Rp 71 triliun dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan dalam program makan bergizi gratis ini.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved