Mihrab

Harmoni Islam dalam Tradisi Tot Apam, Waled Nura: Kedermawanan Masyarakat Aceh

Tgk Rasyidin menjelaskan, tradisi tot apam dilakukan dengan membakar kue apam secara bersama-sama sebagai simbol silaturahmi dan kedermawanan.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
Tgk H Rasyidin Ahmad atau yang lebih dikenal dengan Waled Nura 

Hal ini, kata Tgk Rasyidin, menunjukkan bahwa tot apam bukan sekadar tradisi makan makanan, tetapi lebih penting dari itu merupakan warisan budaya yang mengandung nilai keislaman, solidaritas, dan pengabdian kepada Allah SWT.

Dikatakannya, melestarikan tradisi tot apam berarti menjaga identitas budaya sekaligus memperkuat nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat.

Tradisi ini mengajarkan pentingnya silaturahmi, kedermawanan, dan berbagi kebaikan dengan sesama. 

“Dalam konteks kita yang hidup di zaman modern, melestarikan tradisi ini juga menjadi cara untuk memperkenalkan warisan budaya Aceh kepada generasi muda agar tetap terhubung dengan akar sejarah dan agama mereka,” sebut Tgk Rasyidin.

Sebagai umat Islam, upaya melestarikan tradisi seperti ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 90, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum kerabat."

Dengan melestarikan tradisi Tot Apam, masyarakat Aceh akan dapat menjaga hubungan sosial dan menjalankan nilai-nilai Islam yang luhur.

 “Tradisi ini juga bisa menjadi cerminan harmoni antara budaya dan agama, yang layak untuk terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang,” pungkasnya. (ar)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved