Konflik Palestina vs Israel

Yaman dan AS Bertempur di Laut Merah Selama 48 Jam, Kapal Induk Amerika Dirudal: Mereka Menjauh

Itu termasuk kapal induk Amerika USS Harry S Truman, di bagian utara Laut Merah menggunakan rudal jelajah dan pesawat tak berawak bermuatan peledak.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
SERAMBINEWS.COM/ American Photo Archive
Amerika Serikat memerintahkan kapal induk USS Eisenhower kembali ke Laut Merah untuk kembali menghadapi militer Yaman setelah kapal induk tersebut sempat ditarik dari Laut Merah menuju Mediterania, April lalu. 

Yaman dan AS Bertempur di Laut Merah Selama 48 Jam, Kapal Induk Amerika Dirudal: Mereka Menjauh

SERAMBINEWS.COM – Yaman dan Amerika Serikat (AS) terlibat dalam pertempuran selama 48 jam yang berlangsung di Laut Merah sebelah utara.

Perang yang berlangsung hingga Jumat (10/1/2025), telah membuat angkatan laut AS memilih mundur dari lokasi tersebut setelah rudal dan pesawat tak berawak Yaman menyerang target.

Serangan ini, menurut Angakatan Bersenjata Yaman sebagai serangan balasan terhadap kapal induk AS yang selama ini membantu Israel dalam mengepung dan membunuh warga Palestina di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, pasukan Yaman mengatakan mereka telah menargetkan kapal-kapal yang berada di Laut Merah.

Kapal perusak USS Laboon milik AS menjadi sasaran serangan Yaman di laut Merah, Senin (15/1/2024).
Kapal perusak USS Laboon milik AS menjadi sasaran serangan Yaman di laut Merah, Senin (15/1/2024). (US NAVY)

Itu termasuk kapal induk Amerika USS Harry S Truman, di bagian utara Laut Merah menggunakan rudal jelajah dan pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak.

"Operasi itu berhasil menggagalkan serangan udara baru yang dilancarkan terhadap negara kami dari kapal induk AS," kata pernyataan itu.

"Serangan itu memaksa kapal induk dan kapal perang pendampingnya untuk mundur dari wilayah Laut Merah utara,” sambungnya. 

Pernyataan itu menunjuk pada serangan di Kamis (9/1/2024) terhadap sisi utara kota Yaffa dekat Tel Aviv, jantung ekonomi rezim Israel, menggunakan tiga pesawat tak berawak.

Serangan itu juga berhasil mengenai sasaran yang dituju, katanya. 

Pasukan Yaman mulai melancarkan operasi mereka terhadap target-target Israel pada Oktober 2023 untuk mendukung Gaza dan Lebanon, yang masing-masing berada di bawah perang genosida dan peningkatan serangan mematikan oleh rezim Israel.

Serangan yang berhasil itu didahului dan diikuti oleh agresi mematikan yang meningkat oleh rezim, Amerika Serikat, sekutu terbesarnya, dan Inggris terhadap wilayah Yaman.

Pasukan Yaman telah menanggapi dengan meningkatkan serangan mereka terhadap target-target strategis dan sensitif milik Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.

Pada Jumat, dilaporkan juga bahwa pesawat tempur Israel dan AS menargetkan sekitar Lapangan al-Sabeen di ibu kota Yaman, Sana'a, di tengah protes besar-besaran terhadap kelanjutan genosida Israel terhadap Gaza.

Agresi tersebut menyebabkan ledakan besar di kota.

Jaringan televisi Yaman al-Masirah mengatakan pesawat tempur itu menghantam Provinsi Amran, utara Sana'a.

Menurut laporan tersebut, targetnya termasuk beberapa daerah di sekitar Distrik Harf Sufyan di provinsi tersebut, yang diserang sebanyak 12 kali.

Dilaporkan juga bahwa para penyerang telah menargetkan Pelabuhan Ra's Isa dan Pelabuhan al-Hudaydah di Yaman barat dalam beberapa kasus.

Sementara itu, surat kabar al-Akhbar Lebanon mengatakan AS, Inggris, dan Israel telah melakukan 30 serangan gabungan terhadap negara Jazirah Arab itu sejak dimulainya serangan pro-Palestina.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved