Kesehatan

Pentingnya Premarital Checkup Sebelum Menikah, Seksolog dr Boyke Ungkap Manfaatnya Bagi Pasutri 

Sebelum mengucapkan janji ada baiknya calon pasangan pengantin memperhatikan aspek kesehatan mereka termasuk melakukan premarital checkup.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Agus Ramadhan
YT Kacamata dr Boyke
seksolog dr Boyke menekankan pentingnya melakukan premarital checkup sebelum menikah. 

SERAMBINEWS.COM - Pernikahan merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan, namun sebelum mengucapkan janji sehidup semati, ada baiknya calon pasangan pengantin memperhatikan aspek kesehatan mereka termasuk melakukan premarital checkup.

Premarital checkup merupakan sebuah pemeriksaan kesehatan yang dapat memberikan berbagai manfaat penting untuk memastikan hubungan dan kehidupan pernikahan yang sehat dan harmonis.

Seksolog dr Boyke menekankan pentingnya melakukan premarital checkup sebelum menikah.

"Menikah itu tidak hanya mempersiapkan gedung, prewedding, tapi ada satu hal yang sering dilupakan yaitu premarital checkup," kata dr Boyke dikutip Serambinews.com dari kanal YouTube Wish dr Boyke, Sabtu (18/1/2025).

Lanjut dr Boyke, premarital checkup bertujuan untuk mengetahui kesehatan reproduksi pada pasangan.

"Lakukan itu karena kita tidak tahu pasangan kita seperti apa masa lalunya, kita tidak tahu pasangan kita seperti apa sebelumnya," timpalnya. 

Baca juga: Penyebab Gatal di Area Kewanitaan, Waspadai Alergi hingga Jamur, Kenali Cirinya Kata dr Boyke

Dengan cara ini, diharapkan juga bisa mengetahui penyakit bawaan pada pasangan, penyakit turunan yang suatu saat dapat menganggu keharmonisan rumah tangga.

"Selain itu biar tahu hidup dengan teman- temannya seperti apa, apakah ada penyakit bawaan, apakah dia juga membawa penyakit sesuatu yang bisa menganggu keharmonisan rumah tangga apakah dia juga punya penyakit turunan, itu bisa kita deteksi melalui premarital checkup," pungkas dr Boyke.

Sementara itu dikutip dari YouTube ToNightShowNet, dr Boyke mengatakan, bagi calon pengantin yang ingin menikah, baik laki-laki dan perempuan wajib melakukan premarital checkup.

"Setiap pasangan yang mau menikah, lakukan premarital checkup, artinya apa diperiksa calon suaminya dan calon istrinya," kata dr Boyke saat menjawab pertanyaan terkait hal apa saja yang dilakukan pasangan saat mau menikah.

Lantas, apa itu premarital checkup?

Dikutip dari laman itjen.kemdikbud, dr Novrina W Resti mengatakan, pernikahan bukan hanya soal pesta meriah yang harus disiapkan.

Baca juga: Tips Persiapan Promil ala dr Boyke, Bisa Segera Hamil untuk PASUTRI yang Ingin Punya Momongan

Namun lebih dari itu, kesiapan fisik dan kesehatan individu calon pengantin juga penting diperhatikan.

"Janganlah lupa bahwa bukan hanya acara atau pesta pernikahan meriah yang harus dipersiapkan. Kesiapan fisik dan kesehatan individu calon pengantin juga penting diperhatikan," kata dr Novrina W Resti.

Kesehatan calon pengantin perlu diperiksa bagi calon pengantin yang mau menikah.

Pemeriksaan kesehatan ini disebut juga sebagai premarital check up atau pemeriksaan pranikah.

Lebih lanjut, dokter klinik di itjen Kemendikbudristek itu menjelaskan, pemeriksaan pranikah atau premarital checkup adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum menikah oleh kedua pasangan calon pengantin.

Pemeriksaan kesehatan pranikah sebaiknya dilakukan untuk mencegah penularan penyakit infeksi, atau pun risiko penyakit genetik atau keturunan bagi calon buah hati di masa depan.

Baca juga: Ingin Cepat Punya Momongan? Pasutri Wajib Tahu Tips Penting Ini dari dr Boyke

Jenis-jenis pemeriksaan yang umumnya dilakukan pada pemeriksaan pranikah adalah:

Pemeriksaan Golongan Darah

Pemeriksaan golongan darah berguna untuk mengetahui jenis golongan darah masing-masing pasangan sehinga dapat diprediksi golongan darah anak mereka nantinya.

Pada bayi baru lahir terdapat risiko penyakit hemolitik atau hemolytic disease of the newborn (HDN) yaitu kelainan darah pada bayi baru lahir yang menyebabkan pemecahan atau kerusakan sel darah.

Salah satu penyebab penyakit hemolitik pada bayi adalah perbedaan resus (Rh) atau golongan darah antara ibu dan bayi.

Kondisi ini disebut incompatibility ABO blood group atau pun Rh incompatibility.

Risiko meningkat pada ibu golongan darah O yang melahirkan bayi dengan golongan darah berbeda baik A, B, atau AB.

Kondisi inkompatibilitas biasanya lebih berat pada inkompatibilitas resus (Rh).

Hal ini terjadi karena antibodi ibu menyebabkan kerusakan sel darah merah bayi dengan golongan darah berbeda sehingga pemeriksaan golongan darah pada pemeriksaan pranikah sangat diperlukan untuk mengetahui prediksi golongan darah ibu dan bayi.

Pemeriksaan Kelainan Darah

Beberapa penyakit kelainan darah umumnya dapat mempengaruhi kondisi kehamilan dan dapat berisiko diturunkan pada bayi.

Penyakit kelainan pada darah di antaranya thalasemia dan hemofilia.

Thalasemia adalah penyakit keturunan berupa kelainan darah yang disebabkan tubuh tidak dapat membentuk haemoglobin yang cukup sehingga sel darah merah tidak berfungsi maksimal dan sel darah merah memiliki usia yang lebih pendek.

Salah satu fungsi sel darah merah adalah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Adapun hemofilia merupakan penyakit keturunan berupa gangguan pembekuan darah sehingga darah tidak dapat membeku dengan baik.

Hal ini juga dapat memicu perdarahan spontan atau pun perdarahan yang dipicu luka atau pembedahan.

Umumnya, hemofilia terjadi karena kelainan pada faktor pembekuan yaitu factor VIII (faktor 8) atau faktor IX (faktor 9).

Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual adalah penyakit infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan intim atau hubungan seksual.

Terdapat berbagai jenis penyakit menular seksual, dan terkadang dapat mengenai seseorang tanpa adanya gejala.

Contoh penyakit menular seksual di antaranya sifilis, gonore, HIV, dan lain-lain.

Pemeriksaan ini sangat diperlukan untuk mengetahui status infeksi seorang pasangan.

Pemeriksaan Penyakit Genetik

Terdapat beberapa risiko penyakit yang dapat diturunkan secara genetik di antaranya hipertensi, diabetes, kanker, alergi (asma, dermatitis atopi, dll.), thalasemia, hemofilia, dll.

Jika penyakit ini dapat dideteksi sejak dini, pasangan dapat ditangani atau diobati sejak awal sehingga mengurangi resiko komplikasi ataupun gangguan pada saat perencanaan kehamilan nantinya.

Bagi para calon pengantin baik pria maupun wanita ada baiknya jika melakukan pemeriksaan pranikah.

dr Novrina menganjurkan, pemeriksaan premarital check up ini sebaiknya dilakukan 3-6 bulan sebelum hari pernikahan sehingga dapat diantisipasi penanganannya sebelum hari pernikahan tiba. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved