Berita Aceh Utara
CISAH dan MAPESA Ingatkan Dampak Negatif Aktivitas Metal Detector di Situs Sumatra-Pasai
Pencarian benda-benda kuno menggunakan metal detector teramati sebagai fenomena yang menarik minat banyak orang, lantaran penghasilannya fantastis.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Dua perkumpulan yang selama ini konsen terhadap penelitian dan pelestarian sejarah Islam yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) dan Center For Information of Sumatra Pasai Heritage (CISAH), Minggu (19/1/2025), melakukan rapat koordinasi terkait masa depan situs sejarah Syumuthrah (Sumatra-Pasai).
Rakor itu diadakan di Sekretariat Mapesa, Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh.
Ketua Mapesa, Mizuar dalam sambutannya menyampaikan, perihal tinggalan sejarah Sumatra Pasai sangatlah penting dijaga.
Salah satunya karena ia menyimpan penanggalan tertua zaman Islam kesultanan di Asia Tenggara, terutama kawasan tinggalan inti yang berada di Kabupaten Aceh Utara.
Sementara, Ketua CISAH, Abd Hamid menambahkan, di antara banyaknya bukti peradaban Islam pada abad 13 hingga awal 16 Masehi di Aceh Utara, hanyalah batu nisan tipologi Pasai yang memiliki banyak deposit lumayan terjaga.
Sedangkan untuk artefak tinggalan sezaman lainnya, seperti mata uang (numismatik), ragam perhiasan, dan tinggalan etnografi, masih sangat tidak tersentuh penjagaan dan perhatian dari berbagai kalangan, dan sering kali dijarah serta dijual ke luar.
Dalam rapat tersebut juga disepakati tersusunnya dokumen rekomendasi bersama yang mencakup rencana aksi dan kesepakatan kolaboratif untuk penelitian dan pelestarian situs bersejarah di Aceh, termasuk Program Meuseuraya Akbar.
Selain itu, diskusi ini menghasilkan data awal dan materi pendukung sebagai dasar penelitian lebih lanjut mengenai situs-situs bersejarah tersebut.
Maraknya aktivitas-aktivitas pencarian benda-benda kuno menggunakan metal detector di kawasan situs sejarah Syumuthrah (Sumatra-Pasai) di Kabupaten Aceh Utara, juga mendapat atensi kedua lembaga itu.
Aktivitas tersebut menjadi minat khusus atau hobi bagi orang-orang yang memiliki kemampuan finansial tinggi.
Pencarian benda-benda kuno menggunakan metal detector teramati sebagai fenomena yang menarik minat banyak orang, lantaran penghasilannya yang fantastis.
Munculnya keyakinan bahwa jika seseorang menemukan satu benda antik bersejarah dan tidak menjualnya, maka dia tidak akan mendapatkan benda lainnya.
Benda lain akan didapatkan ketika dijual atau dilelang.
Sementara itu, pengawasan dan penjagaan dari pihak gampong untuk mengontrol aktivitas metal detector masih sangat lemah.
CISAH
Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa)
Metal Detector
Situs Sumatra-Pasai
Aceh Utara
Serambi Indonesia
Serambinews.com
Hakim PN Lhoksukon Tetapkan Jadwal Sidang Kasus Senjata Api, Tiga Masih DPO |
![]() |
---|
Dua Calon Keuchik di Aceh Utara Adu Visi-Misi di Depan Panelis Akademisi dan Praktisi Pemilu |
![]() |
---|
Karang Taruna Aceh Utara Latih Remaja dan Pemuda Putus Sekolah Operasikan Komputer |
![]() |
---|
Polisi Terus Kawal Pembagian Makan Gratis pada Siswa di Aceh Utara |
![]() |
---|
Anggota DPRK Aceh Utara Dirawat di Ruang ICU RSU Cut Meutia Setelah Tabrakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.