Berita Banda Aceh

Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah Minta Garuda Indonesia Ada Harga Khusus untuk Aceh

“Jika harga tiket penerbangan dapat dijangkau masyarakat maka hal itu dapat menumbuhkan siklus investasi yang kuat.

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Nur Nihayati
IST
Ketua DPRK Banda Aceh Irwansyah menerima miniatur pesawat Garuda Indonesia dari GM Garuda Indonesia Cabang Aceh Nano Setiawan saat silaturahmi di Hotel Fhandika Boutiqe di kawasan Lambung pada Senin (20/1/2025). 

“Jika harga tiket penerbangan dapat dijangkau masyarakat maka hal itu dapat menumbuhkan siklus investasi yang kuat.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Irwansyah ST meminta perusahaan maskapai, PT Garuda Indonesia agar mengeluarkan kebijakan khusus untuk Aceh berupa harga tiket murah.

Hal itu disampaikan saat Irwansyah bersilaturahmi dengan General Manager (GM) Garuda Indonesia Cabang Aceh, Nano Setiawan di Hotel Fhandika Boutiqe di kawasan Lambung pada Senin (20/1/2025).

“Jika harga tiket penerbangan dapat dijangkau masyarakat maka hal itu dapat menumbuhkan siklus investasi yang kuat.

Untuk menjangkau ini perlu kolaborasi lintas sektor, agar iklim investasi dapat tumbuh di Aceh," ujar Irwansyah. 

Ia kemudian menjelaskan historis kontribusi masyarakat Aceh saat membeli pesawat pertama Indonesia, yaitu pesawat C-47 Dakota 47 pada tahun 1948 atau awal kemerdekaan, yang menjadi cikal bakal lahirnya pesawat Garuda Indonesia.

Pesawat yang digunakan sebagai alat transportasi bagi pejabat kenegaraan itu dibeli dari hasil sumbangan rakyat Aceh berupa emas sebanyak 20 kilogram (Kg) atas permintaan Presiden Soekarno kepada rakyat Aceh. 

"Atas jasa besar ini, Garuda bisa menimbang kontribusi rakyat Aceh untuk hari ini agar dapat memberi kemudahan terhadap harga tiket yang digunakan untuk jasa penerbangan dengan pelayanannya sangat baik," ujar Irwansyah.

Dengan murahnya harga tiket ke Aceh, tentu akan memberi dampak kepada Serambi Mekkah, khususnya Banda Aceh.

Sebab akan banyak wisatawan yang akan datang sehingga akan berpengaruh pada perputaran roda ekonomi. 

Saat ini, penerbangan ke Aceh hanya ada 8 fligth (penerbangan) dari total semua jenis pesawat terbang.

“Itu hanya terisi 60-70 persen saja.

Ini tentu harus dijadikan sebagai catatan bersama, bahwa jumlah wisatawan ke Aceh belum signifikan,” imbuhnya. 

Diakuinya kondisi ini karena belum ada kalender event wisata di Banda Aceh dan Aceh yang dapat menarik minat wisatawan datang ke Aceh.

Padahal, dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Banda Aceh tentu akan berdampak pada berbagai sektor dan jasa.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved