Tarif Trump Picu Kekhawatiran Global, Emas Melonjak ke Rekor Tertinggi Sebagai Aset Safe Haven!

Harga emas melonjak disebabkan kebijakan tarif Trump yang memicu kekhawatiran global, hal ini yang menyebabkan emas melonjak ke rekor tertinggi sebagai aset safe haven.

SERAMBINEWS.COM- Harga emas mencapai level tertinggibaru-baru ini, dipicu oleh kekhawatiran terhadap ketidakpastian geopolitik dan dampak dari kebijakan tarif yang direncanakan oleh Presiden AS, Donald Trump. 

Dilansir dari kantor berita Reuters pada Jumat (31/1/2025), permintaan akan aset aman, seperti emas, meningkat karena banyak investor khawatir bahwa kebijakan tersebut dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi global.

Baca juga: Harga Emas Dunia Meroket ke Titik Tertinggi Usai Data Ekonomi AS Dirilis

Pada Kamis (30/1/2025), harga emas spot tercatat mencapai $2.798,40 per troy ons, yang merupakan rekor tertinggi baru. 

Emas mengawali tahun 2025 dengan sangat baik, setelah mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 2010 pada tahun 2024.

Phillip Streible, seorang analis pasar dari Blue Line Futures, menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi yang muncul akibat kebijakan tarif Trump dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi.

Hal ini menciptakan kondisi yang disebut stagnasi ekonomi, di mana inflasi tinggi tetapi pertumbuhan ekonomi rendah.

Dalam kondisi seperti ini, emas menjadi salah satu pilihan yang baik karena dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Rencana tarif impor yang diajukan oleh Trump dipandang dapat memicu inflasi dan berpotensi memicu perang dagang.

Baca juga: Harga Emas Dunia Masih Kukuh Mendekati Level Tertinggi di Tengah Ketidakpastian kebijakan Trump

Sebagai akibatnya, banyak investor beralih ke emas batangan sebagai tempat berlindung yang aman.

 Para analis bahkan memprediksi harga emas bisa mencapai $2.900 per ons dalam waktu dekat, dan ada kemungkinan harga bisa melewati $3.000 dalam beberapa bulan mendatang.

Di pasar AS, emas berjangka kini diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan harga spot, menunjukkan tingginya permintaan akan emas.

 Sejak akhir November 2024, sekitar 12,9 juta troy ons emas telah dikirimkan ke gudang-gudang yang disetujui COMEX, meningkatkan stok emas di sana sebesar 73,5 persen, mencapai 30,4 juta ons angka tertinggi sejak Juli 2022.

Pengiriman ini datang dari pusat perdagangan emas utama seperti London dan Swiss.

Meskipun terjadi lonjakan permintaan, persediaan emas di pasar London tetap stabil, dengan volume perdagangan harian yang cukup besar.

Emas juga mendapat dukungan dari kebijakan suku bunga AS. Tahun lalu, harga emas tercatat beberapa kali mencapai rekor tertinggi, didorong oleh kebijakan pelonggaran suku bunga oleh Federal Reserve, permintaan safe haven, dan pembelian besar oleh bank-bank sentral.

Pada pertemuan Januari 2025, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, meskipun mereka sudah menurunkannya selama tahun 2024.

Ketika suku bunga rendah, emas yang tidak menghasilkan bunga menjadi lebih menarik bagi investor.

Salah satu faktor yang turut mendorong permintaan emas adalah pembelian besar yang dilakukan oleh Bank Rakyat Tiongkok (PBOC).

Baca juga: Harga Emas Dunia Berkilau Hari Ini, Disebabkan Investor Sedang Menunggu Kebijakan Federal Reserve

China terus membeli emas batangan untuk menambah cadangannya, meskipun harga emas sudah meningkat.

Pembelian ini diyakini sebagai bagian dari strategi China untuk mendiversifikasi cadangan devisanya dan mengurangi ketergantungannya pada mata uang asing.

Pembelian berkelanjutan oleh bank sentral China diperkirakan akan memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga emas dalam beberapa bulan mendatang.

Dengan semua faktor ini, prospek harga emas tetap optimis di tahun 2025, dengan banyak yang memprediksi bahwa harga emas akan terus melonjak, bahkan melampaui angka $3.000 per ons jika ketidakpastian ekonomi global terus berlanjut.

Baca juga: Berikut Rincian Lengkap Harga Emas Antam di Banda Aceh Hari Ini 30 Januari 2025

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)