Perang Gaza
GAZA TERKINI - Kelompok Sayap Kanan Israel Ingin Perangi Lagi Gaza Usai Gencatan Senjata Tahap II
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu Presiden Donald Trump di Washington, DC. Saat berbicara kepada wartawan, Trump mengatakan ia "t
SERAMBINEWS.COM - Perang Israel dengan Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas telah berlangsung 487 hari sejak operasi darat yang dilancarkan militer Israel ke Jalur Gaza hingga meluas ke Tepi Barat yang diduduki.
Berikut adalah rangkuman peristiwa penting yang terjadi selama 24 jam terakhir dikutip dari laporan oulet berita Al Jazeera:
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu Presiden Donald Trump di Washington, DC. Saat berbicara kepada wartawan, Trump mengatakan ia "tidak memiliki jaminan" bahwa gencatan senjata di Gaza akan berhasil.
Hamas mengatakan pembicaraan mengenai tahap kedua kesepakatan gencatan senjata Gaza telah dimulai.
Seorang pria bersenjata ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki setelah ia diduga melepaskan tembakan di sebuah pos pemeriksaan militer, menewaskan dua tentara dan melukai beberapa lainnya.
Baca juga: Kekerasan Meningkat, Israel Usir Ribuan Warga dari Kamp Pengungsi, Tepi Barat Jadi Replikasi Gaza
Evakuasi medis dari Gaza telah ditunda setelah adanya penundaan dalam daftar pasien Israel yang disetujui untuk melakukan perjalanan.
Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 61.700 orang, menurut jumlah korban yang direvisi oleh Kantor Media Pemerintah Gaza, yang menyatakan ribuan orang yang hilang kini diduga tewas. Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.
Dokter beri peringatan tentang 'kerusakan total' sistem medis di Gaza
Aljazeera telah berbicara dengan Mohammed Tahir, seorang ahli bedah trauma dan saraf di FAJR Scientific yang kembali ke London dari Gaza pada hari Sabtu dan telah berada di sana dalam sejumlah misi medis, tentang kebutuhan medis di wilayah tersebut.
Ia mengatakan pasien yang perlu segera dievakuasi termasuk mereka yang terkena dampak langsung perang, menderita luka tembak dan pecahan peluru, serta kasus yang lebih kronis, seperti pasien kanker.
“Pasien-pasien tersebut akan meninggal kecuali mereka diizinkan untuk dievakuasi,” Tahir memperingatkan, seraya mencatat adanya “kerusakan total” pada sistem perawatan kesehatan dan kurangnya peralatan serta diagnostik yang tepat.
Pada saat yang sama, kata Tahir, ada kebutuhan untuk membangun kembali sistem medis Gaza guna merawat ratusan ribu orang yang membutuhkan perawatan.
“Kita perlu membangun kembali sistem lokal, mengizinkan impor peralatan dan keahlian penting, dan pada saat yang sama mengizinkan mereka yang paling membutuhkan dievakuasi sehingga kebutuhan perawatan kesehatan mereka terpenuhi,” tambahnya.
Tahir juga mengatakan bahwa sejak gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 19 Januari hingga tanggal 2 Februari, saat ia meninggalkan Gaza, tidak ada “perubahan berarti dalam hal perawatan medis” karena kebutuhan perawatan kesehatan yang mendesak belum terpenuhi.
Kelompok sayap kanan Israel ancam keluar dari koalisi jika kesepakatan berlanjut ke tahap dua
Jajak Pendapat, Mayoritas Warga Israel Yakin tidak ada Orang tak Bersalah di Gaza |
![]() |
---|
Brigade Qassam Sergap Patroli Tentara Israel dengan Bom Tanam, 5 Tewas 20 Luka-luka |
![]() |
---|
Macron kepada Netanyahu: Anda telah Mempermalukan Seluruh Prancis |
![]() |
---|
PBB Sebut Memalukan Penyangkalan Israel atas Kelaparan di Gaza |
![]() |
---|
Tentara Israel Terus Merangsek ke Kota Gaza, Bunuh dan Usir warga Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.