Ratusan Santri, Alumni dan Warga Doa Bersama di Haul Abon Cot Puuk Bireuen

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Ratusan santri, alumni, tokoh masyarakat, dan warga dari berbagai, bersama pengurus Yayasan Pendidikan Islam Dayah Darussa'adah, Cot Puuk, Gandapura, Bireuen pada Kamis (6/2/2025), ikut doa dan zikir bersama.

Kegiatan doa dan zikir bersama di Masjid Multazam yang berada dalam Kompleks Dayah Darussa'adah Gandapura dalam rangka memperingati dua tahun meninggalnya H Muhammad Yusuf Ali atau Abon Cot Puuk selaku Pimpinan Dayah Darussa’adah Cot Puuk.

Doa dipimpin Almukarram H Bukhari Muhammad atau yang sering disapa Abon Gampong Teungoh, Sawang, Aceh Utara.

Amatan Serambinews.com, ratusan warga memadati komplek dayah tersebut.

Sejumlah santri dan panitia menyambut para tamu, dan sebagian santri lainnya ikut mengatur arus lalu lintas di depan komplek dayah, sekaligus mengatur perparkiran agar tertib.

Keuchik Cot Puuk, A Thaleb Abdurrahman bersama unsur dayah lainnya menerima para tamu yang datang silih berganti. 

Ketua Umum YPI Darussa'adah, Tgk Ulil Amri, SH, MM didampingi Tgk Mursal, Tgk Taher, dan lainnya mengatakan, para undangan yang datang dibagi beberapa tempat terpisah, baik saat berdoa maupun zikir bersama yang diakhiri makan siang. 

“Ada sekitar 3.000 undangan yang hadir mulai dari para alumni, masyarakat Gandapura maupun kecamatan lainnya, kaum ibu, dan para pejabat. Mereka hadir untuk mengikuti doa bersama,” ujar Tgk Mursal.

Kegiatan utama, ungkapnya, adalah doa bersama di masjid, silaturahmi, dan juga makan kenduri bersama. 

Dayah Darussa'adah saat ini dipimpin oleh Hj Ummi Tiamansyah Ibrahim, istri almarhum Abon Cot Puuk dengan jumlah santri  mencapai 600 orang lebih.

Terdapat 20 ruang belajar dan 65 kamar tidur santri.

 YPI Darussa'adah juga sudah memiliki SMP dan SMA yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Badan Dayah, dan Kankemenag Bireuen.

Tgk Mursal membeberkan, pada tahun 2025 ini, YPI menerima sebanyak 200 santri baru.

“Terbatasnya jumlah diterima karena asrama atau tempat tinggal para santri sangat terbatas,” ungkap Tgk Mursal.

“Dayah memiliki area untuk membangun asrama, namun anggarannya sangat terbatas sehingga asrama masih sempit,” ujarnya.(*)