Citizen Reporter
Semaraknya Masjidilharam pada Hari Jumat
Ternyata sejak tahun 2022 Pemerintah Saudi Arabia telah mengeluarkan kebijakan menjamin pemenuhan hak anak dengan memberi akses yang seluas-luasnya ke
Ketika Ibrahim menerima perintah Allah untuk menyembelih Ismail, pendapat Hajar tak pernah diabaikan. Begitu pula pendapat Ismail. Dengan penuh kasih sayang Ibrahim bertanya pada anaknya, ya Ismail dengan awalan kata "Ya bunayya" (wahai anakku).
Seorang anak karena telah dipenuhi hak dasarnya dalam pendidikan dan pengasuhan, khsususnya pendidikan agama, dengan mantap menjawab, “Jika itu perintah Allah maka lakukanlah wahai ayahku.”
Seorang ayah dan ibu pasti merasakan kesedihan yang sangat mendalam karena seorang anak yang dinanti-nantikan bertahun-tahun—bahkan dengan pilihan melakukan perkawinan kedua, lalu kemudian ditinggal sekian tahun, hanya ditemani ibunya di bukit yang gersang, tanpa kehidupan, dan baru saja dijumpai— harus diakhiri hidupnya.
Ayah dan ibu mana yang sanggup dihadapkan pada pilihan superdilematis seperti itu? Ya, pasti hanya Ibrahim dan Siti Hajar-lah yang sanggup karena bukti ketaatannya yang luar biasa kepada Allah Swt, dan Allah ternyata tidak pernah memgabaikan kebaikan-kebaikan manusia dan menggantinya dengan sesuatu yang tak pernah kita duga-duga: seekor kibas. Allahhu Akbar.
Dalam konteks hari ini, kita orang dewasa kerap mengeluh dengan perilaku-perilaku negatif anak-anak kita yang bahkan juga sudah menyerempet para perbuatan haram dan sia-sia. .Apakah salah anak sepenuhnya? Mari kita jawab penuh kesadaran diri, apakah kita sebagai orang tua telah memenuhi hak-hak mereka dengan sempurna dan kemudian menikmati hasil kesempurnaan itu atau kebalikannya?
Kita menuntut anak kita saleh/salihah, pintar, dan berbagai tuntutan lainnya, akan tetapi kepada mereka tidak pernah kita berikan haknya dengan baik dan optimal.
Salah satu contoh hak dasar anak adalah soal pemberian aiu susu ibu (ASI) sebagai makanan terbaik di dunia, yang tak mampu digantikan oleh formula apa pun. Ternyata sampai saat ini belum semua ibu-ibu di Aceh memastikan hak itu dapat diberikan, dan jika merujuk kepada angka capaian Aceh untuk ASI, ternyata masih di bawah angka nasional. Angka nasional 63,9 persen, angka Aceh 50,2 % .
Hal itu dipicu oleh berbagai faktor, seperti lemahnya dukungan suami dan keluarga, pemahaman yang tidak cukup, praktik budaya yang menganggap ASI sebagai sumber penyakit, atau bahkan juga karena ketidaksiapan menjalankan fungsi sebagai ibu karena menjadi korban pernikahan usia dini. Itu semua adalah bagian kecil dari faktor penyebab yang harus dijawab dengan kerangka kebijakan, program, dan kegiatan yang lebih inovatif untuk mendorong pemenuhan hak anak dimaksud dan semua kembali kepada kalimat di awal soal "berbuat baik".
Kembali ke Masjidilharam. Masjid ini mengajarkan banyak praktik baik dan berlaku sangat humanis terhadap perempuan dan anak-anak. Itu hal yang saya kagumi dan menjadi daya tarik untuk bisa kembali dan kembali lagi ke masjid mulia ini.
Imam Masjidilharam dalam khotbah Jumatnya saat saya ikut shalat jemaah, juga menyampaikan tentang keharusan berbuat baik, terutama kepada para tetangga.
Saya jadi teringat, pada masa kecil saya di sebuah kampung di Bireuen, ibu-ibu di kampong—mamak, miwa, dan nyakwa saya—hampir semuanya memiliki wajan besar. Kalau mareka memasak, jumlahnya tidak pernah sedikit. Soalnya, akan ada banyak blidie/mangkok dan ‘aneuk’ rantang berisi laukpauk yang kemudian akan diantar ke rumah-rumah rumah tetangga sebagai bukti kearifan lokal masyarakat Aceh sebagai orang beragama yang luar biasa. Ini juga dalam kerangka mendukung pemberian makanan sehat dan gratis, mendorong partisipasi masyarakat. Apalagi itu bernilai sedekah dengan penerima mamfaat kelompok rentan. Ini bagian yang bisa dikembangkan dan tentunya harus berlaku subsidi silang di mana harta-harta orang kaya menjadi salah satu sumber daya, tetapi tentu negara tetap menjadi pemegang mandat utama.
Banyak praktik baik yang sudah hampir punah dalam kehidupan sosial kita di Aceh. Semoga anak-anak kita tetap memiliki kenangan manis tentang contoh berbuat baik yang ditiru dari orang tua mareka., karena sejatinya anak adalah peniru utama.
Citizen Reporter
Penulis CR
Penulis Citizen Reporter
Semaraknya Masjidilharam pada Hari Jumat
AMRINA HABIBI
| WCN 2025 Seoul: Panggung Dunia Neurologi dan Pesona Kota Cerdas Asia Timur |
|
|---|
| Merajut Sejarah, Menyulam Masa Depan: 437 Tahun Kota Meulaboh dan Pekan Kebudayaan Aceh Barat |
|
|---|
| Menyelami Keindahan Arsitektur dan Spiritual di Masjid Kristal Kuala Terengganu Malaysia |
|
|---|
| Merevitalisasi Fungsi Masjid sebagai Rumah Edukasi Anak |
|
|---|
| Aplikasi 'Too Good To Go' Upaya Belgia Kurangi Limbah Makanan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.