Konflik Israel dan Palestina

Donald Trump Desak Yordania Terima Warga Gaza, Begini Respons Raja Abdullah

Donald Trump mendesak Raja Abdullah dari Yordania untuk menerima warga Palestina yang akan mengungsi secara permanen...

Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Eddy Fitriadi
X @IsraelPM
PERTEMUAN TRUMP DAN NETANYAHU - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri) bertemu Presiden AS, Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa (4/2/2025) waktu setempat. Donald Trump Desak Yordania Terima Warga Gaza, Begini Respons Raja Abdullah. 

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi kemudian mengatakan kepada TV milik negara al-Mamlaka bahwa ada rencana Arab yang dipimpin Mesir untuk membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya.

Para pejabat Yordania menjelang pembicaraan tersebut mengatakan mereka ingin menghindari keterlibatan publik di mana Trump akan mempersoalkan raja, dan pernyataan di dalam Ruang Oval tidak direncanakan.

Baca juga: GAZA TERKINI - Israel Ancam Lanjutkan Perang Gaza, Mesir dan Yordania Tolak Rencana Trump

Keduanya berbicara di hadapan wartawan bersama putra raja, Putra Mahkota Hussein, Safadi, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan pejabat lainnya.

Raja kemudian bertemu dengan sekelompok senator AS dari kedua partai, termasuk John Thune, pemimpin mayoritas Partai Republik.

Terjepit di antara Arab Saudi, Suriah, Israel, dan Tepi Barat yang diduduki, Yordania saat ini menjadi rumah bagi lebih dari 2 juta pengungsi Palestina dari total populasi 11 juta jiwa.

 Status dan jumlah mereka telah lama menjadi sumber kecemasan bagi para pemimpin negara tersebut.

Amman juga terhuyung-huyung akibat penghentian bantuan Trump selama 90 hari.

 Israel dan Mesir telah diberikan keringanan, tetapi $1,45 miliar yang diterima Yordania setiap tahun tetap dibekukan sambil menunggu tinjauan pemerintahan Trump terhadap semua bantuan asing.

Gencatan Senjata yang Rapuh

Usulan Trump telah memperkenalkan kompleksitas baru ke dalam dinamika regional yang sensitif, termasuk gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.


Hamas pada hari Senin mengatakan akan menghentikan pembebasan sandera Israel dari Gaza sampai pemberitahuan lebih lanjut, dengan mengatakan Israel melanggar perjanjian untuk mengakhiri serangan yang telah menghantam Gaza.

Trump kemudian mengusulkan pembatalan gencatan senjata jika Hamas tidak membebaskan semua sandera yang tersisa yang ditawannya pada tanggal 7 Oktober 2023, paling lambat hari Sabtu.

Baca juga: Mesir akan Kembali Bangun Gaza di Tengah Rencana Gila Trump Ingin Merampoknya dari Palestina

Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa "semua taruhan akan batal" jika Hamas tidak memenuhi tenggat waktu , seraya menambahkan bahwa ia tidak yakin kelompok militan Palestina tersebut akan memenuhinya.

Tiga dari empat warga Amerika ,74 persen dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan pada 7-9 Februari mengatakan mereka menentang gagasan AS mengambil alih kendali Gaza dan menggusur warga Palestina yang tinggal di sana.

 Jajak pendapat menunjukkan bahwa Partai Republik terbagi dalam isu tersebut, dengan 55 persen menentang dan 43 persen mendukung.

Baca juga: Lawan Trump Ambil Alih Gaza, Mesir Siap Jamin Warga Palestina Tetap Tinggal di Tanah Mereka

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved