603 Mahasiswa Umuslim Kembali Ke Kampus, Sukses Menunaikan Pengabdian di Aceh Tamiang

Wakil rektor bidang akademik, Hakim Muttaqim saat menerima mahasiswa antara lain mengatakan, penghargaan dan  terima kasih

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Sebanyak 603 mahasiswa Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan Bireuen yang sejak 20 Januari lalu melaksanakan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) ke Aceh Tamiang, Kamis (20/2/2025) tuntas melaksanakan pengabdian dan kembali ke kampus.

Mahasiswa KKM angkatan ke XXVI dijemput Rektor Umuslim, Dr Marwan diwakili wakil rektor bidang akademik, Hakim Muttaqim B SOc Sc SH MEc  Dev  AFA di Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

Para mahasiswa diserahkan kembali oleh Bupati Aceh Tamiang, Drs Armia Pahmi  MM diwakili Asisten 3, Drs Tri Kurnia di halaman kantor bupati setempat.

Kabag Humas Umuslim, Drs Faizin kepada Serambinews.com,
Jumat (21/2/2025) mengatakan, para mahasiswa antar Datok Penghulu ke kantor camat dan dilanjutkan ke kantor bupati.

Wakil rektor bidang akademik, Hakim Muttaqim saat menerima mahasiswa antara lain mengatakan, penghargaan dan  terima kasih kepada Bupati Aceh Tamiang dan jajarannya sampai kepada Datok Penghulu lokasi penempatan mahasiswa KKM bertugas selama satu bulan penuh.

Mahasiswa banyak mendapatkan berbagai pengalaman di kampung dan kegiatan masyarakat yang menjadi sebagai konsep kehidupan baru nantinya bagi mahasiswa dan menyadari tentu ada perbedaan sosial budaya dan kultur di kampung asal mahasiswa dan akan dijadikan pilot projek dibawa pulang ke kampus.

“Selama 30 hari mahasiswa telah berbuat apa yang bisa dan banyak belum dilaksanakan.

Itu menjadi ajang silaturahmi antara Muslim dengan Pemkab Aceh Tamiang,” ujarnya.

Asisten 3 Pemkab Aceh Tamiang, Drs Tri Kurnia dalam arahannya
menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Umuslim yang telah menempatkan 603 mahasiswa melaksanakan KKM di Aceh Tamiang didampingi 18 Dosen Pembimbing Lapangan.

Selama KKM, mahasiswa mengenal keadaan alam, sosial budaya, dan culture.

“Kegiatan masyarakat disini sebagai sentra daerah perkebunan sawit, dengan masyarakat multikultural yang berbeda jauh dengan kabupaten/ kota lain di Provinsi Aceh,” ujarnya. (*)