Berita Pidie

Kisah Syukur Nikmat Tuhan Lewat Hamba Disabilitas, Begini Penjelasan Anggota MPU Aceh Besar

Kisah Syukur Nikmat Tuhan Lewat Hamba Disabilitas. Begini Penjelasan Anggota MPU Aceh Besar

Penulis: Idris Ismail | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL
TAUSIAH AGAMA - Anggota MPU Aceh Besar, Ustadz Afrizal Sofyan SPd MAg mengisi tausiah agama di Masjid Jami Raya Labui, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Sabtu (22/2/2025) yang diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII). 

Laporan Idris Ismail I Pidie 

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Anggota Majelis Permusyawatan Ulama (MPU) Aceh Besar, Ustadz Afrizal Sofyan SPd MAg mengisi tausiah agama di Masjid Jami Raya Labui, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Sabtu (22/2/2025).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Kabupaten Pidie.

Dalam tausiah itu sosok Direktur Pengajaran Pondok Pesantren (Pontren) Oemar Diyan itu mengupas sikap wujud syukur terhadap nikmat Tuhan lewat sosok penderita disabilitas Abu Qilabah yang tidak memiliki kedua belah tangan. 

Namun ia menjadikan sikap syukur nikmat atas karunia Tuhan dengan tiada tara. 

Memetik dari kisah seorang yang berdiam diri dalam tenda yang kira musuh padahal ia bersenandung dalam zikir dan doa. 

Malah sosok Abu Qilabah menjadi daya pikat bagi Abdullah Bin Muhammad dan betapa kagetnya saat dilihat orang yang asyik berdoa dan zikir itu adalah orang tak memiliki kedua tangan, yaitu Abu Qilabah. 

Baca juga: Umuslim Bireuen akan Kukuhkan Seorang Guru Besar

Lalu dialog pun bergulir. Apa yang engkau syukuri ? dan apa yang engkau doakan sementara kamu dengan keterbatasan fisik. 

Abu Qilabah menjawab bahwa nikmat mana yang kamu ingkari. 

Maka keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk jiwa bersyukur atas pemberian anggota fisik yang terbatas (tiada kedua belah tangan). 

"Nasehat penting Abu Qilabah itu mengingatkan keterbatasan fisik untuk senantiasa bersyukur hingga membentuk  jiwa jauh lebih kaya dari orang yang lengkap material dan fisik," ujarnya.

Disebutkan bahwa Abu Qilabah bahwa apa yang  dijadikan oleh Allah SWT lewat lidah untuk tidak menjenuhkan dari berzikir kepada Nya.

Selanjutnya juga Abdullah bin Muhammad meminta agar mencarikan anaknya yang telah hilang lama. 

Baca juga: Berbagai Jenis Lembu dan Kambing Dijual di Pasar Hewan Geulumpang Payong, Segini Harganya Per Ekor

Lalu Abu Qilabah mengatakan anak Abdullah hilang dalam tumpukan tanah yang tak jauh dari tenda karena diburu binatang buas yang telah syahid. 

Karena anaknya itu menjadi penghantar selera makannya. 

Ketika itu lafaz Abdullah bin Muhammad terucap Innalillahi Wainnailaihi Raji'un dan bersyukur mendapatkan jasad anak yang wafat menjadi anak yang Shaleh. 

Ini menunjukan Ridha atas segala ketetapan Tuhan. 

"Ini pelajaran penting yang disadur dalam kisah Qilabah dengan keterbatasan selalu mensyukuri atas nikmat Allah yang diberikan dalam memotivasi rasa syukur," jelasnya.

Catat, kata Qilabah mengutarakan ketika riwayat Nabi Aiyub AS yang didera sakit berkepanjangan hingga dikucilkan masyarakat. 

Tapi beliau tetap bersyukur atas ujian berat terhadap penyakitnya. 

Ini komitmennya dalam mensyukuri atas Ridha-Nya. Semakin kita bersyukur atas Ridha-Nya maka semakin tinggi pula nikmat iman yang terpatri dalam jiwa kita. 

Dikisahkan juga tiga orang miskin kere yang didera penyakit kulit, buta dan botak. 

Baca juga: Ini Materi Retret Kepala Daerah di Magelang

Kalau Malaikat Jibril menyamar sebagai manusia biasa dan menanyakan apa permintaan selain disembuhkan dan meminta binatang ternak piaraan yang berbeda. 

Penderita penyakit kulit meminta onta, orang buta meminta lembu, dan yang botak meminta kambing.

Masing-masing mereka dilimpahkan tengah yang banyak di sebuah lembah masing dengan jumlah fantastis.

Namun suatu ketika kaya raya, Malaikat Jibril kembali datang menguji agar diberikan bantuan ternak satu onta dan lembu. 

Namun mereka enggan memberikan sebagai sempenan atas buah syukur.

 Akhirnya dua orang penyakit kulit dan buta itu menjadi miskin sebagai sesuatu. 

Hanya saja, orang yang botak ketika di mintai binatang ternak lalu berujar kepada Malaikat Jibril ambil semuanya dan yang tidak enggau sukai tinggalkan kepada saya.

Baca juga: PAN Aceh Minta Kader di Legislatif Sisihkan Dana Aspirasi untuk Ketahanan Pangan

 Melihat sikap pemurah itu atas syukur nikmat Allah SWT, maka ternak kambing yang dimiliki akan terus bertambah banyak hingga tiada tara. 

Ada pemahaman sederhana dalam bersyukur, yaitu perhatikanlah nasib orang dibawah strata sosial. Serta selalu menjadi bagian dari orang miskin. 

Seperti yang ditauladi oleh sosok Abdurrahman Bin Auf yang membeli bergudang-gudang kurma busuk dari petani miskin dengan harga normal. 

"Ini merasa menjadi bagian dari dunia orang miskin sebagai mentalitas bersyukur," ungkapnya. (*)

Baca juga: Polres Aceh Barat Kawal dan Amankan Pawai Ramadhan 1446 H, Start dari Masjid Agung Baitul Makmur

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved