Netanyahu Siagakan 400.000 Tentara Cadangan ke Jalur Perang Gaza

Presiden Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pemanggilan 400.000 tentara cadangan untuk ditempatkan ke wilayah perbatasan Gaza.

Editor: Faisal Zamzami
X @netanyahu
NETANYAHU - Foto ini diambil dari publikasi X Netanyahu pada Jumat (21/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato terkait perpanjangan gencatan senjata. Netanyahu mulai memanggil 400.000 tentara cadangan untuk ditempatkan ke perbatasan Gaza, usai Hamas menolak usulan perpanjangan gencatan senjata. 

SERAMBINEWS.COM – Presiden Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pemanggilan 400.000 tentara cadangan untuk ditempatkan ke wilayah perbatasan Gaza.

Keputusan untuk memobilisasi ratusan ribu pasukan diambil Netanyahu di tengah kekhawatiran akan pertempuran baru di Jalur Gaza.

Lewat keputusan itu, Israel akan memobilisasi hingga 400.000 tentara cadangan pada tanggal 29 Mei 2025.

Jumlah tersebut meningkat tajam bila dibandingkan perintah sebelumnya, dimana Netanyahu saat itu hanya memobilisasi sebanyak 320.000 tentara cadangan.

Mengutip dari Middle East Monitor, pemanggilan 400.000 tentara cadangan ke Gaza dilakukan Netanyahu untuk menggertak militan sayap kanan Palestina, Hamas.

Ini lantaran beberapa waktu lalu Hamas menolak menerima perpanjangan sementara yang diusulkan oleh utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.

Hamas merasa bahwa proposal tersebut tidak memenuhi tujuan utama mereka dalam hal pembebasan Palestina.

Oleh karena itu Hamas menolak untuk bernegosiasi dengan pihak yang mereka anggap sebagai pendukung kuat Israel, yang menurut mereka tidak dapat diandalkan dalam mencapai solusi yang adil bagi Palestina.

Dalam konteks ini, Hamas lebih memilih untuk melanjutkan perjuangan mereka secara langsung, tanpa kompromi yang dirasa merugikan posisi mereka.

Sebaliknya, Hamas bersikeras bahwa negosiasi harus segera berlanjut ke fase kedua.

Yaitu mencakup penghentian perang secara permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

"Satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas di kawasan tersebut dan pemulangan para tahanan adalah dengan menyelesaikan pelaksanaan perjanjian... dimulai dengan pelaksanaan fase kedua," kata pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi.

Namun hal tersebut dikecam Israel, Netanyahu menegaskan bahwa negaranya hanya akan memperpanjang gencatan senjata hingga Paskah.

Perselisihan inilah yang membuat kesepakatan gencatan senjata tahap satu berakhir.

 

Baca juga: Jika Hamas tak Bebaskan Sandera Israel Berniat Lanjutkan Perang di Gaza dalam Waktu 10 Hari ke Depan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved