Ramadhan 2025
Tokoh Agama di Aceh Ini Ibaratkan Berpuasa Lah Seperti Ulat, Jangan Layaknya Ular, Begini Maknanya
Tu Sudan yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh agama Islam di Aceh ini menjelaskan secara sunnatullah yang berpuasa sesungguhnya tidak hanya diwa
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Tu Sudan yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh agama Islam di Aceh ini menjelaskan secara sunnatullah yang berpuasa sesungguhnya tidak hanya diwajibkan kepada orang mukmin saja.
SERAMBINEWS.COM - Puasa bukan hanya ibadah bagi manusia, tetapi juga bagian dari proses alam bagi makhluk hidup lain, seperti ular dan ulat.
Ular berpuasa untuk mengganti kulitnya tanpa mengalami perubahan signifikan.
Sedangkan ulat berpuasa untuk berubah menjadi kupu-kupu yang lebih indah dan bermanfaat.
Dari sini, dapat diambil ibarat semestinya umat Muslim berpuasa seperti ulat yang bisa membawa perubahan ke arah lebih baik.
Bukan sebaliknya seperti puasa ular.
Pengurus DPP Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk H Hasanuddin MEd atau Tu Sudan, pernah menyampaikan hal ini pada Ramadhan 1445 Hijriah atau tahun 2024 lalu.

Baca juga: Wagub Fadhullah Ingatkan Pedagang Takjil Jaga Kebersihan Lapak
Tu Sudan yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh agama Islam di Aceh ini menjelaskan secara sunnatullah yang berpuasa sesungguhnya tidak hanya diwajibkan kepada orang mukmin saja.
Beberapa jenis makhluk hidup juga berpuasa sebelum mendapatkan kualitas dan kelangsungan hidupnya.
Misalnya puasanya induk ayam yang mengeram, sehingga mengubah telur menjadi makhluk baru yang disebut anak ayam.
“Di antara sekian banyak puasa hewan yang dapat kita ambil pelajaran agar puasa kita mencapai derajat taqwa, ialah puasanya ular dan puasanya ulat,” ujarnya.
Ia mengatakan, agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah mengganti kulitnya secara berkala.
Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lamanya itu.
Baca juga: KPI Aceh Dorong Lembaga Penyiaran Hadirkan Program Edukatif dan Islami Selama Ramadhan
“Ular juga harus berpuasa tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah puasanya tunai, kulit luar terlepas dan muncul lah kulit baru,” papar Tu Sudan.
Adapun ibrah dari puasanya ular yakni, wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
Nama ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama, yakni ular, makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
Cara bergerak ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama, dan tabiat serta sifat ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
Tu Sudan mengatakan, hal ini berbeda dengan ulat, salah satu hewan paling rakus karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan.
Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara berpuasa.
Baca juga: Disebut Lepas Hijab Gegara Cerai dari Arya Saloka, Putri Anne Bereaksi: Lah Menurut Lo Kenape?
“Puasa yang benar-benar dipersiapkan ulat ialah untuk mengubah kualitas hidupnya.
Karenanya, ulat mengasingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon (kepompong) sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya,” ungkapnya.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kepompong seekor makhluk baru yang sangat indah bernama kupu-kupu.
Adapun ibrah dari puasanya ulat yakni, wajah ulat sesudah puasa berubah indah memesona.
Nama ulat sesudah puasa berubah menjadi kupu-kupu, makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap madu.
Cara bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah terbang di awang-awang, dan tabiat ulat serta sifatnya berubah total.
Baca juga: VIDEO - Leumang Bambu Lamdingin, Penganan Khas yang Kerap Diburu Saat Ramadhan
Tu Sudan menyebutkan, ketika masih jadi ulat ia menjadi mahluk perusak alam karena memakan dedaunan.
Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.
“Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin taqwa dan mampu menjadi khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia ialah yang dapat memberikan manfaat bagi manusia lainnya,” pungkas Tu Sudan.
Dikutip Serambinews.com dari berbagai sumber, Tu Sudan adalah panggilan akrab dari H Hasanuddin MEd.
Ia alumnus Universitas Islam Omdurman Sudan. Selama ini yang bersangkutan juga dikenal sebagai tokoh agama yang aktif dalam kegiatan anti-narkoba. (Serambinews.com/ar)
Mengenal Fidyah Puasa: Cara Membayar, Jumlah yang Harus Dibayar, dan Niatnya di Bulan Ramadhan |
![]() |
---|
Ini Beras Dianjurkan untuk Bayar Zakat Fitrah, Begini Pendapat Ulama soal Waktu & Tempat Pembayaran |
![]() |
---|
Keutamaan Shalat Tarawih Malam ke-30 Ramadhan: Allah SWT Balas dengan Kenikmatan Surgawi |
![]() |
---|
Buya Yahya Sebut Amalan Dahsyat Saat Ramadhan, Kerap Diabai, Padahal Kunci Agar Ibadah Tak Sia-sia |
![]() |
---|
Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad soal Hukum Zakat Fitrah Bagi yang Tidak Mampu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.