Banda Aceh
Waspada Bullying! Santri asal Bener Meriah Nekat ke Banda Aceh, Dirundung Senior di Pesantren Medan
Kaburnya ZAT secara dramatis menggegerkan keluarga saat itu. Akhirnya, korban ditemukan di Nagan Raya bersama pria bernama Samsul (46) yang...
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
Informasi kaburnya ZAT dari Pondok Pesantren Raudhatul Hasanah Medan diketahui oleh orang tuanya tiga hari kemudian, saat mengecek kabar sang anak.
"Di situlah mereka tahu, pengelola pesantren bilang kalau ZAT kabur sejak tiga hari lalu. Orang tuanya ke Medan untuk mencari. Di sisi lain, mereka yang mendapatkan nomor kontak saya dari salah seorang rekan, minta tolong untuk dicarikan di Banda Aceh," ucap AKP Bambang.
"Kita sebagai anggota kepolisian yang bertugas untuk melayani masyarakat akhirnya berupaya mencari ZAT di Banda Aceh dengan beberapa tim yang kita bentuk," sambungnya.
Di sisi lain, teman ZAT telah mengenalkannya ke rekannya bernama Samsul, bos odong-odong. Memang saat itu diketahui si pemilik membutuhkan pekerja untuk mengelola usahanya.
Tanpa rasa curiga, Samsul kemudian mengajak ZAT ke Nagan Raya untuk bekerja, karena di sanalah dia hendak membuka cabang odong-odong miliknya.
"Saat di sana baru diketahui bahwa ZAT ini adalah anak yang dicari orang tuanya karena kabur dari pesantren. Dia tahu dari medsos, langsung dilaporkan ke orang tuanya dan berlanjut ke kita (petugas)," jelas AKP Bambang.
Usai menerima informasi keberadaan ZAT yang memang telah diawasi secara ketat oleh Samsul, akhirnya petugas bersama orang tua ZAT pergi ke Nagan Raya.
"Di sana kita jemput dan kembali ke Banda Aceh untuk nantinya pulang bersama keluarga ke Bener Meriah," ucap mantan Kasi Humas Polresta Banda Aceh ini.
"Kita berterima kasih kepada Pak Samsul yang sudah menjaga anaknya. Mereka (orang tua) juga ikhlas dengan kejadian ini, namun untuk perundungan nanti akan dilaporkan ke pihak ponpes," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.