Berita Pidie Jaya

Tembus Ekspor, Nikmatnya Socolatte: Produk Cokelat Pidie Jaya Memikat Hati Turis Lokal & Mancanegara

Cafe ini menyajikan kuliner cokelat olahan khas Pidie Jaya, mulai dari minuman hingga makanan yang berasal dari olahan cokelat.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/YENI HARDIKA
Aneka produk socolatte berupa permen cokelat hingga bar cokelat untuk diekspor ke Jepang, jurnalis Harian Serambi Indonesia, Firdha Ustin juga berkesempatan masuk dan melihat langsung proses packing cokelat, Sabtu (8/3/2025). 

Laporan Firdha Ustin | Pidie Jaya

SERAMBINEWS.COM,  PIDIE JAYA - Socolatte, menjadi salah satu ikon kuliner yang populer di Aceh, khususnya di Pidie Jaya. Dengan menyajikan aneka produk cokelat hingga berbagai minuman berbahan dasar cokelat, warung atau kafe ini berhasil menarik perhatian banyak orang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 

Berlokasi di Jalan Banda Aceh-Medan, Km 137, Gampong Baroh Musa, Kecamatan Bandar Baru, kafe Socolatte menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang melintas di jalur tersebut.

Cafe ini menyajikan kuliner cokelat hingga minuman cokelat dengan merek Socolatte, selain cafe, socolatte juga memiliki rumah produksi untuk mengolah biji kakao menjadi cokelat.

Socolatte 

Dari pintu masuk, aroma cokelat tercium kuat. Sebuah cafe berdiri tegak dengan nuansa jambo, di sampingnya ada ruangan mini kaca, terdapat rak-rak berukuran panjang yang tersusun rapi aneka produk cokelat membuat siapa saja akan tergugah. 

Masih satu lokasi yang sama, tepat di belakang gerai cokelat ini ada rumah produksi cokelat socolatte.

Socolatte merupakan produk hasil buah pikiran Irwan Ibrahim, sebagai petani sekaligus praktisi kakao asal Pidie Jaya.

Ide membuat produk olahan cokelat muncul pada tahun 2003, pada saat itu Irwan melihat daerah Pidie Jaya sebagai penghasil kakao di Aceh, namun sayangnya proses pemasaran cokelat yang sangat panjang, dimulai dari petani yang menjual hasilnya ke pengepul, kemudian ke agen di Medan dan akhirnya sampai ke produsen, membuat petani tidak mendapatkan keuntungan yang maksimal. 

Ia pun berpikir bahwa dengan membuat produk olahan cokelat di Pidie Jaya dapat memotong rantai pemasaran yang panjang, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah bagi petani di Pidie Jaya.

"Dari situ saya melihat rantai pemasaran yang begitu panjang, otomatis bisa jadi kurang memihak kepada petani. Jadi saya melihat itu suatu upaya yang harus dilakukan yang tujuannya mungkin memangkas pemasaran yang panjang untuk meningkatkan nilai tambah pada petani di Pidie Jaya," katanya kepada Serambinews.com, Sabtu (8/3/2025).

Hasil produk olahan UMKM socolatte.
Hasil produk olahan UMKM socolatte.

Salah satu cara yang dipikirkan adalah dengan membangun fasilitas pengolahan cokelat di daerah tersebut, agar proses produksi dapat dilakukan langsung di tempat, tanpa perlu melalui banyak pihak dan jarak yang jauh.

Ia juga menyadari bahwa cokelat di Pidie Jaya memiliki kualitas yang unggul dan bagus, namun sayangnya semua hasilnya hanya dijual ke Medan tanpa diproses lebih lanjut.

Selain itu, Irwan juga melihat bahwa belum ada yang mengolah kakao di daerah tersebut, padahal kakao memiliki potensi besar untuk usaha.

Irwan meyakini bahwa pengolahan kakao bisa menghasilkan berbagai produk turunan yang memiliki nilai jual tinggi.

Meski melalui proses yang cukup panjang, produk cokelat socolatte resmi diproduksi pertama kali pada tahun 2010.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved