Video

VIDEO - Tak Terkendali, 1.000 Loyalis Eks Presiden Assad Tewas Disergap HTS

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Sabtu(8/3/2025) mengatakan korban termasuk 745 warga sipil.

Dikutip dari The Guardian pada Minggu (9/3/2025), pertempuran dimulai pada Kamis (6/3/2025) setelah pasukan yang setia kepada rezim Assad yang digulingkan menyergap pasukan keamanan di Jableh, di provinsi pesisir Latakia.

Serangan terkoordinasi yang meluas itu merupakan tantangan terbesar bagi otoritas Islamis negara itu sejauh ini.

Bahkan terjadi tiga bulan setelah pasukan oposisi yang dipimpin oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al-Sham menggulingkan presiden Suriah Bashar Al Assad.

Baca juga: Suriah Berlakukan Jam Malam, Kekerasan Terhadap Sipil Meningkat, Dewan Militer Pembebasan Diumumkan

Untuk menghancurkan pemberontakan itu, pemerintah Suriah meminta bala bantuan, dengan ribuan pasukan berkumpul di pantai Suriah dari seluruh negeri.

Meskipun pasuakn secara nominal berada di bawah naungan pemerintah Suriah yang baru, milisi masih bertahan, beberapa di antaranya telah terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu dan relatif tidak disiplin.

Pemerintah Suriah bersikeras bahwa "tindakan individu" menyebabkan terbunuhnya warga sipil dan mengatakan masuknya pasukan dalam jumlah besar ke pantai menyebabkan pelanggaran hak asasi manusia. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved