Ramadam 2025

Penguatan Pendidikan Ramadhan, SMAN 1 Baitussalam Gelar Pengajian untuk Guru dan Tendik

Kepala SMAN 1 Baitussalam, Jamaluddin, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini menjadi momentum bagi guru

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
PENGAJIAN GURU DAN TENDIK - SMA Negeri 1 Baitusalam, Aceh Besar mengadakan pengajian (tausiah) kepada seluruh guru dan tenaga pendidik dalam rangka penguatan nilai-nilai pendidikan Ramadhan, Jumat dan Sabtu (7-8/03/2025). 

SERAMBINEWS.COM - SMA Negeri 1 Baitusalam, Aceh Besar mengadakan pengajian (tausiah) kepada seluruh guru dan tenaga pendidik dalam rangka penguatan nilai-nilai pendidikan Ramadhan, Jumat dan Sabtu (7-8/03/2025). Acara yang bertempat di ruang guru sekolah tersebut menghadirkan penceramah ustad Awaluddin, M.Pd dari Pesantren Modern Al-Manar dan guru besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Dr. Damanhuri Basyir, MA. 

Dalam kesempatan itu turut hadir pengawas pembina, Syarifah Nurmasyithah, M.Pd, wakil bidang kurikulum, Eva Marliani, SE, waka Humas, Mukhtar, M.Pd, ketua komite beserta seluruh dewan guru dan tenaga pendidik. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai spiritual di lingkungan pendidikan Baitussalam serta menambah wawasan keislaman para guru dalam menggabungkan tema pelajaran dengan materi Ramadhan. Kegiatan yang berlangsung dua hari itu berjalan lancar tanpa mengganggu proses pembelajaran. 

Kepala SMAN 1 Baitussalam, Jamaluddin, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini menjadi momentum bagi guru untuk menguatkan kembali nilai-nilai keimanan dan ketakwaan sebagai pondasi membangun karakter dan keteladanan. 

“Sebelum menguatkan siswa, guru penting menguatkan pondasi dirinya terlebih dahulu,” ungkap Jamaluddin.

Lebih lanjut ia mengatakan kegiatan ini sejalan dengan himbauan dinas pendidikan Aceh agar di bulan mulia ini kita semua punya resolusi diri. Bagimana menjadikan Ramadhan tahun ini lebih bermakna, lebih produktif dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Saya berharap dengan hadirnya penceramah yang merupakan pakar dibidangnya, memberikan pencerahan kepada kita dalam menyusun resolusi diri serta bagaimana seorang guru bisa mengintegrasikan nilai-nilai pengetahuan agama dalam setiap materi pelajaran,” harapnya. 

Sebagai penceramah hari pertama, ustad Awaludddin, M.Pd memaparkan tausiah tentang keutamaan Ramadhan. Ia membuka tausiahnya dengan mengutip surat Albaqarah ayat 183. “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. 

“Terkait puasa Allah SWT memanggil orang-orang beriman, kenapa begitu?. Karena untuk mengerjakan amal shaleh maka harus ada iman. Nabi Muhammad SAW berdakwah di Mekkah 13 tahun, yang ditanamkan pertama sekali adalah tentang iman, tentang tauhid. Nabi menyuruh memperbaiki iman. Karena kalau sudah ada iman yang lain pasti aman,” jelasnya.

“Puasa Ramadhan adalah satu lembaga pendidikan mentalitas. Jadi bulan ini mendidik orang-orang untuk sabar, bertanggung jawab, berani berkata jujur dan banyak pendidikan lain di dalamnya. Artinya, dengan bulan Ramadhan, bagaimana kita bisa mengambil nilai-nilai kemuliaan dan mengimplementasinya dalam kehidupan”.

Ustaz Awal menjelaskan setiap ilmu yang Allah SWT turunkan memiliki tujuan untuk mengesakan Allah. Tugas hamba menggunakan ilmu itu sebagai sarana beribadah kepadaNya. 

“Dalam mengajar demikian juga, setiap ilmu yang kita ajarkan kepada anak didik semestinya harus mengaitkan dengan segala hal yang menambah keimanan. Ibu bapak guru tentu lebih paham seni mengajar, bagiamana menghubungkan setiap materi yang dipelajari dengan nilai-nilai agama agar melahirkan peserta didik yang beriman dan bertakwa”. 

Sementara, guru besar UIN Ar-Raniry Prof. Dr. Damanhuri Basyir, MA menguraikan “Peran Ilmu Akhlak dan Tasawuf dalam Pembentukan Karakter”. Prof Daman menjelaskan berakhlak tasawuf adalah salah satu jalan memperoleh ketenangan jiwa. 

“Islam akan bisa dipahami dengan baik jika setiap pribadi memahami tiga komponen. Pertama tauhid, kedua fiqih dan ketiga tasawuf. Tauhid menyangkut dengan aqidah, keyakinan dan keimanan. Tidak mungkin baik amal kita, ibadah kita dan sosial kita jika tauhidnya tidak bagus. Fiqih berkaitan dengan hukum-hukum Islam yang mengatur perilaku. Sedangkan tasawuf berhubungan dengan upaya membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah,” jelas Prof Daman.

Menurut mantan dekan Ushuluddin itu, ilmu tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya memahami penyakit batin. Bagaimana memperbaiki penyakit batin, bagaimana membuat hati tenang dan cara mengelola hati agar terpaut dengan sang pencipta. 

“Terdapat tujuh anggota tubuh yang sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Yaitu mata, telinga, mulut, tangan, kaki, perut, dan kemaluan. Anggota tersebut harus kita jaga sesuai tuntunan Allah untuk mendatangkan kebaikan dunia dan akhirat,” lanjutnya.

Guru besar bidang ilmu Hadis di Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry itu menjelaskan cara yang ditempu untuk mencapai ketenangan jiwa. Pertama dekat dengan Alquran, maknanya senantiasa membaca dan menjadikan Alquran sebagai petunjuk. Allah menciptakan jiwa manusia sejalan dengan Alquran. Disaat jauh dari Alquran maka ia akan terasa gundah gulana, gelisah dan tidak tentram. Sebaliknya, kebahagian dan rasa tenang akan hadir jika hati selalu terpaut dengan kalam Ilahi. 

Cara kedua, menjaga waktu shalat. Sebab orang yang shalat di awal waktu adalah yang memprioritaskan Allah di atas segalanya dan mengikhlaskan waktu menghadap tuhannya. Maka hatinya akan Allah jaga senantiasa dalam ketenangan.

Sebagai penutup, Prof Daman menukilkan kembali nasehat dari kisah Luqmanul Hakim serta keledai tunggangannya. Dimana suatu hari Luqman, sang ayah yang bijak ingin mengajarkan anaknya tentang dunia sesungguhnya. Maka ia mengajak sang anak berjalan menunggangi seekor keledai. Singkat cerita selalu ada saja anggapan orang yang salah terhadap ayah dan anak tersebut saat berjalan dengan keledainya, baik ketika ayah duduk di atas keledai sedangkan anak yang menarik keledai atau pun sebaliknya. 

"Kisah Luqman mengajarkan kita, dalam menjalani hidup kita perlu punya prinsip dan pendirian. Lakukan apa saja yang bermanfaat bagimu dan agamamu. Teruslah berusaha hingga mencapai puncak kebaikan. Jangan ambil pusing dengan perkataan orang lain. Karena kita tidak pernah bisa memuaskan dan melegakan semua orang. Tidak juga ada cara menyatukan hati dan pikiran mereka. Itulah fakta di tengah orang banyak dengan berbagai kepentingannya masing-masing,” kata mantan ketua MPU kota Banda Aceh itu mengakhiri tausiahnya.(*)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved