Berita Aceh Timur

Ini Menu Berbuka Puasa Pengungsi Rohingya di Kamp Aceh Timur dari Buah-Buahan hingga Camilan Roti 

Untuk berbuka puasa, para imigran asal Myanmar tersebut mendapat pasokan makanan dari UNHCR dan Yayasan Kemanusiaan Muslim Indonesia (YKMI).

Penulis: Maulidi Alfata | Editor: Saifullah
Serambinews.com/Maulidi Alfata
MENU BERBUKA ROHINGYA - Imigran Rohingya menerima makanan untuk berbuka dari dari UNHCR dan Yayasan Kemanusiaan Muslim Indonesia (YKMI), di kamp penampungan sementara Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, Aceh Timur, Selasa (11/3/2025). 

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI - Menu berbuka puasa untuk pengungsi Rohingya di Aceh Timur mulai dari buah-buahan yang terdiri dari pisang, pir, jeruk, semangka, hingga kurma, dan cemilan roti. 

Untuk berbuka puasa, para imigran asal Myanmar tersebut mendapat pasokan makanan dari UNHCR dan Yayasan Kemanusiaan Muslim Indonesia (YKMI). 

"Hari biasa semua pengungsi dapat camilan, tapi saat puasa hanya anak-anak yang mendapatkannya," jelas salah seorang pengungsi, Abdullah saat diwawancarai, Selasa (11/3/2025). 

Ia berharap, lembaga penanganan pengungsi dapat menyediakan lebih banyak makanan ringan yang bisa disimpan.

Mengingat mereka tidak memiliki uang untuk membeli jajanan bagi anak-anaknya.

"Karena anak-anak sering meminta jajan, sementara kami tidak punya uang,” beber dia.

“Kami berharap, UNHCR dan YKMI bisa mengganti buah dengan snack yang bisa disimpan lebih lama," tambahnya.

Suasana Ramadhan di Camp Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur, terasa begitu khidmat. 

Ratusan pengungsi Rohingya yang menetap di sana menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh semangat.

Mereka menjalankan ibadah puasa dan berbagai aktivitas keagamaan layaknya umat muslim pada umumnya.

Abdullah mengungkapkan, bahwa rutinitas malam di camp tetap diisi dengan Shalat Tarawih sebanyak 23 rakaat, termasuk Witir tiga rakaat. 

Tak hanya itu, kegiatan mengaji juga tetap berjalan dengan baik, berkat kehadiran tiga penghafal Al-Qur'an 30 juz di camp tersebut. 

Mereka bergantian menjadi imam shalat, mengajar, hingga membimbing tadarus.

"Di camp ini, ada guru mengaji dan juga tahfiz Al-Qur'an,” bebernya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved