Luar Negeri
Pembajakan Kereta di Pakistan Berakhir Tragis, 27 Sandera Tewas, Semua Pelaku Ditembak Mati
Operasi penyelamatan para penumpang ini telah selesai dilakukan sepenuhnya pada Rabu (12/3/2025).
SERAMBINEWS.COM - Pasukan Keamanan Militer Pakistan menyelamatkan 346 sandera dari kereta penumpang yang dibajak oleh kelompok bersenjata di Provinsi Balochistan di barat daya negara itu.
Sayangnya, ada 27 sandera yang tewas dalam insiden itu.
Kereta api tersebut sedang dalam perjalanan dari Quetta, ibukota provinsi Balochistan, menuju Peshawar, ibukota provinsi Khyber Pakhtunkhwa, ketika diserang pada Selasa (11/3/2025).
Kereta yang membawa 440 penumpang itu menjadi sasaran pembajakan ketika melewati terowongan di dekat kota Sibi, sekitar 160 km (100 mil) dari Quetta.
Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), sebuah kelompok separatis yang ingin memisahkan diri dari Pakistan, meledakkan rel kereta api dan melemparkan roket ke Jaffar Express.
"Hari ini kami membebaskan sejumlah besar orang, termasuk wanita dan anak-anak. Operasi terakhir dilakukan dengan sangat hati-hati," kata juru bicara militer Ahmed Sharif Chaudhry, dikutip dari Reuters, Kamis (13/3/2025).
Akhir penyelamatan pembajakan kereta di Pakistan
Operasi penyelamatan para penumpang ini telah selesai dilakukan sepenuhnya pada Rabu (12/3/2025).
Ketua Menteri Balochistan, Sarfraz Bugti mengatakan, pasukan keamanan militer telah membunuh semua pemberontak yang terlibat.
Dikutip dari Aljazeera, Rabu, Setidaknya, ada 33 pelaku penyanderaan yang ditembak mati.
Sementara, 27 sandera dan seorang tentara paramiliter tewas dalam insiden pembajakan tersebut.
Dalam insiden ini, BLA mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kereta api Jaffar Express pada Selasa (11/3/2025).
Menteri Dalam Negeri Muda Talal Chaudhry mengatakan kepada televisi Geo, kelompok BLA mengenakan rompi bunuh diri ketika mereka duduk di antara para penumpang yang disandera, sehingga menyulitkan upaya penyelamatan.
Pihaknya telah mengirimkan ratusan tentara dan mengerahkan angkatan udara dan pasukan khusus untuk mengatasi para penyerang.
Pada tahap akhir operasi, pasukan khusus melumpuhkan para pelaku bom bunuh diri sebelum bergerak dari satu gerbong ke gerbong lainnya untuk membunuh sisa anggota kelompok BLA.
Sebelumnya, kelompok tersebut siap untuk membebaskan para penumpang jika pihak berwenang setuju untuk melepaskan anggota kelompok mereka yang dipenjara.
Baca juga: 6 Orang Tewas saat Demo Minta Imran Khan Bebas di Pakistan, Demonstran dan Polisi Bentrok
Kesaksian korban yang ada dalam kereta
Dikutip dari CNN, Kamis, salah satu korban bernama Muhammad Ashraf (75) menceritakan detik-detik penyanderaan itu.
Sesaat sebelum kejadian, ia mengaku mendengar sebuah ledakan keras di daerah pegunungan hingga mengguncang semua gerbong.
“Kami tiarap di lantai begitu tembakan berat dimulai. Tak lama kemudian, orang-orang bersenjata memasuki kereta dan memeriksa identitas kami,” ungkanya.
Seorang wanita yang diselamatkan menggambarkan kekacauan yang terjadi setelah serangan itu.
Ia melarikan diri dari tembakan dan berjalan kaki selama dua jam untuk mencapai tempat yang aman.
Korban selamat Arslan Yousaf mengingat momen mengerikan saat pembajakan dimulai.
"Begitu ledakan terjadi, orang-orang bersenjata menyerbu kereta. Mereka membawa peluncur, senapan, dan senjata lainnya, dan mereka langsung mulai menembaki orang-orang," ujarnya.
Keamanan di Balochistan yang Terus Bermasalah
Balochistan, provinsi terbesar di Pakistan, telah berjuang dengan masalah keamanan selama beberapa dekade.
Wilayah ini merupakan rumah bagi beberapa kelompok bersenjata, termasuk BLA.
Sejak 2006, Pakistan dan Amerika Serikat telah melarang kelompok tersebut dan menetapkannya sebagai organisasi teroris.
Kronologi Serangan Terhadap Kereta Jaffar Express
Dikutip dari Anadolu Agency dan AFP, kelompok separatis Baloch telah beberapa kali menyerang kereta Jaffar Express dalam beberapa tahun terakhir.
Pada November 2024, serangan besar terjadi di stasiun kereta api Quetta, di mana seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya, menewaskan 30 orang.
Sebelumnya, pada Agustus 2024, penyerang meledakkan rel kereta di Balochistan, menyebabkan penghentian layanan kereta selama dua bulan, dan pada Januari 2024, bom meledak di jalur kereta di Bolan, melukai 13 orang.
Pada 11 Maret 2025, kelompok militan Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) membajak kereta Jaffar Express di Balochistan.
Serangan dimulai dengan ledakan yang merusak rel kereta, membuat kereta berhenti.
Militan kemudian menyandera lebih dari 450 penumpang, yang menyebabkan baku tembak yang menewaskan tiga orang.
Pasukan keamanan Pakistan berhasil membebaskan 155 sandera, namun beberapa penumpang dan masinis tewas dalam penyergapan tersebut.
Sebanyak 27 militan tewas dalam operasi penyelamatan.
BLA mengklaim akan menukar sandera dengan "aktivis politik Baloch" serta anggota BLA yang dipenjara.
Pemerintah Pakistan mengutuk serangan ini dan mengirim pasukan tambahan ke Balochistan, dan melanjutkan operasi penyelamatan.
Beberapa korban selamat mengungkapkan bagaimana militan menargetkan penumpang yang berasal dari luar Balochistan.
Baca juga: Harga Kelapa Kukur di Aceh Timur Tetap Stabil Selama Ramadhan
Baca juga: Alasan Kejagung Periksa Ahok Terkait Kasus Korupsi Pertamina, Dicecar 14 Pertanyaan
Baca juga: Ciptakan Metode Pembelajaran Menarik, Guru SMP di Aceh Singkil Dilatih Desain Grafis
Kepala Ular Kobra Putus Digigit Bocah Berusia 2 Tahun |
![]() |
---|
Kisah Aimi Nasruddin Alami Koma, Baru Sadar Usai Dengar Suara Penyanyi Siti Nurhaliza |
![]() |
---|
Trump Pecat Pejabat Biro Statistik, Ngamuk Tak Terima Lapangan Kerja AS Disebut Turun |
![]() |
---|
Pria 51 Tahun Pamer Alat Kelamin di Tempat Umum, Tewas Dikeroyok Massa |
![]() |
---|
3.800 Karyawan NASA Ajukan Pengunduran Diri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.