Konflik Israel dan Palestina
PBB: Israel Lakukan Genosida dan Kekerasan Seksual Terhadap Warga Palestina, Israel Menepis Tuduhan!
Tuduhan ini terungkap dalam sebuah laporan yang ditugaskan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang mendokumentasikan dugaan pelanggaran sejak serangan
Penulis: Sri Anggun Oktaviana | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM-Para pakar dari PBB mengatakan bahwa Israel semakin banyak melakukan kekerasan seksual dan berbasis gender terhadap warga Palestina, serta melakukan "tindakan genosida" dengan penghancuran sistematis fasilitas perawatan kesehatan ibu dan reproduksi di Gaza.
Tuduhan ini terungkap dalam sebuah laporan yang ditugaskan oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang mendokumentasikan dugaan pelanggaran sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza.
Dilansir dari BBC News (14/3/2025), laporan yang disusun oleh Komisi Penyelidikan Internasional Independen tentang Wilayah Palestina yang Diduduki menyatakan bahwa pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya terjadi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Laporan itu juga mengklaim bahwa penghancuran fasilitas seperti bangsal bersalin di Gaza dan klinik fertilitas dapat menjadi bagian dari strategi untuk mencegah kelahiran dalam kelompok tertentu, yang merupakan salah satu definisi dari genosida menurut hukum internasional.
Baca juga: Polisi Palestina Bunuh Pejuang Batalyon Jenin Palestina di Tepi Barat
Israel dengan tegas menanggapi tuduhan tersebut, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Dewan Hak Asasi Manusia PBB sebagai "badan yang antisemit, busuk, mendukung teroris, dan tidak relevan."
Netanyahu mengkritik PBB karena tidak fokus pada kejahatan perang yang dilakukan oleh Hamas dan menuduh bahwa laporan ini hanya berisi "tuduhan palsu."
Baca juga: Dampak Blokade Israel, PBB Peringatkan Kondisi Kemanusiaan di Gaza Makin Memburuk
Kekerasan Seksual dan Penghancuran Fasilitas Kesehatan
Komisi yang beranggotakan tiga orang itu mengatakan bahwa laporan barunya didasarkan pada kesaksian para korban dan saksi kekerasan seksual dan berbasis gender, yang mengungkapkan peningkatan yang menyedihkan dalam kekerasan tersebut.
Navi Pillay, Ketua Komisi yang juga mantan Kepala Hak Asasi Manusia PBB, menyatakan bahwa bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa kekerasan seksual terhadap warga Palestina digunakan sebagai alat untuk "meneror mereka dan melestarikan sistem penindasan."
Menurut laporan tersebut, bentuk-bentuk kekerasan seksual yang terjadi termasuk pemaksaan menelanjangi diri, pelecehan seksual, ancaman pemerkosaan, serta penyerangan seksual lainnya, yang disebut sebagai "bagian dari prosedur operasi standar Pasukan Keamanan Israel terhadap warga Palestina."
Kekerasan seksual dan kekerasan pada alat kelamin, dikatakan dilakukan baik berdasarkan perintah langsung maupun dorongan tersirat dari pimpinan sipil dan militer Israel.
Laporan tersebut juga mengungkapkan penghancuran sistematis fasilitas perawatan kesehatan di Gaza, dengan fokus pada fasilitas reproduksi.
Komisi menemukan bahwa pasukan Israel menghancurkan rumah sakit bersalin dan klinik fertilitas, yang mengakibatkan perempuan dan anak-anak perempuan meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, karena akses mereka terhadap perawatan kesehatan reproduksi telah terhalang.
Komisi menduga bahwa penghancuran fasilitas ini adalah bagian dari upaya untuk mencegah kelahiran di kalangan warga Palestina, yang menurutnya merupakan tindakan genosida.
Salah satu serangan yang tercatat adalah penghancuran laboratorium embriologi di Pusat IVF Al-Basma di Kota Gaza, yang melibatkan penghancuran sekitar 4.000 embrio dan 1.000 sampel sperma serta sel telur yang tidak dibuahi.
Komisi menyimpulkan bahwa serangan ini dilakukan dengan proyektil kaliber besar, kemungkinan besar peluru tank Israel, dan bahwa serangan ini dilakukan secara sengaja oleh pasukan Israel.
Militer Israel mengatakan mereka tidak mengetahui adanya serangan terhadap klinik tersebut.
Baca juga: Warga Palestina Kembali Mencari Jenazah yang Terkubur di Rumah Sakit al-Shifa
Tanggapan Israel
Israel membantah tuduhan yang diajukan dalam laporan tersebut. Misi Israel di PBB menyebut laporan itu sebagai "upaya yang tidak tahu malu" untuk memberatkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan menciptakan ilusi tentang penggunaan kekerasan seksual secara sistematis.
Pihak Israel menegaskan bahwa mereka memiliki prosedur dan kebijakan yang tegas yang melarang pelanggaran hak asasi manusia, dan menyatakan bahwa mereka memiliki mekanisme untuk menyelidiki setiap insiden dugaan kekerasan seksual yang melibatkan tentara Israel.
Netanyahu juga mengecam Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan menyebutnya sebagai "sirkus anti-Israel."
Ia berargumen bahwa PBB seharusnya lebih fokus pada kejahatan perang yang dilakukan oleh Hamas, yang menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera.
"Daripada berfokus pada kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh Hamas, PBB kembali memilih untuk menyerang Israel dengan tuduhan palsu," kata Netanyahu.
Krisis di Gaza
Perang Gaza yang dimulai setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 48.520 orang tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Sebagian besar dari 2,1 juta penduduk Gaza telah mengungsi beberapa kali.
Infrastruktur di Gaza juga hancur, dengan hampir 70 persen bangunan diperkirakan rusak atau hancur, sementara sistem perawatan kesehatan, air, sanitasi, dan kebersihan telah runtuh.
Kekurangan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan tempat berlindung semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang ada.
Saat ini, Mahkamah Internasional sedang menangani kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan yang menuduh pasukan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Namun, Israel dengan tegas membantah tuduhan tersebut, dan pertempuran di Gaza masih berlangsung dengan kekerasan yang terus meningkat.
(Serambinews.com/ Sri Anggun Oktaviana)
Baca juga: Israel Rampas Toa Masjid Al-Aqsa, Ketegangan Meningkat Selama Ramadan
Israel
Palestina
Israel Lakukan Genosida
Kekerasan Seksual Terhadap Warga Palestina
Serambi Indonesia
Serambinews
Donald Trump Klaim Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Desak Hamas Terima Kesepakatan |
![]() |
---|
Temuan Pil Diduga Narkoba di Karung Tepung Bantuan AS, Otoritas Gaza Sebut Bentuk Serangan Langsung |
![]() |
---|
Lokasi Bantuan Jadi 'Perangkap Maut', 549 Warga Gaza Tewas Ditembak |
![]() |
---|
Israel Kembali Bombardir Gaza, 71 Warga Palestina Tewas di Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 |
![]() |
---|
Konflik Memanas! Iran Tolak Negosiasi Nuklir di Tengah Serangan Israel, Ketegangan Global Meningkat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.