Perang Gaza

Drone Israel Bantai 9 Orang dalam Serangan di Gaza, Termasuk Jurnalis, Lainnya Luka-luka

Seorang wartawan termasuk di antara setidaknya sembilan yang dilaporkan

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/medsos
ISRAEL KEMBALI MEMBANTAI - Serangan Israel menewaskan sembilan warga Palestina di Gaza utara dalam beberapa jam terakhir dalam apa yang terbaru dalam serangkaian pelanggaran gencatan senjata oleh militer Israel. 

SERAMBINEWS.COM - Serangan Israel menewaskan sembilan warga Palestina di Gaza utara dalam beberapa jam terakhir dalam apa yang terbaru dalam serangkaian pelanggaran gencatan senjata oleh militer Israel.

Seorang wartawan termasuk di antara setidaknya sembilan yang dilaporkan tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Beit Lahia di Gaza utara pada Sabtu pagi.

Empat tewas dalam serangan terpisah di Kota Gaza sementara seperlima tewas di pantai oleh angkatan laut Israel.

Tank dan tembakan juga telah dilaporkan di Rafah di Gaza selatan. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari wilayah selatan.

Baca juga: Para Pejabat AS dapat Diadili di Pengadilan Kriminal Internasional, Biarkan Israel Membantai Gaza

Serangan terbaru terjadi di tengah kebuntuan yang terus berlanjut antara Hamas, dan AS dan Israel mengenai bagaimana melanjutkan gencatan senjata.

Pemerintahan Trump pada hari Rabu mengusulkan untuk ‘menjembatani’ fase gencatan senjata saat ini ke bulan April, yang ditolak oleh Hamas.

Korban yang tewas adalah beberapa pekerja dari Yayasan Al-Khair, kata pertahanan sipil Gaza.

"Sembilan martir telah dipindahkan (ke rumah sakit) termasuk beberapa jurnalis dan sejumlah pekerja dari Organisasi Amal Al-Khair, sebagai akibat dari pendudukan yang menargetkan kendaraan dengan drone di kota Beit Lahia, bertepatan dengan penembakan artileri di daerah yang sama," kata juru bicara pertahanan sipil AFP.

Kementerian kesehatan setempat mengkonfirmasi bahwa sembilan mayat telah tiba di Rumah Sakit Indonesia di utara daerah kantong, serta beberapa yang terluka.

Hamas menggambarkan serangan itu sebagai "pembantaian mengerikan" dan "pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian gencatan senjata".(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved