Moscow Fashion Week
Mahasiswa Indonesia Ini Penata Gaya Busana Model Perancang Aceh dalam Moscow Fashion Week 2025
“Saya stylish-nya Kak Syukriah. Saya mahasiswa asal Indonesia di Moskow,” kata Danen, awal mengenalkan diri.
“Saya stylish-nya Kak Syukriah. Saya mahasiswa asal Indonesia di Moskow,” kata Danen, awal mengenalkan diri.
SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Panggilannya Danen. Nama panjang Danendra. Lelaki berkulit langsat. Tubuhnya gempal.
Tinggi badan kurang lebih 175 centimeter. Rambutnya sedikit panjang, tidak terbilang gondrong. Tidak juga cepak.
Ia mengenakan kaus oblong, hitam. Lengan baju ketat, membalut tangan atas yang tampak berotot.
Kalung logam, dua utas meliliti lehernya. Satu kalung warna perak mengantung sampai dada, bandung bulat, mengenai tepat ulu hatinya.
Satunya kalung lagi pendek, warna perunggu, tepat melingkari leher. Anting tertancap di ujung daun telinganya.
“Saya stylish-nya Kak Syukriah. Saya mahasiswa asal Indonesia di Moskow,” kata Danen, awal mengenalkan diri saat Tribun Network mampir ke panggung belakang (back stage) arena Moscow fashion Week yang berlangsung di Manege Hall, Kota Moskow, Jumat (14/3/2025) sore, sekitar pukul 15.45 waktu setempat.
Baca juga: Perempuan Aceh Libatkan 27 Model Peragakan Busana pada Moscow Fashion Show, Ini Rahasia Suksesnya

Danen bertugas sebagai penata gaya (stylish) outfit (pakaian) dan rambut 27 model yang memeragakan busana rancangan Syukriah Rusydi, perempuan asal Banda Aceh pada ajang Moscow Fashion Week, Jumat (15/3/2025) sore.
Agenda peragaan busana ini dilaksanakan dua kali dalam setahun. Semakin rutin diselenggarakan sejak tahun 2022.
Danen melanjutkan, dia sudah empat tahun berada di Rusia, negara yang tengah dipimpin Presiden Vladimir Putin.
Awalnya dia kuliah pada jurusan bidang sains, biologi. Namun belakangan, kampus lama itu menjadi kenangan baginya.
Letak kampus lamanya agak di ujung barat Rusia.
Lelaki yang mengaku pernah tinggal berpindah di beberapa kota di Indonesia, antara lain Bali dan Jakarta.
Baca juga: Mahasiswa Tata Busana USK Gelar Fashion Show FSTB 2024

Kemudian memilih kuliah pada jurusan mode atau fashion pada Presidential Academy Rusia. Ini tahun kedua buatnya kuliah mempelajari mode.
“Bagaimana kehidupan di Rusia, asyikkah?” tanya Tribun. Sambil tertawa, Danen menjawab, “Asyik banget (kuliah) di Rusia.”
Dalam konteks Moscow Fashion Show, Danen berperan sebagai perancang gaya alias stylist. “
Karena Kak Syukriah datang hanya berdua, bareng suami dari Aceh, Kak Syukriah sebagai desainer, dan suaminya sebagai fotografer.
Hari ini ada 27 models, jadi tidak mungkin kak Syukriah yang mengurusi semua. Jadi saya bertindak sebagai stylish outfit, mauun rambut para model,” kata Danen.
Ia mengakui, bukan bertindang langsung menata make-up dan membentuk rambut model. Namun ia memberi masukan terhadap mode busana dan tata rambut yang akan ditampilkan.

Baca juga: Ratu Barona Vonna Harumkan Aceh dan Indonesia, Bawa Pulang 2 Penghargaan Fashion Show dari Malaysia
Di belakang panggung memang tampak ratusan penata rambut. Mereka seperti salon pada umumnya. Setiap penampilan, para model terlebih dahulu memasuki meja tata rias.
Menurut Danen, busana karya Syukriah yang diperagakan, mempunyai kans masuk pasar Eropa, secara khusus Rusia.
Secara umum, anak muda produktif Rusia, usia 30 tahun ke atas, gemar mengenakan pakaian mode simpel, dengan dominasi warna hitam, putih dan abu-abu.
Pakaian yang agak monoton. Pada produk Syukriah, tampil lebih berani. Dan bahannya menggunakan produk daur ulang, sehingga sangat cocok pada pasaran Rusia.
Perempuan Aceh Libatkan 27 Model Peragakan Busana pada Moscow Fashion Show, Ini Rahasia Suksesnya
Sebelumnya Serambinews.com memberitakan, Syukriyah Rusydi, perempuan, perancang busana Indonesia asal Banda Aceh, ambil peran dalam ajang Moscow Fashion Week di Moskow, ibu kota Rusia, 13 hingga 18 Maret 2025.
Baca juga: Pj Ketua Dekranasda Apresiasi Integrasi Kegiatan di Lut Tawar Fashion Show
Ia mempertunjukkan pakaian-pakaian buatan sendiri yang layak dikonsumsi masyarakat Eropa dan dunia.
Syukriyah Rusydi melibatkan 27 model, semuanya perempuan pada sesi penampilan pada pekan peragaan busana di Moskow, Jumat (14/3/2025) pukul 15.30 waktu Moscow.
Pemilik merek dagang Reborn29 ini merasa bangga pertama kali dapat mengikutkan karya-karya rancangannya di hall A, Kota Moskow.
Pantauan Tribun Network, pakaian yang dikenakan 27 peragawati, secara umum menggunakan busana terusan. Gaun panjang.
Koleksi busananya, sepertinya mengikuti peralihan musim, di Moskow.
Jumat cuaca berembun, mendung, sesekali gerimis dan suhu permukaan berkisar 6 derajat sesius. Namun Sabtu, suhu udara lebih dingin, di bawah 0 derajat, yaitu -1 derajat Celsius.
Baca juga: Arab Saudi Cetak Sejarah Gelar Fashion Show Bikini, Desainer Pamerkan Pakaian Renang, Ditonton Pria
Syukriah lebih banyak menampilkan buasana warna genap, seperti hitam, hijau lumut, hijau dan cokelat. Ada sebagian cerah, bukan putih atau merah, melainkan abu-abu, mengarah krem.
Stylish outfit yang digunakan para model melanggak-lenggok di catwak Moscow Fashion Show merupakan kombinasi baju terusan atau longdress (baju panjang sebadan) dan tunik, yaitu pakaian atasan yang membutuhkan paduan bawahan.
Perpaduan warna juga tampak digunakan. Misal, gaun warna hitam berpadu dengan cokelat, atau hitam dengan hijau, atau hitam dan abu-abu.
Dari 27 peragawati, beberapa tampak mengenakan busana tertutup sehingga aurat tidak tampak, lalu memakai penutup kepala, berupa hijab tipis. Sebagian lagi mengenakan pakain dengan kain semi transparan.
Pola sebagian busana, menggunakan manik-manik seperti bulatan sulaman, menempel pada bagian dada hingga perut. Paduannya mirip jaring-jaring menjuntai ke lantai.
Perhelatan ini bukan saja disaksikan para penggemar busana dan mode, Hadir pula Nanang Fadillah, selaku Pelaksana Tugas Atase Pendidikan dan Kebudayaan merangkap Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow.
Nanang didampingi empat staf.
Adapun Syukriah didampingi Ata Amarullah, suami, yang datang bersama-sama dari Banda Aceh, serta Danendra, seorang stylish yang juga mahasiwa jurusan fashion (mode) di Presidentioal Academy Rusia.
Usai pagelaran, wartawan Tribun Network menemui Syukirah di belakang panggung. Tribun mewawancarainya, didampingi Nanang.
Ia sudah sejak lama menekuni pembuatan busana. Ia menggunakan merek dagang Reborn29. Brand ini sekaligus diambil dari inspirasi mengenai peran perempuan.
Ia telah terjun ke dunia desainer sejak 2001.
Pada usia 29 tahun, sebelum masuk angka psikologis usia 30 tahun, perempuan diharapkan menemukan jati dirinya. Dan itu yang dilakukan Syukriah, menemukan ide bisnis dan jadi merek dagang sejak 2011.
“Pada usia 29 tahun, saya selaku, perempuan mulai waswas. Saya sudah tidak muda lagi nih. Karena itu, perlu terlahir atau reborn kembali.
Dengan semangat reborn itu, kita perlu pegang prinsip, reborn your style,” ujar Syukriah sambil tertawa.
Rahasia Lolos ke Ajang Peragaan Mode Eropa
Dalam usia relatif muda, dapat menembus event atau ajang fashion show di Eropa, Syukirah membuka rahasia suksesnya.
Menurut wanita berhijab ini, ia tergabung dalam forum desainer Indonesia yaitu Indonesian Fashion Chamber (IFC).
IFC aktif menyertakan anggotanya mengikuti ajang peragaan busana di seluruh dunia, termasuk MFW.
IFC bekerja sama dengan Moscow Fashion Counsil. Dan setiap tahun, anggota IFC mengisi formulir kepesertaan tampil di MFW.
“Saya mengisi formulir dan apply. Yang menentukan lolos atau tidak, approval adalah pihak Moscow. Setelah saya isi, saya dikabari ikut kegiatan tahun ini,” ujar Syukirah.
“Apa rahasia dapat lolos kikut tampil pada ajang Moscow Fashion Week?” tanya Tribun Network.
Syukirah menjawab, “mungkin antara lain, jam terbang.”
Ia mengaku kerap mengikuti ajang peragaan busana di berbagai tempat.
“Dengan sering ikut event, desainer akan terlatih dalam mempersiapkan hal-hal teksni terkait acara peragaan busana.”
Ata Amarullah, suami Syukriah, mengatakan, sang istri memang kerap ikut ajang peragaan busana. Misalnya, Indonesiaon Fashino Show di Jakarta dan kegiatan sejenis.
Masih menurut Syukriah, pada penampilan di Moscow Fashion Week, ia membawa konsep busana berkelanjutan (sustainability).
Dia menerapkan prinsi zero waste, tanpa sampah, dalam menjahit busana.
“Bahannya dari bunga dandelion plus perca lalu diolah jadi bahan pakaian. Jadi dibentuk jaring-jaring tanpa ada sampah potongan-potongan kain.
Contoh rok berumbai-rumbai segi empat tadi, hanya sirobek pada bagian tengahnya,” kata Syukriah menjelaskan.
Walau datang dari Aceh, ia membawakan busana untuk universal. Bukana saja pakaian untuk wanita berhijab, juga kalangan modern dan non-muslimah. Dia membawa konsep mix and match.
Dengan membeli lima pasang busana, misalnya, konsumen dapat membuat kreativias, mengubah-ubah stelan pakaiannya, menjadi 10 mode. Dengan begitu, terlihat model pakaiannya beragam, variatif, tidak monoton.
Syukriah berharap dengan keikut sertaan pada perawaan busana di Rusia, maka terbukalah kesempatan dia memasarkan produk ke pasaran Eropa dan dunia.
“Jika memang kesempatan, atau ada toko yang tertarik bermitra, mengapa eggak?” kata Syukriah.
Ata Amarullah, suami Syukriah melanjutkan, ia dan istri kerap ikut event peragaan busana.
Selain di Indonesia, juga pernah tampil di Sitambul Turki, dan Paris Prancis, tampil dua kali. Kemudian di Singapura dan Malaysia. Lazim, Syukriah menampilkan busaha dengan unsur etnik.
Menurut Ata, beberapa desainer Rusia pernah datang ke ajang peragaan busana baik dilaksanakan di Indonesia atau di negara lain, pada saat yang sama Syukriah ikut tampil.
"Di forum itulah terjadi perkenalan dan saling tukar informasi akan adanya jadwal peragaan busana. Saat mereka datang ke Indonesia, sekarang gantian, kami yang datang ke mari," kata Ata.
Mengenai konsep busana yang dibawakan pada peragaan MFW 2025, ia mengusung adaptasi para perubahan musim, atau musim semi.
”Terinspirasi dangan alam, seprti perubahan musim, di mana terdapat musim gugur. jadi kami mempersiapkan produk untuk pasaran Eropa.”
Walau pertama masuk ke Rusia, ia berharap produk busana rancangan istrinya dapat diterima. Jika ada peminat, lazimnya mereka melakukan pemesanan secara dalam jaringan (online).
Ditemui di tempat serupa, Nanang Fadillah, selaku Pelaksana Tugas Atase Pendidikan dan Kebudayaan merangkap Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow mengakui mewakili Dubes Jose Tavares.
“Kami datang hari ini. Ini memang bukan hal pertama diikuti desainer asal Indonesia.
Yang namanya ada warga Indoensia tampil di ajang internasional. suatu kewajiban bagi kami untuk datang. Dan kami berteima kasih diundang hadir pada acara ini. jadi kami kami juga bangga,” kata Nanang. (domu d. ambarita)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.